ProbolinggoRaihPenghargaan Inovasi Layanan Publik

Wabup Probolinggo, Timbul Prihanjoko saat terima penghargaan dari Wakil Presiden RI Jusup Kala.

Wabup Probolinggo, Timbul Prihanjoko saat terima penghargaan dari Wakil Presiden RI Jusup Kala.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo masuk dalam 35 daerah top inovasi pelayanan publik terbaik se-Indonesia dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Republik Indonesia.
Penghargaan atas prestasi itu diterima oleh Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (26/5) kemarin. Turut mendampingi dalam kesempatan tersebut Kabag Organisasi M. Heru Santoso.
Selain Kabupaten Probolinggo, di Jawa Timur juga ada Kabupaten Banyuwangi, Pemekasan, Bojonegoro dan Tulungagung yang mendapat penghargaan serupa. “Sekitar dua bulan lalu, saya pemaparan di Kementerian PAN-RB bersama 99 daerah lain,” katanya.
Menurut Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko, Senin (30/5) berdasarkan hasil presentasi, Kabupaten Probolinggo terpilih menjadi 35 daerah terbaik. Saat itu, Wabup mempresentasikan pelayanan cepat berupa inovasi Jempol Mancep Layanan Cepat di Puskesmas Sumberasih lewat fingerprint. Setiap pasien yang datang, memasukkan data pribadi dan keluhannya yang masuk dalam data elektronik puskesmas.
Dengan demikian, dokter yang memeriksa cukup melihat data tersebut dan memberikan resep obat. Resep obat ini juga masuk data elektronik dan terkoneksi ke apotek puskesmas. “Semua dilayani tanpa kertas. Pasien tidak perlu membawa kertas ke sana kemari,” terang Wabup.
Saat ini layanan seperti itu masih diterapkan di Puskesmas Sumberasih saja. Tapi nanti, lanjut Wabup, layanan serupa akan dikembangkan ke puskesmas lain se-Kabupaten Probolinggo secara bertahap.
Lebih lanjut dikatakannya Inovasi Pelayanan Publik, Bagian Organisasi Setda Kabupaten Probolinggo yang membidangi Gelar Budaya Kerja menunjuk KBK Puskesmas Sumberasih, salah satu puskesmas mitra Kinerja di Kabupaten Probolinggo, masuk dalam Top 35 Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) Kemenpan-RB pada tahun 2016. Sejak tahun 2012, Puskesmas Sumberasih melaksanakan sistem Si Jempol Mancep Layanan Cepat untuk mengurangi waktu antrian pasien dan meningkatkan efisiensi waktu.
Setiap pasien yang datang hanya perlu menggunakan finger print untuk mencari data pribadi di database elektronik puskesmas. “Semua dilayani tanpa kertas. Pasien tidak perlu membawa kertas ke sana kemari,” katanya.
Sejak Si Jempol Mancep ini diluncurkan, waktu pendaftaran yang diperlukan setiap pasien jauh berkurang dari rata-rata tiga menit menjadi beberapa detik. Program ini berhasil menurunkan angka pernikahan anak dan angka ibu hamil bersalin di bawah 20 tahun secara drastis.
Tortila dari Puskesmas Sumberasih. KBK Tortila Puskesmas Sumberasih mengikuti lomba untuk kategori penilaian Pelayanan Bidang Jasa Medis. “Setelah melalui beberapa tahapan, Kami akhirnya memilih KBK Tortila,” ujarnya saat didampingi  Kabag Organisasi M. Heru Santoso.
Belajar dari pengalaman dari lomba-lomba sebelumnya, tahun ini Bagian Organisasi menginginkan Kabupaten Probolinggo meraih prestasi. Untuk mewujudkan keinginan itu persiapan kali ini lebih ditingkatkan, mulai dari penyusunan risalah, keselarasan dalam penampilan.
Bagian Organisasi dan KBK Tortila mempersiapkan secara maksimal dan selalu berkoordinasi. Keberhasilan KBK Tortila merupakan prestasi membanggakan. “Apalagi mampu mengalahkan beberapa rumah sakit sekelas RSUD Dr Soetomo Surabaya,” ungkapnya.
Keberhasilan ini diraih karena pada waktu itu KBK Tortila mampu menampilkan sebuah upaya perubahan Puskesmas dalam melayani masyarakat, khsususnya bagi orang sakit yang awalnya manual ke finger print. “Kalau manual, antrean itu menjadi masalah. Tetapi dengan finger print semua sistem sudah terbangun. Secara otomatis ketika jempol terdeteksi, maka sistem itu berjalan dengan cepat, sehingga memudahkan tim medis melakukan diagnosa,” jelasnya.
Hal lain yang menjadi nilai tambah KBK Tortila meraih prestasi ini karena adanya terobosan dengan memanfaatkan situasi keluarga pasien. Di mana sambil menunggu pasien, keluarga dibekali keterampilan dalam mengolah jagung hingga akhirnya memiliki nilai jual yang tinggi, tambahnya.n wap

Tags: