Probolinggo Raya Kembali Gelar Rapid Tes Gratis Peserta UTBK

Bupati Tantri pantau pelaksanaan rapid test gratis bagi calon mahasiswa. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Sejumlah calon mahasiswa nampak hadir di rumah dinas Wali Kota Probolinggo untuk mengikuti rapid test gratis, Selasa-Rabu (14-15/7). Rapid test ini merupakan keempat kalinya digelar Pemerintah Kota Probolinggo sebagai antisipasi penyebaran virus corona yang saat ini masih menjadi pandemi.
Surat keterangan sehat melalui rapid test memang menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi calon mahasiswa untuk mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di universitas yang menjadi tujuannya. Demikian pula di hari yang sama Kabupaten Probolinggo ratusan calon mahasiswa lakukan rapid test gratis.
Sebanyak 100 buah alat rapid test telah disiapkan Dinas Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (P2KB) Kota Probolinggo. Rapid test ini merupakan fasilitas yang diberikan pemerintah setempat secara gratis dengan ketentuan peserta merupakan calon mahasiswa asal Kota Probolinggo dengan melampirkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), foto kopi Kartu Keluarga (KK) dan form pendaftaran universitas yang dituju.
Terdapat lima orang tim tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan P2KB Kota Probolinggo sebagai panitia pemeriksa rapid test. Mereka menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, seperti sarung tangan, masker, face shield hingga baju hazmat.
Ketua Koordinator rapid test, Hariyanto, Rabu 15/7/2020 menjelaskan bahwa pihaknya tidak menemukan kendala berarti dan kegiatan dapat berjalan dengan lancar. “Alhamdulillah berjalan lancar dari pertama kami buka jam 9 tadi hingga saat ini. Rapid test ini bisa mengantisipasi dan mendeteksi dini kondisi peserta. Mudah-mudahan tidak ada satu pun calon mahasiswa yang reaktif, karena dilihat dari perkembangan kasus Covid 19, Kota Probolinggo grafiknya naik,” tuturnya.
Surat keterangan sehat yang dikeluarkan pemerintah melalui rapid test ini hanya berlaku selama tujuh hari. “Kami mengimbau kepada peserta, agar menggunakan surat keterangan sehat ini disesuaikan kebutuhan tanggalnya. Karena surat ini hanya berlaku tujuh hari sejak peserta melakukan rapid test. Selebihnya peserta melakukan rapid test kembali jika tanggalnya kadaluarsa,” ujarnya.
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengungkapkan pihaknya terus berupaya hadir di tengah-tengah masyarakat dalam situasi dan kondisi apapun. Menurutnya rapid test serupa akan terus dilaksanakan jika masyarakat masih memerlukan sebagai tindak lanjut kebutuhan berikutnya.
“Pemerintah harus terus memerhatikan apa yang menjadi harapan masyarakat, khususnya mahasiswa. Karena mereka (mahasiswa) ingin belajar dan tentunya tes ini menjadi syarat utama. Pemerintah harus hadir. Rapid tes ini kesekian kalinya ya, kita memberikan fasilitas ini agar kami bisa mengeluarkan surat keterangan sehat yang betul-betul bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Habib Hadi.
Selama pelaksanaan rapid test, Habib Hadi pun tak segan berkomunikasi dengan sejumlah calon mahasiswa yang berada di dalam ruangan. “Kalau reaktif, gimana?,” tanya wali kota pada seorang calon peserta rapid test. Nampak peserta lainnya ikut tertawa dan menutup kertas ke dahinya tanda mereka takut dan gugup akan menjalani rapid test.
Tak hanya itu, Wali Kota Habib Hadi pun menghadang sejumlah peserta yang telah menjalani rapid test di pintu keluar. “Gimana hasilnya? Tidak reaktif kan. Lebih baik ketahuan sejak dini, daripada terpapar, terlambat mengetahuinya,” parparnya.
Demikian pula dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menggelar rapid test massal untuk calon mahasiswa yang hendak mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Hal ini untuk memudahkan calon mahasiswa’masuk’ perguruan tinggi.
Rapid test digelar sejak Selasa hingga Rabu 14-15/7/2020 di ruang Tengger, kantor Bupati Probolinggo, di Jalan PB. Sudirman, Kota Kraksaan, yang diikuti oleh 293 calon mahasiswa. Tes cepat virus korona bagi kelompok milenial ini digelar secara gratis.
Kasi Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kabupaten Probolinggo Dewi Veronica, Rabu 15/7 menjelaskan, ratusan calon mahasiswa yang mengikuti rapid test massal ini menggunakan layanan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Selain calon mahasiswa yang memiliki KIP, juga untuk calon mahasiswa yang kondisi ekonomi keluarganya terbilang kurang mampu, dibuktikan dengan surat keterangan dari desanya masing-masing,” kata Dewi.
Sejatinya, pihaknya menargetkan sedikitnya 300 calon mahasiswa bisa dirapid test. Tetapi rapid test tahap kedua ini hanya diikuti oleh 293 orang, sedangkan pada tahap pertama pesertanya sekitar 50 orang saja. “Alhamdulillah hasilnya non reaktif semua. Jadi, setelah rapid test, meraka langsung mengetahui karena hasil rapid test kita serahkan,” tandasnya.
Dikatakan Dewi, rapid test bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Selain itu, juga sebagai pelengkap persyaratan dari pihak kampus terhadap mahasiswa baru, tegasnya.
Salah satu peserta rapid test, Dela Novita Sari mengaku sempat ketar-ketir saat akan menjalani pemeriksaan. Bahkan, ceritanya, rasa takut dan cemas, sudah campur aduk saat ia baru sampai di lobi gedung plat merah tersebut. “Awalnya takut, karena ini pertama kalinya saya ikut rapid test. Tapi harus tetap harus ikut karena surat kesehatan hasil rapid test menjadi persyaratan untuk ikut UTBK. Kebetulan saya mau kuliah di Surabaya,” tuturnya.
Dela menyebut, rapid test tanpa biaya itu amat membantunya agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tingggi. Ia pun mengucap terimakasih kepada Pemkab Probolinggo atas kepedulian pemerintah daeraj terhadap calon mahasiswa. “Saya sebagai warga Kabupaten Probolinggo mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Bupati Probolinggo atas kepedulian dan pelayanannya kepada kami,” tambahnya. [wap]

Tags: