Produksi Perikanan Tangkap di Pasuruan Naik 170 Persen

Nelayan Lekok, Kabupaten Pasuruan di tempat pelelangan ikan (TPI) pantai Lekok, Desa Jatirejo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Kamis (28/12). Produksi perikanan tangkap di Pasuruan tahun 2017 naik hingga 170 persen.

Pasuruan, Bhirawa
Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Pasuruan selama tahun 2017 menuai hasil memuaskan. Itu dibuktikan dengan realisasi produksi perikanan tangkap yang mencapai 11.896,2 ton.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, Slamet Nur Handoyo menyampaikan besaran capaian produksi itu setara 170 persen di atas target produksi selama setahun, yakni 8.289,56 ton.
Naiknya capaian itu lantaran nelayan mulai meninggalkan alat tangkap terlarang seperti mini trol, pukat harimau hingga jenis alat tangkap berbahaya lainnya.
“Nelayan saat ini sudah tak lagi menggunakan alat tangkap terlarang. Sehingga, ikan-ikan yang kecil tidak akan ikut tertangkap. Makanya, produksi perikanan tangkap di Kabupaten Pasuruan meningkat hingga 170 persen,” ujar Slamet Nur Handoyo, Kamis (28/12).
Menurut Slamet, saat ini ikan laut yang paling dominan ditangkap nelayan adalah kerang hijau, kerang darah, terasak, cumi dan teri nasi. Sedangkan ikan tangkapan perairan umum yang ditangkap diantaranya kepiting, nila dan ikan lempuk.
“Ada banyak upaya dalam meningkatkan populasi ikan dan produksi ikan tangkap. Tapi yang paling penting adalah sosialisasi kepada seluruh masyarakat tentang tata cara penangkapan ikan yang sesuai dengan peraturan perundangan,” papar Slamet Nur Handoyo.
Berdasarkan data Dinas Perikanan, jumlah nelayan saat ini mencapai 7.592 orang. Ribuan nelayan itu, tersebar di 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Lekok, Nguling, Kraton dan Rejoso. Dari jumlah itu, 12 orang diantaranya pernah berurusan dengan Polair pada tahun 2017, lantaran terbukti menangkap ikan dengan menggunakan alat yang berbahaya. [hil]

Tags: