PT DLU Minta Penyeberangan Ujung-Kamal di Subsidi

Penyeberangan Ujung-Kamal

Penyeberangan Ujung-Kamal

Surabaya, Bhirawa
Langkah pemerintah menurunkan tarif jembatan Surabaya Madura (Suramadu) sebesar 50 % , dianggap owner PT Dharma Lautan Utama ( DLU) kurang tepat, masalahnya dengan adanya subsisi tersebut bisa menimbulkan kecemburuan bagi penyeberangan lainnya.
Apalagi penurunan tarif penyeberangan Suramadu itu dianggap merugikan pemilik kapal feri penyeberangan Ujung-Kamal.
“Kalau ngomong subsidi, mereka (pemilik kapal) juga kan perlu subsidi, bukan hanya jembatan Suramadu saja,”  kata Ir.H Bambang Harjo owner PT DLU yang ditemui di sela sela memperingati HUT PT DLU yang ke 40 di Grand City Jumat malam (4,/3) lalu.
Sementara itu,  Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Jatim Khoiri Soetomo menyatakan penurunan tarif Suramdu itu  akan menambah penderitaan penyeberangan Ujung-Kamal. Beban kerugian yang sudah ditanggung sejak Suramadu dibuka semakin memberatkan perusahaan penyedia jasa penyeberangan yang menghubungkan Surabaya-Madura itu.
“Kami sudah merugi sejak Suramadu dibuka,” ujar Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Jatim Khoiri Soetomo kepada wartawan.
Sejak Suramadu dibuka, kata Khoiri, 12 dari 18 kapal feri yang melayani penyeberangan Ujung-Kamal langsung hengkang. Mereka lebih memilih mencari lintasan lain yang memberikan keuntungan. Akhir tahun lalu, dua kapal juga turut hengkang.  “Sekarang ada empat kapal yang beroperasi, namun praktis hanya tiga kapal yang jalan karena satu kapal sedang rusak,” lanjut Khoiri.
Empat kapal feri itu adalah dua kapal milik Angkutan Sungai Danau, dan Penyeberangan (ASDP), satu kapal milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) dan satu kapal milik PT Jembatan Nusantara. Kerugian, kata Khoiri, adalah penyebab utama hengkangnya sebagian besar kapal. Perusahaan pemilik kapal feri sudah tidak kuat menahan beban operasional setiap harinya.
“Untuk PT ASDP saja kerugiannya mencapai Rp 8,5 miliar per tahun. Itu untuk tahun 2014 menurut pembukuannya yang sudah diaudit. Untuk dua perusahaan lain kerugiannya tak jauh beda,” kata Khoiri. [ma]

Tags: