PU Bina Marga Sidoarjo Kebut Perbaiki Jalan Rusak

Perbaikan jalan rusak pada jalan yang selalu dilewati kendaraan besar, seperti tronton di atas 20 ton. [achmad suprayogi/bhirawa]

Perbaikan jalan rusak pada jalan yang selalu dilewati kendaraan besar, seperti tronton di atas 20 ton. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Merespon keluhan warga terkait masih banyaknya jalan rusak, yakni berlubang dengan kedalaman hingga 5 Cm hingga 10 cm. Dinas PU Bina Marga Sidoarjo langsung melakukan perbaikan, pemeliharaan lebih cepat. Tanpa harus menunggu proses atau mekenisme pelelangan yang memerlukan waktu lama.
Perbaikan jalan berlubang itu dimulai dari wilayah Sidoarjo Selatan, yakni mulai Porong hingga Prambon yang sehari-harinya juga dilewati kendaraan besar, tronton dengan tonase diatas 20 ton. Perbaikan jalan yang menggunakan sistem pemeliharaan untuk wilayah itu dibagi dalam tiga ruas, yakni Porong-Krembung, Krembung-Bulang dan Bulang-Prambon sepanjang 16 kilometer. Ditambah satu lagi untuk wilayah utara, yakni Sukodono-Kletek.
Agar pengerjaan bisa berjalan lebih cepat dan lebih baik lagi, Kepala Dinas PU Bina Marga, Ir Sigit Setyawan dengan didampingi para Kabid-kabidnya, Selasa (15/3) kemarin melakukan peninjauan secara langsung di lokasi perbaikan.
Menurut Sigit, perbaikan ini sebenarnya belum waktunya, karena jalan ini sebenarnya sudah masuk dalam program peningkatan jalan. Namun, jika menggunakan proses perbaikan melalui peningkatan, harus ditempuh dengan cara proses pelelangan dan itu memerlukan waktu yang cukup lama. ”Maka agar masyarakat bisa menikmati perjalanannya lebih aman dan nyaman dengan segera, tak takut lagi adanya jalan rusak. Sementara ini kami perbaiki dengan cara pemeliharaan terlebih dahulu,” jelasnya.
Menggunakan sistem itu sangat cepat dan efektif, dengan catatan tak banyak kendala. Banyaknya kendaraan kecil dan besar seperti troton yang lalu lalang, juga masih sering terjadinya hujan akan menjadi kendala dalam perbaikan ini. ”Perbaikan ini caranya cukup cepat, yaitu jalan yang berlubang ditutup terlebih dahulu dengan lapen, setelah itu baru diaspal hotmix,” ujar Sigit.
Kerusakan jalan yang terjadi sebenarnya banyak yang rutin, itu-itu saja. Kondisinya setelah dievaluasi jajaran Dinas PU Bina Marga karena akibat tingginya bahu jalan. Jadi kondisi jalan lebih rendah daripada bahu jalan disamping-samping. Maka, air hujan tak bisa cepat terserap atau mengalir keluar dari badan jalan hingga terjadilah genangan air. Bila genangan-genangan itu dilewati kedaraan besar, sejenis troton tentu saja akan rusak. Makanya solusi yang dilakukan harus ada drainease di sepanjang jalan itu,” terang Pak Sigit–sepaan sehari-harinya.
Akan tetapi, lanjutnya, proses perbaikan jalan yang sekalian dengan membuatkan drainase itu memakan biaya yang cukup besar. Selain itu, dengan banyaknya rumah-rumah warga, kita harus melakukan pendekatan, bersosialisasi dan berkoordinasi dengan mereka. ”Berhadapan dengan warga prosesnya tak mudah, ada warga yang mengerti dan ada pula warga yang tak mengerti arti pembangunan. Sehingga harus melakukan pendekatan secara intens,” ujar Sigit yang didampingi Kepala Bidang Pemeliharaan Yunan Choiron. [ach]

Tags: