Ratusan Mahasiswa Asing Pelajari Pariwisata Kota Batu

Ratusan mahasiswa asing saat mendatangi Balaikota Among Tani Batu untuk mempelajari pariwisata di kota ini.

Kota Batu, Bhirawa
Potensi pariwisata di Kota Batu mendapatkan perhatian dan kajian dari ratusan mahasiswa asing yang sedang menempuh studi di Indonesia. Senin (8/5) malam, sebanyak 454 mahasiswa asing dari 61 negara mengunjungi Balai Kota Among Tani. Mereka mendapatkan pengenalan terkait potensi wisata dan obyek wisata yang ada di Kota Batu.
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Suharti mengatakan, 454 mahasiswa asing tersebut merupakan mahasiswa program beasiswa Darmasiswa RI 2017. Saat ini mereka menempuh pendidikan di sejumlah 51 Universitas yang ada di seluruh Indonesia.
“Mahasiswa asing ini sengaja diajak ke Kota Batu yang memang terkenal dengan potensi wisatanya. Kami wajibkan mahasiswa asing ini untuk mempromosikan potensi wisata Indonesia Indonesia termasuk Kota Batu ke negara asalnya,”ujar Suharti.
Dengan adanya program beasiswa Darmasiswa RI 2017, diharapkan dapat menjadikan pesertanya sebagai duta Bahasa Indonesia di negara masing-masing. Suharti mengatakan bahwa para mahasiswa asing yang ikut dalam beasiswa ini adalah duta yang sebenarnya. Untuk itu persahabatan peserta harus tetap kuat.
“Kami sebagai penyelenggara sangat terbuka bagi lulusan Darmasiswa RI untuk kembali ke Indonesia, baik untuk berwisata atau melanjutkan kuliah. Semoga setahun ini bermanfaat bagi mereka dan Indonesia,” tuturnya.
Dalam kesempatan bertemu dengan para Mahasiswa Asing, Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko memanfaatkannya untuk mempromosikan potensi wisata Kota Batu. Ia mengenalkan beberapa destinasi wisata andalan yang dimiliki Batu. Mulai wisata buatan sampai wisata alam bahkan gedung Balai Kota Among Tani juga tak lupa ikut dipromosikan.
“Gedung Balaikota Among Tani ini bisa dimanfaatkan untuk masyarakat umum dan gratis. Di sini juga lengkap, manusia, tumbuhan, dan hewan hidup saling berdampingan,” ujar ER, panggilan akrab Eddy Rumpoko.
Pada momen itu juga, mahasiswa asing dari Hungaria, Aniko Biro mengaku sempat kesulitan beradaptasi dengan budaya Indonesia. “Indonesia dan Hungaria sangat berbeda. Awalnya saya sedikit sulit beradaptasi. Tapi saya senang karena dapat belajar banyak hal dan teknik baru mengenai desain,” ujar Aniko yang kuliah di ISI Denpasar, Bali.
Mahasiswi Desain Produk itu mengatakan begitu tertarik dengan kesenian topeng. Untuk itu setelah menyelesaikan kuliah di Hungaria, ia mengatakan rencananya kembali ke Indonesia untuk mendalami topeng.
Sementara, mahasiswa dari Polandia, Monika Piotrowska mengatakan dirinya tertarik untuk mendalami belajar Bahasa Indonesia dalam program Darmasiswa UI. Karena dirinya berencana untuk bekerja di Kedutaan Besar Polandia untuk Indonesia.
“Awalnya saya sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia. Karena bantuan guru dan dosen yang luar biasa, saya sudah bisa komunikasi menggunakan Bahasa Indonesia,” ujar Monika. [nas]

Tags: