Refleksi Penerimaan dan Penolakan Hari-Hari Perayaan

Oleh :
Azhar Muttaqin
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang

Mengapa suatu peristiwa, keadaan atau momentum disepakati sebagai suatu hal penting atau istimewa? Bahkan tidak jarang ada tanggal khusus untuk memperingatinya. Paling tidak karena di dalamnya terkandung suatu makna kehidupan yang sangat bernilai dan bisa mempengaruhi kualitas positif hidup seseorang jika mampu menghayati dan mengamalkannya. Di beberapa Negara bahkan ada yang menjadikan tanggalnya sebagai hari besar atau hari libur nasional, dan ada juga yang tidak.

Di Indonesia, sebenarnya banyak hari penting yang diperingati, tapi hanya ada 16 yang menjadi hari besar Nasional. Ditandai dengan tanggalnya berwarna merah menunjukkan bahwa hari itu secara resmi menjadi hari libur Nasional. Mulai dari Tahun Baru Masehi, Imlek, Isra Mi`raj, Nyepi, Wafat Isa al-Masih, Hari Buruh Internasional, Idul Fitri, Waisak, Kenaikan Isa al-Masih, Hari Lahir Pancasila, Idul Adha, Tahun Baru Islam, Kemerdekaan RI, Maulud Nabi Muhammad SAW. dan Hari Natal. Kesemua hari-hari besar ini, masing-masing memiliki makna yang sangat bernilai positif.

Ada hari yang diperingati oleh seluruh penduduk Indonesia, dan ada yang hanya oleh kelompok tertentu saja. Hari Raya Kemerdekaan RI adalah salah satu hari yang diperingati seluruh penduduk Indonesia, karena merupakan hari penting kebangsaan dan maknanya dirasakan oleh seluruh kelompok masyarakat, tanpa terkecuali. Bagi yang anti dengan perayaan hari ini, bisa digolongkan kelompok anti NKRI atau kelompok separatis. Memperingati Hari Kemerdekaan RI dimaknai sebagai bentuk napak tilas terhadap perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dari penjajah. Hari dimana bangsa Indonesia menjadi sebuah Negara yang bebas merdeka, berdaulat, mandiri, berdikari, dan terlepas dari belenggu kolonialisme bangsa lain. Dengan diperingatinya hari itu, diharapkan makna dan semangat kemerdekaan terus diwariksan dari generasi ke generasi, untuk dijaga dan dilestarikan.

Hari Raya Idul Fitri merupakan hari penting yang hanya dirayakan oleh umat Islam. Walaupun tidak ada larangan bagi umat lain untuk ikut merayakannya. Istimewanya hari ini bagi umat Islam karena ada makna kemenangan melawan hawa nafsu dan kesucian dari dosa-dosa setelah berpuasa sebulan penuh di bulan suci ramadhan. Tidak satupun umat Islam yang berbeda pandangan tentang betapa istimewanya hari ini untuk diperingati, bahkan selalu dinanti setiap tahunnya. Demikian juga Hari Raya Natal bagi umat Kristiani, Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu, Hari Raya Waisak bagi umat Budha. Masing-masing umat pasti memiliki formulasi pemaknaan tersendiri terhadap hari-hari besar dan istimewa tersebut. Dengan pemaknaan itu diharapkan ada dan berkembangnya kualitas positif bagi yang memperingati, baik secara individu maupun kelompok, baik secara internal maupun eksternal. Artinya tidak hanya untuk kelompok mereka sendiri, tapi juga untuk orang lain di luar kelompok mereka. Ini dimaksud sebagai nilai kebaikan universal dari diperingatinya hari-hari istimewa tersebut.

Secara global, ada banyak hari peringatan yang ditetapkan secara resmi oleh Dewan Dunia seperti PBB, dan ada juga yang karena mentradisi di negara-negara besar di wilayah berpengaruh seperti Erofa dan Amerika. Di Bulan februari ini saja ada minimal 7 hari yang diperingati secara internasional, 3 yang paling populer, yaitu Hari Kanker Dunia, Hari Nol Toleransi Bagi Praktek Sunat Perempuan, dan Hari Kasih Sayang atau Valentine`s Day. Setiap hari tersebut diperingati karena diyakini mengandung makna yang sangat istimewa, bahkan memiliki pesan positif bagi kemanusiaan. Tapi apakah semua orang sepakat untuk menangkap makna hakikinya?, atau malah memaknainya sebagai kampanye terhadap suatu kesalahan yang harus diwaspadai dan dihindari.

Valentine`s Day misalnya, atau juga kenal sebagai hari kasih sayang. Hari ini diperingati sebagai manipestasi rasa cinta seseorang kepada yang lain. Biasanya diwujudkan dalam bentuk ungkapan cinta melaui ucapan maupun pemberian sesuatu yang menyimbolkan ada cinta di dalamnya. Siapa kah yang anti terhadap rasa cinta?, tentu tidak ada. Cinta adalah energi positif, dan salah satu sumber semangat dan kebahagiaan. Akan tetapi kenapa ada kampanye penolakan terhadap hari ini?, khususnya di Indonesia.

Harus dipahami, bahwa tidak semua perayaan pada peristiwa atau momentum yang ada pada hari tertentu diterima dan dimaknai secara positif oleh semua orang. Bahkan ada beberapa perayaan yang mendapat penolakan sangat luas, seperti 1 maret sebagai hari Solidaritas LGBT Dunia. Valentine`s Day termasuk juga mendapat penolakan, khususnya oleh kelompok besar masyarakat di Indonesia, karena dianggap mengandung hal-hal yang menyimpang dari norma agama dan kultur bangsa yang luhur. Tidak hanya dari kelompok keagamaan, tetapi juga dari gerakan pemuda dan lembaga pemerintahan. Seperti penolakan Wali Kota Aceh, Pemerintah Kota Kediri, Dinas Pendidikan Kota Bandung, dan lain-lain. Umumnya mereka menilai, pemaknaan Valentine`s Day sebagai hari cinta dan kasih sayang adalah ambigu dan klise semata. Karena cinta dan kasih sayang tidak terikat dengan hari tertentu. Bahkan yang sering terjadi, hari itu diperingati dengan aktifitas-aktifitas yang menyimpang dari norma agama, seperti sex bebas, pesta pora dengan pakaian kurang senonoh, serta minum-minuman keras. Belum lagi ada yang mengkaitkan hari itu dengan ritual keagamaan yang sesat.

Dari sini kita dapat mengambil benang merah, besar kecilnya pemaknaan hari-hari istimewa sangat tergantung pada besar kecilnya penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap kualitas peristiwa atau keadaan yang ada pada hari tersebut. Termasuk manfaat dan cara memperingatinya. Misalahnya tidak ada penolakan tanggal 10 november sebagai Hari Pahlawan karena betul-betul sebagai momentum penghormatan kepada jasa-jasa pahlawan dalam membela tanah air. Perayaannya pun biasanya berjalan khidmat, sesuai dengan esensinya untuk memperingati jasa-jasa pahlawan yang telah gugur. Berbeda dengan Valentine`s Day yang diragukan makna cinta suci yang diusungnya, karena dalam prakteknya lebih menonjolkan hubungan percintaan yang melanggar norma agama dan budaya bangsa yang luhur.

———— *** ————-

Tags: