RSUD dr Soetomo Surabaya Tangani Kembar Siam Dempet Perut

Ketua Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu RSUD dr Soetomo Agus Harianto saat menjelaskan kondisi kembar siam ke-86 yang dirawat, Selasa (9/1) kemarin. [gegeh bagus setiadi/bhirawa]

(Liver Salma-Sofia Menyatu, Omphalokel Rawan Pecah )
Surabaya, Bhirawa
RSUD dr Soetomo Surabaya menangani bayi kembar siam dempet perut (omphalopagus) yang dilahirkan pada Senin (8/1) dan merupakan bayi kembar siam ke-86 yang telah mereka tangani.
Ketua Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu RSUD dr Soetomo Agus Harianto mengatakan kelahiran bayi kembar siam dempet perut ini memang sudah mereka persiapkan secara khusus sebelum kelahiran dengan berkonsultasi di Fetomaternal. Sebab bayi itu tergolong kembar siam yang survival.
“Kedua bayi terlahir dengan berat keduanya 4.395 gram secara prematur yaitu sekitar 37 dan 38 minggu,” kata dia usai melakukan rapat koordinasi dengan tim Kembar Siam RSUD dr Soetomo, Selasa (9/1).
Kedua bayi yang diberi nama Salma dan Sofia tersebut saat ini dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) GBPT. Bayi ditempatkan di alat penghangat bayi atau Infant Warmer. Alat tersebut difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi bayi yang lahir dini (prematur) untuk memonitor suhu bayi.
Agus menjelaskan, bayi itu merupakan kembar siam dempet perut dengan bagian omphalokel tipis yang mudah pecah. Kondisi bayi juga hiperlodosis atau dengkek karena posisi dalam kandungan.
“Saat ini perawatannya stabilisasi mencegah terjadinya infeksi dan mencegah jangan sampai omphalokel yang tipis itu pecah dengan diberikan infus sebagai protein, oksigenasi untuk pernafasan dan kami rawat luka pada omphalokel dengan pemberian anti B3,” ujar dia.
Rencananya, stabilisasi akan dilakukan hingga bayi memiliki berat masing-masing lima kilogram atau dalam waktu 10 minggu. Untuk saat ini masih dalam tahap observasi lebih lanjut, karena usus bayi dalam kondisi terpisah karena keduanya sudah buang air besar. Hanya saja liver dalam kondisi menyatu dan jantung belum sempurna.
“Jantung masih kami pantau apa masih terbuka atau tertutup. Kami tidak berani asumsi yang penting kami rawat, tingkat keberhasilan operasi tinggi kalau berat badan mereka sudah ideal,” tuturnya.
Menurut Agus, jika sekarang dioperasi, maka bayi akan berada dalam kondisi emergensi, karena pihaknya belum tahu struktur anatomi dan pemeriksaannya yang dilakukan belum lengkap, jadi berisiko tinggi . Namun dia menegaskan, akan melakukan pasti melakukan operasi emergensi jika kondisi darurat.
Agus menambahkan, kedua bayi akan dirawat di ICU hingga stabil. Indikasinya keduanya bisa minum sendiri dan tidak kedinginan kemudian dipindahkan ke ruang rawat inap khusus bayi kembar siam. Perawatannya sepenuhnya dilakukan di rumah sakit dengan pangawasan 50 dokter dari 117 anggota tim kembar siam yang sudah mengikuti rapat perawatan.
“Bayi ini anak pertama kedua, ada keturunan kembar juga dari ibunya. Tapi orang tua tidak mau diekspos. Yang pasti mereka dari Surabaya dan sekitarnya,” ujarnya. [geh]

Tags: