RSUD Waluyo Jati Kabupaten Probolinggo Pastikan Mahasiswa Sehat

RSUD Waluyo Jati Kraksaan lakukan pengecekan mahasiswa.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

(Tak Terinfeksi Virus Corona Ketika Menempuh Studi di China)
Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Setelah menjalani observasi selama 3 (tiga) hari di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, mahasiswa Kabupaten Probolinggo yang baru pulang dari China akhirnya kembali ke keluarganya masing-masing. Hal ini dilakukan setelah pihak rumah sakit memastikan para mahasiswa ini dalam keadaan sehat dan tidak terindikasi terjangkit Novel Corona Virus (n-CoV). Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto, Jum’at 7/2/2020.
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo H. Soeparwiyono, Inspektur Sigit Sumarsono, Asisten Pemerintahan dan Kesra Tutug Edi Utomo, Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. Mansur, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Yulius Christian dan Direktur RSUD Tongas dr. Hariawan Dwi Tamtama.
“Mahasiswa Kabupaten Probolinggo yang baru datang dari China ini langsung dilakukan pengamatan dan pemantauan pertama di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Sebelumnya mereka telah menjalani sejumlah screening mulai sebelum keluar dari China hingga tiba di Indonesia,” katanya.
Menurut Anang, saat ini sudah ada 16 mahasiswa Kabupaten Probolinggo yang sudah pulang dan datang di Kabupaten Probolinggo. Dari sini ada 10 mahasiswa yang sudah diobservasi selama 2 hingga 3 hari. Selanjutnya mereka kembali ke rumahnya masing-masing.
“Progres dari Pemerintah Daerah, mahasiswa yang sudah kembali ke keluarganya masing-masing tetap akan dimonitor oleh puskesmas. Jika kemudian hari ada sesuatu, maka kita akan kembalikan ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan lebih lanjut,” jelasnya.
Anang menjelaskan sebenarnya para mahasiswa ini bukan berada di Wuhan. Tetapi kota lain yang jaraknya hampir mencapai 900 kilometer. Disana para mahasiswa menjalani sejumlah pemeriksaan yang sangat ketat dan tidak diijinkan keluar rumah.
“Setelah keluar dari China, mereka juga menjalani pemeriksaan. Mereka memenuhi prosedur keimigrasian dan kesehatan pelabuhan, mereka mendapatkan kartu kuning kesehatan. Observasi ini merupakan fokus dari Ibu Bupati agar mereka betul-betul terlayani dengan baik. Alhamdulillah semuanya sehat,” tegasnya.
Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. Mansur menyebutkan puluhan mahasiswa tersebut dilakukan pemeriksaan berupa tanya jawab apakah terkena demam, batuk dan sesak. Disamping juga pemeriksaan fisik berupa tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan serta suhu tidak boleh lebih dari 38 derajat celcius. “Selanjutnya ditindaklanjuti dengan foto rontgen. Tetapi tidak ada tanda-tanda dari virus tersebut,” ujarnya.
Mansur menegaskan bahwa mahasiswa ini adalah orang dalam pemantauan dan sehat. Sebab mereka hanya diobservasi dan tidak ada pantangan apapun baik makanan dan minuman. Hanya saja mereka harus membatasi aktivitasnya dan disarankan selalu memakai masker sampai masa batas inkubasi hingga 14 hari.
“Sesampainya di rumah mereka juga tetap harus memakai masker dan membatasi komunikasi dengan keluarga dan masyarakat. Hal ini dilakukan agar tetap sehat. Sebab jika orangnya sehat, maka virus dan kuman tidak akan mampu menyerang,” tegasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo H. Seoparwiyono menyampaikan upaya observasi terhadap mahasiswa yang baru datang dari China ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan harapan warganya tetap sehat.
“Mereka itu tidak sakit dan disana sudah dilakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan, mereka yang betul-betul sehat boleh pulang. Observasi ini merupakan SOP (Standar Operasional Prosedur) dari rumah sakit sesuai dengan petunjuk Ibu Bupati agar mereka tetap sehat,” katanya.
Sekda Soeparwiyono menegaskan upaya observasi ini dilakukan dengan maksud ingin memastikan agar warga Kabupaten Probolinggo yang baru pulang dari China senantiasa tetap sehat. “Setelah pulang kita akan pantau mereka sampai 14 hari. Sementara ini baru mahasiswa, untuk masyarakat yang menjadi TKI kami sudah meminta para Camat dan Kepala Desa agar mendeteksi apakah ada warganya yang disana. Sekali lagi, harapannya semua warga Kabupaten Probolinggo sehat,” harapnya.
Dalam rangka menciptakan masyarakat Kabupaten Probolinggo yang sehat dan pencegahan masuknya infeksi Corona Virus (n-CoV), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo melakukan sejumlah upaya dan antisipasti kesiapsiagaan menghadapi infeksi virus tersebut, lanjutnya.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Probolinggo adalah dengan melakukan koordinasi lintas sektor di Kabupaten Probolinggo. Hal itu dimaksudkan sebagai cara menyiapkan diri dan antisipasi apabila ada pasien dengan ciri-ciri penyakit mematikan yang berasal dari Wuhan, China ini.
Selain itu juga melakukan penjemputan mahasiswa asal Kabupaten Probolinggo yang pulang dari China di Stasiun Gubeng Surabaya. Selanjutnya mahasiswa ini langsung dibawa ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan surveilans rumah sakit.
Lebih lanjut dr. Anang Budi Yoelijanto menyampaikan Novel Corona Virus adalah virus baru penyebab penyakit saluran pernafasan. Virus ini berasal dari Cina dan merupakan satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS.
“Gejala klinis dari virus Corona ini diantaranya demam, batuk pilek, gangguan pernafasan, sakit tenggorokan serta letih dan lesu. Masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat setiap hari untuk mencegah penularan virus tersebut,” katanya.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari virus Corona diantaranya rajin Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), gunakan masker apabila sedang batuk atau pilek, konsumsi gizi seimbang serta perbanyak makan sayur dan buah, hati-hati apabila kontak dengan hewan, rajin olahraga dan istirahat yang cukup, jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak serta bila batuk, pilek dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan.
“Sebagai bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi infeksi n-CoV ini, saya meminta agar rumah sakit dan puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo untuk segera melakukan deteksi dini dan respon wilayah,” jelasnya.
Anang menerangkan komunikasi resiko dan pemberdayaan masyarakat diperlukan sebagai sistem komunikasi resiko, koordinasi internal dan kemitraan, komunikasi publik, mengatasi ketidakpastian persepsi dan manajemen informasi yang salah serta media promosi kesehatan.
“Kegiatan koordinasi ditujukan dengan cara sosialisasi, sekaligus merencanakan kegiatan pencegahan agar masyarakat Kabupaten Probolinggo tidak terjangkit virus Corona yang melibatkan semua pihak di Kabupaten Probolinggo,” tambahnya.(Wap)

Tags: