Sambut MEA, Diskoperindag Siapkan Standarisasi Produk

Setiyanti Ardi Prasetiawan, isteri  Pj Bupati Mojokerto dalam kegiatan pelatihan pelaku IKM di Trawas. (kariyadi/bhirawa).

Setiyanti Ardi Prasetiawan, isteri Pj Bupati Mojokerto dalam kegiatan pelatihan pelaku IKM di Trawas. (kariyadi/bhirawa).

Kab.Mojokerto, Bhirawa.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto, menggelar acara Pembinaan Ketrampilan Kerja Industri Kecil dan Menengah (IKM) Tahun Anggaran 2015, Pembinaan pelaku IKM ini digelar sebagai antisipasi  gempuran pasar bebas dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), di Hotel Puncak Ayana, Trawas.
Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto, dalam laporannya  memaparkan bahwa kegiatan tersebut sengaja dibuat untuk memetakan kemampuan dan kekuatan para pelaku industri kecil dan menengah sebagai salah satu penyumbang Pendapat Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Mojokerto, terutama dalam menghadapi persaingan ketat MEA.
“Di Kabupaten Mojokerto ada sekitar 43.000 pelaku usaha, kita masih butuh waktu untuk memberi pelatihan secara menyeluruh. Tahun 2015 kita telah melakukan pelatihan kepada kurang lebih 1.200 pelaku usaha lainnya, kita masih akan terus melakukan pelatihan secara merata. Disamping itu, kita juga akan mengukur perkembangan pelatihan dengan melakukan evaluasi,” jelas Bambang.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Mojokerto, Setiyanti Ardi Prasetiawan, mewakili Pj Bupati Mojokerto yang juga  Kepala Disperindag Provinsi Jawa Timur, M. Ardi Prasetiawan yang berhalangan hadir, turut menyampaikan bahwasannya MEA bukan satu-satunya momok ancaman yang harus dikhawatirkan secara berlebih. Setianti optimis bahwa perguliran dan kelangsungan dunia usaha industri kecil dan menengah mampu bertahan dari ancaman-ancaman eksternal. Menurutnya kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh para pelaku usaha tersebut, mampu memenuhi tuntutan dan selera pasar.
“Saya kira MEA bukan satu-satunya ancaman yang bisa menghabisi kita, saya percaya bahwa kita punya karakter dan standarisasi produk yang tidak mudah ditiru oleh pesaing. Packaging atau kemasan produk-produk kerajinan juga harus terus ditingkatkan sebab produk yang representatif dengan tempat asal-usulnya sangat diminati, dengan cara penerapan ekonomi berbasis Majapahit misalnya. Selain sebagai identitas dan ciri khas Kabupaten Mojokerto, ia mampu merepresentasikan kultur budaya dan wisata Kabupaten Mojokerto secara efektif,” ujar Setianti optimis.
Acara yang juga dihadiri oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Mojokerto, Kepala Bagian dan Perekonomian, serta Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Mojokerto ini, memberi pelatihan kepada 5 kelompok usahawan yang berkecimpung di dunia usaha indistri kecil dan menengah.
Antara lain para pelaku usaha kerajinan desain perak yang baru saja tiba dari studi banding ke Kabupaten Pacitan, peningkatan mutu desain dompet, peningkatan proses kualitas pembuatan dompet, reparasi telematika, serta pengecatan dan pengelasan otomotif.  Seluruh peserta mendapat pembekalan, teori, dan praktek langsung oleh mentor dan para narasumber yang sudah ahli di bidang masing-masing.
“Dekranasda berkomitmen untuk terus memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan perajin, dengan mendorong semangat kewirausahaan serta meningkatkan kwalitas poduk kerajinan. Kami juga akan mengakomodir para pengusaha dan pengrajin yang ingin menampilkan produksinya, semaksimal mungkin akan kita jembatani sebagai bentuk upaya pengembangan pasar regional, nasional, bahkan go internasional,” tambahnya. [kar,adv]

Tags: