Sepi Murid, Empat SDN di Sidoarjo Dimarger

SDN Celep 1 dan 2 yang akan di marger oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

SDN Celep 1 dan 2 yang akan di marger oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Minimnya murid di beberapa sekolah dasar di wilayah Sidoarjo digabungkan/marger. Penggabungan dua sekolah menjadi satu sekolah dilakukan Dinas Pendidikan (Dindik) Sidoarjo, Kali ini ada empat SDN yang sudah dimerger untuk digabung menjadi dua sekolah karena minimnya siswa.
Adapun sekolah itu mulai dari SDN Celep 1 Kec Sidoarjo dimarger dengan SDN Celep 2 menjadi SDN Celep 1. Sedangkan SDN Mliriprowo 1, Kec Tarik akan dimarger dengan SDN Mliriprowo 2 menjadi SDN Mliriprowo 1.
Kabid Pendidikan Dasar, Djoko Supriyadi mengatakan, marger dilakukan karena minimnya siswa di sekolah yang dimarger. SDN Celep 2 dimarger dengan SDN Celep 1 karena jumlah siswanya hanya 67 siswa. Sedangkan di Celep 1 sebanyak 130 siswa. Untuk siswa di SDN Mliriprowo 2 bahkan hanya berjumlah 30 siswa yang akhirnya digabung dengan siswa SDN Mliriprowo 1 yang berjumlah 130 siswa. ”Marger dilakukan agar proses belajar mengajar semakin optimal,” katanya, Kamis (17/11).
Dia mengungkapkan, di kawasan SDN Celep 2 dan SDN Mliriprowo 2 jumlah penduduk yang berdomisili cukup sedikit. Masyarakat setempat bahkan lebih condong memilih sekolah lain karena akses transportasi lebih gampang. ”Di Mliriprowo karena berbatasan dengan Mojokerto banyak juga yang memilih bersekolah di luar kota,” ujarnya.
Kini Dindik telah melakukan proses marger hingga puluhan kali. Total SDN di Sidoarjo saat ini berjumlah 542 sekolah. ”Sebelumnya lebih banyak karena proses margernya menjadi sedikit,” terangnya.
Menurutnya, untuk proses marger bangunan di SDN Celep 2 nantinya akan dipakai untuk Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos). Seluruh siswa dan guru akan dipindah ke Celep 1. Sedangkan untuk di Mliriprowo bangunan kedua sekolah tetap akan digunakan karena jaraknya yang dekat. ”Untuk di Mliriprowo bangunannya tetap dua tetapi satu kepala sekolah,” pungkas Joko Supriyadi. [ach]

Tags: