Sepi, Pedagang Pasar Mimbaan Situbondo Keluhkan Setoran Retribusi

Barisan lapak pedagang di kompleks Pasar Mimbaan Panji Situbondo tampak sepi dari pembeli. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Sejumlah padagang di kompleks Pasar Mimbaan, Kecamatan Panji, Situbondo mengeluhkan biaya retribusi yang rutin dibayar. Bahkan para padagang mengaku sudah tidak mampu harus menyetor retribusi Rp 6000/hari. Adanya setoran retribusi ini justeru dinilai terlalu tinggi, mengingat omset pedagang terus menurun karena belakangan animo pembeli semakin sepi.
Kata salah satu pedagang Pasar Mimbaan Wahyu, mengatakan penarikan retribusi pasar tersebut mulai dinaikkan sejak ada peralihan pengelolaan pasar ke Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Situbondo. Menurut Wahyu, adanya kenaikan biaya retribusi pasar sudah berlangsung cukup lama. “Setiap lapak pedagang harus membayar retribusi Rp 180 ribu perbulan atau Rp 6000/hari,” tandas Wahyu.
Wahyu menambahkan, pembayaran retribusi tersebut sangat berbanding terbalik dengan pendapatan pedagang selama ini. Para pedagang kecil utamanya, aku Wahyu, sangat merasakan tambahan beban retribusi karena pasar selalu sepi dari pembeli.
Sebaliknya, terangnya, dikala pasar masih dikelola Badan Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Situbondo, biaya retrIbusi Pasar Mimbaan hanya ditarik Rp 1000 rupiah/hari tiap lapak. “Itu sangat meringankan pedagang,” ungkap Wahyu.
Masih kata Wahyu, saat ini para pedagang hanya bisa berjualan sampai jam 20.00, karena waktu itu lampu di pasar sudah dimatikan petugas. Oleh karena itu, Wahyu meminta Diperdagin membuat terobosan, agar pasar Mimbaan sebagai pasar tradisional terbesar di Kota Ssantri selalu ramai oleh pembeli. “Sehingga para pedagang tidak akan kesulitan membayar besarnya biaya retribusi tiap harinya,” papar Wahyu lagi.
Seementara itu Kepala Disperdagin Kabupaten Situbondo, Tutik Margiyanti, ketika dikonfirmasi perihal keluhan para pedagang Pasar Mimbaan tidak berhasil ditemui di ruang kerjanya di Jalan Mawar Situbondo. Wahid Wahab, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan juga senada ketika dihubungi sambungan teleponnya juga tidak aktif. [awi]

Tags: