Smadatara, Sekolah Kelima di Jatim yang Jalin Kerjasama dengan Lembaga Kenegaraan

Kepala Smadatara Slamet Riyadi, mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta saat acara kegiatan pembaretan dan peresmian sekolah. [sawawi]

Lulusan Punya Banyak Keunggulan, Bisa Diterima di Akpol, TNI dan Kedinasan PTN
Kabupaten Banyuwangi, Bhirawa
Di Kecamatan Genteng Banyuwangi, kini resmi berdiri SMAN 2 Taruna Bhayangkara Jatim. Sekolah yang sebelumnya berstatus sekolah umum itu, kini menjadi sekolah ke lima di Provinsi Jawa Timur yang menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga kenegaraan.
Minggu pagi (19/12) kawasan SMAN 2 Taruna Bhayangkara Jatim, yang terletak di Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi tampak sibuk. Semua personil civitas sekolah mempersiapkan kedatangan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansah bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta untuk meresmikan sekolah SMAN 2 Taruna Bhayangkara Genteng Banyuwangi Jatim. Ikut mendampingi diantaranya Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi serta Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani.
Menurut Gubernur Khofifah, keberadaan SMAN 2 Taruna Bhayangkara (Smadatara) Genteng Banyuwangi ini merupakan sekolah kelima di Jatim yang menjalin kerjasama dengan lembaga kenegaraan. Selain melakukan peresmian sekolah, Gubernur Jatim juga meninjau sejumlah sarana prasarana SMAN 2 Taruna Bhayangkara Genteng Jatim. “Para siswa ini akan mendapatkan tambahan materi pelajaran tentang bela negara,” terang Gubernur Khofifah.
Masih kata Gubernur Khofifah, selain melakukan peresmian Smadatara Genteng Banyuwangi Jatim, ia juga sempat memimpin acara pembaretan kepada siswa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta. Gubernur Khofifah mengaku mengapresiasi atas keberadaan sarana prasarana SMAN 2 Taruna Bhayangkara Genteng Banyuwangi. “Ya ini fasilitasnya sangat memadai untuk menjadi asrama siswa. Ini menjadi kebanggaan kami,” cetus Gubernur Khofifah.
Sementara itu, Slamet Riyadi Kepala SMAN 2 Taruna Bhayangkara, Genteng, Banyuwangi menyatakan, pendidikan ketarunaan dengan kelengkapan asrama atau pendidikan berasrama bukan sesuatu yang baru dalam konteks pendidikan di Tanah Air. Bahkan, aku Slamet Riyadi, keberadaan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia sudah menerapkan konsep pendidikan ketarunaan berasrama dalam wujud “Sekolah Ketarunaan” juga cukup lama berjalan.
“Pendidikan sekolah ketarunaan berbasis asrama di Provinsi Jawa Timur ada empat sekolah. Pembentukan sekolah ketarunaan berasrama ini didasarkan atas pertimbangan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih utuh. Ini sekolah kelima,” tutur Slamet Riyadi.
Masih kata Slamet Riyadi, SMAN 2 Taruna Bhayangkara Genteng Jatim kedepan diharapkan dapat mempersiapkan generasi yang handal, unggul dan berkarakter (jujur, cerdas, tanggap, tangguh, tanggon, bermoral luhur, mandiri dan disiplin). Selain itu, imbuh dia, sekolah dapat memberikan motivasi kepada seluruh taruna agar ke depan menjadi generasi yang memiliki skill yang berguna untuk bangsa, negara, keluarga dan dirinya sendiri. “Ini juga untuk membangun tekad yang kuat dan berjuang agar dapat berhasil bersaing dengan sekolah taruna dan sekolah reguler,” kata mantan Kepala SMAN 1 Sukosari Bondowoso itu.
Slamet menambahkan, peresmian sekolah yang ia pimpin diharapkan dapat mencetak pribadi yang berprestasi, memiliki kecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani serta menjadi pribadi yang memiliki rasa cinta tanah air dan berwawasan kebangsaan serta global.
Tak cukup itu, sambungnya, diharapkan juga siswa dapat menjadi pribadi yang mampu berkomunikasi dengan baik, peka dan peduli pada sesama serta mampu beradaptasi dengan lingkungan yang majemuk. “Semoga SMAN 2 Taruna Bhyangkara Genteng Banyuwangi Jatim ini mempunyai harapan besar dalam mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing dengan sekolah taruna yang lain,” ungkap Slamet.
Slamet menerangkan, para lulusan SMAN 2 Taruna Bhayangkara ini memiliki sejumlah kelebihan dan keunggulan, diantaranya bisa diterima di Akademi Kepolisian (Akpol), TNI serta sekolah kedinasan PTN dan dapat meningkatkan kepercayaan dan membangun opini di masyarakat terhadap kompetensi lulusan SMAN 2 Taruna.
Keunggulan lainnya, imbuh dia, sekolah ini sudah berafiliasi dengan pihak Kepolisian. Termasuk diantaranya, Pemprov Jatim juga memberikan peluang dan menjamin ada kuota khusus lulusan SMAN 2 Taruna Bhayangkara bisa diserap dan masuk ke Akademi Kepolisian, TNI dan sekolah kedinasan yang lain.
“Bahkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur siap membantu dalam mengambil kebijakan untuk mengelola program, mengorganisasi sumber daya manusia serta memberikan dukungan dalam pendidikan profesi guru yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di asrama,” pungkas Slamet.
Slamet Riyadi kembali menambahkan, pendidikan berasrama dapat menerapkan program pendidikan yang komprehensif-holistik dengan mencakup pendidikan karakter, pengembangan akademik, life skills (soft skills dan hard skills), wawasan kebangsaan, kemaritiman dan cinta tanah air serta membangun wawasan global.
Dengan munculnya pandemic Covid-19, urai Slamet, pelaksanaan pendidikan dan pengasuhan di sekolah ketarunaan di Propinsi Jawa Timur tidak dapat lagi dilaksanakan dengan tatanan pendidikan dan pengasuhan regular yang selama ini dilaksanakan.
“Agar tetap dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang komprehensif-holistik maka lingkungan, kehidupan dan kepengasuhan perlu ditata, dikelola dan dilengkapi dengan perangkat aturan yang dapat menghasikan lulusan yang unggul,” terang Slamet.
Slemet kembali menuturkan, pendidikan dan pengasuhan memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter siswa yang unggul dan memiliki penguatan akademik. Ditambah lagi dengan keberadaan asrama yang berfungsi tidak hanya sebagai lingkungan tempat tinggal dan lingkungan belajar tetapi juga merupakan lingkungan pergaulan sosial yang membantu membentuk kepribadian para penghuninya.
“Dengan pola asrama ini diharapkan memberikan pengaruh positif bagi pengembangan karakter peserta didik dengan mananamkan nilai-nilai yang luhur sehingga kedepan siswa memiliki kepekaan dan kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar,” tegas Slamet.
SMAN 2 Taruna Bhayangkara Jatim ini, sambung Slamet, kedepan juga memiliki output pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas, menuntut proses pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas tanpa mengesampingkan kesehatan dan keselamatan baik peserta didik, guru, pengasuh maupun tenaga kependidikan.
Dengan proses pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas, aku Slamet, tidak bisa terlepas dari program dan tanggungjawab Dinas Pendidikan Jawa Timur. “Untuk itu kami meminta arahan, bimbingan, dan dukungan dari Dinas Pendidikan Jawa Timur, demi berkembangnya kualitas pendidikan di SMAN 2 Taruna Bhayangkara Jatim ini,” pungkas Slamet. [sawawi]

Tags: