SMKN 1 Buduran Koordinator Job Matching SMK Se Jatim

Kepala Bidang SMK Dindik Jatim Hudiono saat membuka ‘Job Matching’ di SMKN 1 Buduran.

Sidoarjo, Bhirawa
SMK Negeri 1 Buduran, Sidoarjo akan menggelar ‘Job Matching  2017’ bagi lulusan SMK Negeri/Swasta se  Jawa Timur  pada tanggal 15 Nopember 2017 nanti. Kegiatan dimaksudkan agar siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan, yang sesuai dengan kejuruannya.
Program kegiatan dari Kemendikbud RI yang diperuntukkan para lulusan SMK Negeri/Swasta se Jawa Timur ini, baru pada tahap sosialisasi akhir pekan yang dibuka langsung oleh Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Jatim Hudiono. Ikut hadir dalam acara tersebut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Sidoarjo, Endang Widiastuti. S.Sos. M.Si, dan Kepala SMKN 1 Buduran Dra Agustina, MPd di ruang pertemuan Edotel SMKN 1 Buduran.
Kepala Sekolah SMKN 1 Buduran Agustina mengatakan kegiatan ini merupakan mandat dari Kemendikbud RI. Di Jatim yang ditunjuk sebagai koordinator, salah satunya adalah SMKN1 Buduran ini. Jadi kegiatan bertujuan untuk menyerap tenaga kerja dari lulusan SMK sebanyak-banyaknya, sehingga mereka mampu bekerja di sejumlah industri yang ada di wilayah Jawa Timur.
“Jadi Job Matching untuk sementara ini baru 53 sekolah, diharapkan nantinya terus bisa bertambah, ” katanya.
Dengan digelarnya Job Matching ini nantinya diharapkan banyak industri yang tergabung dalam program ini. Walaupun tiap-tiap sekolah sekarang ini sudah mempunyai kerjasama dengan industri yang sesuai dengan sekolahan masing-masing.
“Justru itu nanti akan mempermudah program ini. Kita tinggal menggabungkan saja,” jelas Agustina.
Sementara Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Jatim Hudiono mengatakan kalau program ini untuk memberitahukan kepada industri bahwa sekolah kita sudah siap untuk bekerja. Sekolah-sekolah kami sudah siap kurikulumnya, sudah siap tenaga yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, kita bisa memenuhi.
“Artinya kita menunjukkan kepada industri kalau SMK sudah sejauh ini kurikulumnya,” terang Hudiono sembari tergesa-gesa kembali ke Surabaya. [ach]

Tags: