SPBU Mini Meledak, Pemkab Probolinggo Tanggung Biaya Rumah Sakit Korban

Anggota Koramil Gending korban ledakan SPBU mini.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Sebuah SPBU mini di Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo terbakar. Kebakaran itu menewaskan satu orang dan melukai puluhan lainnya. Besarnya kobaran api secara cepat menghanguskan seluruh bangunan berlantai dua yang diketahui milik Mala. Seorang korban dilaporkan meninggal dunia, dan 49 lainnya luka bakar akibat kebakaran tersebut. Pemkab pastikan tanggung biaya rumah sakit seluruh korban kebakaran.
Pemerintah kabupaten Probolinggo menyebut ada 50 orang, jadi korban kebakaran Ruko, yang berawal dari meledaknya SPBU mini tersebut. Selain menyebabkan seorang korban meninggal dunia atas nama Alimudin (35), kebakaran yang disertai ledakan itu juga membuat puluhan lainnya terluka. Hingga Jum’at, 20/3/2020, dinas kesehatan setempat melaporkan total korban sebanyak 50 orang.
Seluruh proses penanganan korban ledakan itu, termonitor dengan radiomedik 119 Kabupaten Probolinggo dan 119 Provinsi Jawa Timur, hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Probolinggo, dr. Anang Budi Yoelijanto.
Dengan rincian 8 orang yang di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, dengan 7 korban luka-luka dan seorang korban meninggal. Sebanyak 14 korban luka-luka dilarikan ke RSU Wonolangan Dringu. Sedangkan 10 korban dirawat di RSU Graha Sehat Kraksaan.
Sedangkan sisanya 17 orang di Puskesmas Gending dan 1 korban di Puskesmas Maron. Kemudian ada 4 korban luka berat dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Yakni Kapt, Inf Edi Sutomo ( Danramil Gending), Kopt Santoso, anggota Koramil Gending, Husen dan Syaiful Rosi, warga Desa Sebaung. Komunikasi antar rumah sakit terus kami lakukan. Teman-teman sekarang berjuang untuk menolong 4 orang yang dirujuk di RSSA Malang, tuturrnya.
Pemerintah daerah merasa prihatin dan berempati dengan peristiwa ini. “Ibu Bupati telah memerintahkan kami sebagai OPD teknis untuk menanggung semua biaya rumah sakit seluruh korban kebakaran. Ini bukti tanggung jawab dan empati dari pemerintah daerah,” tandasnya.
Salah satu warga, Zainal Abidin, mengatakan saat kobaran api terjadi warga menggunakan alat seadanya guna memadamkan api. Api sendiri terus berkobar, hampir sekitar 1 jam. “Untuk korban yang meninggal karena terjebak di dalam. Sulit untuk ditolong, karena api memang sedang besar. Yang lainnya, langsung menyelamatkan diri masing-masing,” ujarnua.
Pj Kades Sebaung, Misnaji mengatakan kebakaran terjadi diduga karena korsleting listrik di salah satu bagian ruko. Korsleting listrik tersebut kemudian menimbulkan percikan api. Percikan api sendiri kemudian jatuh ke tumpukan jeriken berisi bensin, di mana di depan ruko sendiri terdapat SPBU mini. Cepatnya kobaran api, kemudian menimbulkan ledakan hingga api berkobar semakin besar. “Kalau sejumlah jeriken berisi bensin ini, memang untuk dijual lagi secara eceran. Tapi untuk jumlah pastinya berapa, kami belum tahu berapa jeriken seluruhnya,” kata Misnaji.
Usai kejadian, korban meninggal langsung dievakuasi ke RSUD Waluyojati, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Sementara korban luka, dievakuasi ke puskesmas setempat dan RS Husada Kota Probolinggo.
Kebakaran itu melanda Ruko milik Malah, warga setempat. Ruko ini masih dalam proses pembangunan dan belum di tempati. Sebelum kebakaran terjadi, sejumlah keterangan menyebutkan, bila di bagian bawah Ruko itu, ada tumpukan tong besi berisi BBM. Sekitar pukul 15.30 WIB, api terlihat mengepul di salah satu titik kabel listrik. Percikan api itu pun menyambar tong besi yang disimpan di Ruko tersebut.
Tukang bangunan yang tengah bekerja, kemudian berusaha mematikannya. Namun, upaya itu malah membuat tong meledak. Pada proses pemadaman, warga berikut petugas juga berusaha mengevakuasi pom mini dan jeriken di sekitar lokasi. “Kobaran api itu kemudian merembet ke bangunan di sekitarnya. Diduga karena terdapat aliran listrik yang korslet, sehingga muncul percikan api,” jelas Misnaji.
Moh. Yunus, warga sekitar, mengaku sempat mendengar ledakan sebanyak dua kali. Untuk ledakan yang kedua ini, menurutnya banyak yang mengenai orang-orang yang berada di sekitar lokasi kebakaran. “Kalau ada ledakan pastinya banyak yang lihat. Orang-orang kan tidak tahu kalau akan terjadi ledakan yang kedua. Sehingga saat melihat itulah banyak warga yang kena, juga para pengendara yang melintas,” terang Yunus.
Banyaknya korban yang terkena ledakan dari pom mini, menurut Mistaji, lantaran di belakang dan di samping kanan-kiri pom mini tersebut terdapat beberapa bangunan dan proyek yang tengah dikerjakan. Yang menjadi korban ledakan pom mini ini, para pekerja proyek, tandasnya.
“Kemudian terjadi ledakan sekitar 4 (empat) kali yang mengakibatkan seluruh bangunan ruko dan toko di sebelah baratnya terbakar dan banyak korban yang berada di sekitar lokasi yang sedang membantu memadamkan api. Sekitar pukul 17.00 WIB api berhasil dipadamkan dengan 2 kendaraan pemadam kebakaran,” paparnya.
Atas kejadian tersebut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo H. Soeparwiyono dan sejumlah Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait langsung mengunjungi beberapa rumah sakit tempat para korban kebakaran dirawat. (Wap)

Tags: