Stok Daging dan Telur Cukup saat Nataru

Pemprov, Bhirawa
Prognosa ketersediaan dan kebutuhan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jatim menunjukkan untuk pemenuhan daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras, di Provinsi Jatim secara keseluruhan terbilang cukup dan ada kelebihan serta dapat memenuhi kebutuhan rutin dan untuk keperluan Hari Natal 2021 dan Tahun Baru (Nataru) 2022, di wilayah sendiri maupun provinsi lain.
Untuk ketersediaan daging sapi pada Desember 2021 diperkirakan mencapai 18.032 ton, untuk kebutuhan baik konsentrasi wilayah sendiri dan luar provinsi sebesar 9.974 ton. Masih ada stok sebesar 8.058 ton. dengan catatan, seekor sapi setara dengan 178, 31 kg.
Ketersediaan daging ayam broiler pada Desember 2021 diperkirakan mencapai 81.604 ton, untuk kebutuhan baik konsentrasi wilayah sendiri dan luar provinsi sebesar 37.820 ton. Masih ada stok 43.784 ton. Dengan catatan, seekor ayam setara dengan 1,2 kg.
Sedangkan ketersediaan telur ayam ras pada Desember 2021 diperkirakan mencapai 67.782 ton, untuk kebutuhan baik konsentrasi wilayah sendiri dan luar provinsi sebesar 54.692 ton. Masih ada stok sebesar 13.090 ton. Dengan catatan, satu kg telur setara dengan 17 butir telur.
Kepala Disnak Jatim, Indyah Aryani mengatakan, kemungkinan harga yang terjadi untuk produk peternakan seperti daging dan telur pada Hari Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Kenaikan harga biasanya antara H-3 – H+3 pada hari-hari besar tersebut dengan prakiraan kenaikan sebesar 10 – 20 %.
Harga psikologis di Jatim, untuk daging sapi murni harga sebelumnya kisaran Rp 110.000 kg, saat H-3 Natal 2021 – H+3 Tahun Baru 2022 antara Rp 126.700 kg – Rp 132.200 kg. Daging ayam broiler sebelumnya kisaran Rp 31.650 kg, saat H-3 Natal 2021 – H+3 Tahun Baru 2022 antara Rp 36.400 kg – Rp 38.000 kg. Telur ayam ras sebelumnya kisaran Rp 19.400 kg, saat H-3 Natal 2021 – H+3 Tahun Baru 2022 antara Rp 22.400 kg – Rp 23.300 kg.
“Prediksi harga psikologis yang terjadi selama menghadapi HKBN, kemungkinan terjadi kenaikan. Namun masih dijangkau dan ketersediaan cukup, maka diharapkan tidak menimbulkan gejolak harga yang mencolok,” katanya.
Dikatakannya, alternatif pemecahan masalah guna menghambat laju kenaikan serta terjadinya fluktuasi harga diupayakan dengan menambah frekuensi seperti penyebarluasan informasi harga melalui berbagai media.
Kemudian, kelancaran distribusi dan transportasi barang dan jasa peternakan, penyiapan stock barang di Cold Storage, keseimbangan jumlah barang antar daerah hingga pemotongan dan penyimpanan barang dimuilai sebelum hari H. [rac]

Tags: