Sukses Idul Qurban

Ritual Idul Ad-ha (dan puasa hari Arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah), sudah terlaksana, di dalam negeri. Begitu pula jamaah haji Indonesia di Arab Saudi, sudah melaksanakan wukuf di Arofah, dan umroh wajib. Tetapi seluruh ritual belum selesai benar. Karena tiga hari tasyrik (batas penyembelihan hewan kurban) masih berlangsung hingga hari Rabu (14 Agustus). Aksi berkurban masih dilakukan di berbagai perkantoran swasta, lembaga pemerintah sekolah dan kampus.
Banyak pencerahan diperoleh, terutama tatacara proses penyembelihan hewan kurban berjalan lebih baik (secara kualitatif). Cara banting hewan sebelum disembelih sudah ditinggalkan. Berganti metode menjaga ketenangan hewan kurban, yang lebih menjamin kualitas daging. Walau secara kuantitas mengalami penurunan jumlah hewan kurban, karena harga hewan ternak melonjak. Tetapi Idul Ad-ha tahun ini (1440 Hijriyah) lebih “berkah.”
Petani mandiri (bukan usaha peternakan besar) memperoleh berkah paling menyenangkan, bagai musim panen. Harga kambing sesuai ukuran layak kurban, dijual Rp 3,5 juta hingga Rp 4,5 juta per-ekor, di tingkat petani. Sedangkan harga sapi senilai Rp 21 juta hingga Rp 60 juta per-ekor di tingkat petani. Tetapi sapi dengan bobot khusus poel (lebih dari 800 kilogram), harganya bisa mencapai sepuluh kali (Rp 600 juta). Seperti hewan kurban milik Presiden Jokowi, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, bobotnya lebih dari 1 ton.
Hewan kurban umumnya dipelihara di rumah-rumah petani, sejak lahir. Tetapi sebagian dibeli dalam bentuk bibit (anakan) unggul, serta dipelihara seksama. Terutama pemberian pakan bermutu, dan rutin periksa kesehatan. Seluruh hewan kurban wajib sesuai kriteria ajaran agama. Yakni, usia sapi sudah harus mencapai dua tahun, serta kambing telah berusia lebih dari 12 bulan. Begitu pula terdapat larangan (tidak sah sebagai hewan kurban) manakala dalam keadaan sakit, dan cacat.
Sudah banyak petani peternak tergolong “mahir” memelihara sapi (dan kambing hingga mencapai bobot lebih dari 1 ton. Anakan sapi unggul yang paling populer di Indonesia, adalah Limousine, asli berasal dari Perancis, tetapi telah tersebar di 70 negara. Juga bibit unggul Ongole, kesohor karena sangat sesuai dikembangkan pada kawasan tropis (seperti di Indonesia). Dibiakkan sampai usia rata-rata 4 tahun. Serta jenis sapi Brahman (dan persilangan filial-I), yang kondang sebagai hewan kurban idola pejabat tinggi.
Tahun ini presiden Jokowi juga berkurban dengan puluhan sapi jumbo pilihan, dikirim ke berbagai daerah. Diantaranya dua ekor sapi jenis Simmental seberat 1,4 ton. Sapi milik peternak Boyolali (Jawa Tengah), yang ditawarkan melalui aplikasi media sosial (medsos). Harganya Rp 171 juta. Tergolong murah. Rekor bobot hewan kurban tahun (2018) lalu, dicatatkan dari masjid Istiqlal (Jakarta), yang diberikan presiden Jokowi. Memiliki bobot 1,5 ton. Sedangkan milik Wakil Prsiden Jusuf Kalla seberat 1,3 ton.
Hewan kurban unggul, berbobot besar, sampai 3 kali ukuran rata-rata, semakin mudah dicari. Bobot hewan kurban, inharent dengan bobot keimanan. Sukses Idul Ad-ha tahun ini, juga dialami jamaah haji Indonesia. Antaralain, pemerintah Arab Saudi telah menyediakan 100 butir kerikil dalam satu kantung. Cukup untuk tiga kali lempar jumroh. Juga disediakan motor roda tiga sebagai kendaraan thawaf, dan sa’i, khusus JCH yang tua dan sakit.
Akhir pekan ini, jamaah haji Indonesia bersiap-siap pulang ke tanah air, membawa cerita sukses, suka cita berhaji. Namun sukses haji, bukan sekadar pada ritual yang komplet. Melainkan kesalehan sepanjang hayat, memberi manfaat sosial.

——— 000 ———

Rate this article!
Sukses Idul Qurban,5 / 5 ( 1votes )
Tags: