Tak Seindah yang Dibayangkan

Happy Gunawarman

Happy Gunawarman
Banyak orang beranggapan menjadi seorang pengembang sangatlah enak. Jika property yang dibangunnya laku, pastinya keuntungan besar akan didapat. Padahal dibalik itu, seorang pengembang harus memutar otak dan kerja keras agar usahanya bisa diterima masyarakat. Terkadang, tak seindah yang dibayangkan banyak orang.
Hal itu pula yang dirasakan Ketua DPD REI (Real Estat Indonesia) Jatim, Happy Gunawarman. Menurutnya, salah satu masalah pokok yang harus diatasi seorang pengembang property adalah mencarikan lahan atau tempat yang bagus bagi konsumen. Kategori bagus disini adalah bebas banjir, tanahnya tidak gerak, tidak jauh dari tempat ibadah, pendidikan, pasar, kalau bisa juga tidak jauh dari perkotaan, dengan harga murah atau bisa mereka jangkau.
“Setiap masyarakat yang ingin membeli rumah, pasti semua kriteria itu terpenuhi. Padahal, untuk mendapatkan lahan dengan kriteria sebagaimana yang diharapkan tersebut tidaklah mudah. Jikalau pun ada, tentu harganya sangat mahal,” kata Happy.
Lahan yang masih tersedia dengan harga yang terjangkau kalangan masyarakat menengah ke bawah, lanjutnya, adanya di daerah atau luar kota dengan kata lain sebut saja desa. “Itupun harganya juga sudah lumayan mahal, karena masyarakat desa juga berharap yang sama yaitu mendapatkan harga tinggi untuk sepetak tanahnya,” ungkapnya.
Menurutnya, disinilah peran dari para pengembang harus bijak. Bagaimana cara yang baik untuk memberikan pengertian terhadap para konsumennya. “Sehingga mereka bisa menerimanya dengan baik tanpa ada ganjalan yang mengganggu, konsumen lega, para pengembang juga tidak dirugikan,” katanya. [ma]

Rate this article!
Tags: