Tanamkan Karakter, Tiga Bulan Jalani Masa Basis

Kabid Pembinaan SMA Dindik Jatim Dra Ety Prawesti bersama Pembina LDKS dan Masa Basis dari lapetal usai pembaretan dilakukan di pantai Nganteb, Kabupaten Malang.

180 Siswa Baru SMAN Taruna Nala Ikuti Pembaretan
Dindik Jatim, Bhirawa
Proses panjang nan melelahkan telah dilewati anak-anak peserta didik baru SMAN Taruna Nala Malang selama menjalani masa basis. Tiga bulan lamanya, para siswa digembleng untuk membentuk karakter disiplin, pantang menyerah dan mandiri.
Setelah masa basis itu berakhir, sebanyak 180 siswa baru itu pun mendapat kesempatan mengikuti upacara pembaretan di pantai Ngatep, Puslatpur Purboyo, Kabupaten Malang, Minggu (23/9). Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, proses ini merupakan bagian dari pembentukan sikap karakter peserta didik baru. Kendati cukup berat, bukan berarti menggunakan model pendidikan milier total.
Diakui Saiful, tahun ini pihaknya kehilangan satu siswa karena mengundurkan diri. Ia mengaku siswa tersebut tidak mampu melanjutkan pendidikan di SMAN Taruna. Sementara kedua orangtuanya menghendaki siswa tersebut sekolah di SMAN Taruna. “Ini kan ketahuan kalau keswahnya (kesehatan jiwa) sudah terukur. Dia masuk kategori minimal. Ini juga bagian dari hasil evaluasi selama tiga bulan pertama,” jelas Saiful.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SMA Dindik Jatim Dra Ety Prawesti MSi menuturkan, pembaretan merupakan penanda bahwa proses masa basis peserta didik baru telah berakhir. Selama masa basis tersebut, anak-anak telah mengikuti rangkaian pendidikan yang dibina langsung dari Lembaga Penyedia Tenaga TNI AL (Lapetal). “Ini adalah masa awal yang harus mereka jalani sebagai siswa baru. Melalaui masa basis ini, karakter mereka akan terbentuk sehingga siap mengikuti pendidikan ketarunaan di Nala selama tiga tahun ke depan,” tutur Ety.
Pada masa ini fisik dan psikis para siswa dilatih agar menjadi lebih kuat dan tangguh. Secara fisik, latihan dilaksanakan setiap hari dengan lari, shit up dan push up. Sedangkan setiap minggunya ditambahkan latihan bela diri militer, baris berbaris dan kesamaptaan.
“Secara psikis, siswa dilatih bersikap mandiri. Mereka bahkan tidak diperbolehkan bertemu dan berkomunikasi dengan dunia luar. Termasuk orang tua,” tutur dia. Tidak hanya dikarantina secara fisik, akses komunikasi digital dan virtual melalui ponsel juga dilarang selama masa basis tersebut berlangsung.
“Itu semua ditujukan agar siswa belajar untuk mengatasi permasalahan dan perasaannya sendiri sehingga muncul dan tumbuh sikap kedewasaannya. Memang berat, kita saja satu hari HP-nya ketinggalan pasti sangat kebingungan,” kata dia.
Prosesi pembaretan ini, lanjut dia, selain tanda keberhasilan mereka menjalani masa basis. Juga menjadi simbol kehormatan dan kedewasaan atas perjuangan keras yang mereka jalan selama tiga bulan terakhir.

Lengkapi Sarang Pendukung
Tingginya minat terhadap SMAN Taruna Nala mendorong Dindik Jatim untuk terus berupaya mengembangkan pembangunan di sekolah ketarunaan tersebut. Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, saat ini pihaknya tengah merancang penambahan satu hektar lahan untuk pembangunan fasilitas olahraga seperti lapangan sepakbola dan asrama.
“Kita sudah ada lima hektar untuk SMAN Taruna, tapi kami akan menambahkan satu hektar untuk pembangunan lapangan sepakbola dan asrama,” pungkas dia.
Saiful mengaku, sebagai sekolah yang baru berdiri dua tahun ini, SMAN Taruna terus mengembangkan diri disiapkan dalam mendidik para siswa untuk bela negara dan cintah tanah air. Selain itu, penanaman sikap disiplin dan pembentukan karakter menjadi fokus utama pendidikan ini. [tam]

Tags: