Telur dan Ayam Ras Sebabkan Inflasi di Jatim Rendah

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Rendahnya harga telur dan ayam ras membuat inflasi Jatim di bulan Maret 2016 cukup rendah yaitu sebesar 0,04 persen. Namun disisi lain, nilai inflasi di Jatim yang tinggi masih disebabkan oleh komoditas bawang merah dan cabai rawit.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono, mengatakan, komoditas telur dan ayam ras menyumbang deflasi masing-masing 14 dan 13 persen. Padahal, biasanya kedua komoditas ini selalu menyumbang inflasi.
Menurut Teguh, rendahnya harga dua komoditi itu disebabkan karena harga jagung murah. Murahnya harga jagung menyebabkan pasokan pangan untuk ayam menjadi lebih murah dan menurunkan harga ayam.
“Sebelumnya harga pakan ayam itu tinggi. Tapi, di bulan Maret, jagung sudah mulai banyak di Jatim sehingga harganya pun relatif jauh lebih murah. Maka harga telur maupun daging ayam ras pun jadi murah,” katanya, Minggu (3/4)
Disisi lain, kata Teguh, adapula kelompok yang menyumbang inflasi Jatim yaitu emas dan perhiasan sebesar 2,79 persen. Naiknya harga emas dan perhiasan di Jatim akibat dari tingginya harga kedua komoditas tersebut di pasar luar negeri.
Tapi, nilai inflasi yang lebih tinggi dari emas dan perhiasan adalah komoditas bawang merah dan cabai rawit. “Kondisi ini diakibatkan dari supply and demand yang tidak seimbang,” paparnya lagi.
Untuk cabai rawit mengalami inflasi sebesar 40,90 persen. Sementara, nilai inflasi bawang merah adalah 57,45 persen. “Artinya musim hujan yang tinggi produksi bawang merah dan cabai rawit menjadi tidak seproduktif biasanya. Sehingga membuat kelangkaan di pasar dan harganya semakin tinggi,” katanya.
Laju inflasi tahun kalender (Maret 2016 terhadap Desember 2015) Jatim mengalami inflasi sebesar 0,59 persen, angka ini lebih tinggi dibanding tahun kalender Maret 2015 yang mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Inflasi year-on-year (Maret 2016 terhadap Maret 2015) Jatim sebesar 3,71 persen, angka ini lebih rendah dibanding inflasi year-on-year bulan Maret 2015 sebesar 6,07 persen. [rac]

Tags: