Tingkatkan Ketahanan Pangan Keluarga Lewat Kampoeng Hidroponik

Atasi terbatasnya lahan, Mahasiswa UMSurabaya membentuk Kampoeng Hidroponik yang ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga.

Surabaya, Bhirawa
Pemanfaatan lahan kosong menjadi berdaya guna dilakukan sekelompok mahasiswa yang tergabung di Himpunan Mahasiswa Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya).
Melalui Program Kampoeng Hidroponik para mahasiswa mengajak warga untuk menanam tanaman hidroponik di lahan milik warga RT 7 RW 3 Kendangsari. Dipilihnya metode tanaman hidroponik ini sebagai solusi oemanfaatan lahan yang terbatas di tengah kota. Apalagi, tujuan kegiatan juga dimaksudkan dalam meningkatkan ketahanan pangan di tingkat keluarga.
Program ini lolos pendanaan Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) Kemdikbud Ristek. Sebelumnya juga sudah mendapat pendanaan melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) tahun 2020.
Mahasiswa UM Surabaya, Zainal Rusdi, mengatakan pihaknya dipercaya kementerian untuk memberdayakan desa. Dengan meningkatkan kesadaran akan ketahanan pangan untuk peningkatan ekonomi.
“Di jalan-jalan tadi terlihat sudah banyak yang menanam menggunakan hidroponik. Jadi kami sosialisasikan lagi dan kewajiban kami memperbaiki greenhouse serta memperluas jangkauan budaya hidroponik,” paparnya saat mengunjungi kebun hidroponik warga, Jumat (15/10).
Ia melanjutkan, program hidroponik ini sudah berjalan lebih dari setahun di wilayah Kendangsari. Bahkan beberapa tempat sudah memiliki hidroponik dan sudah beberapa kali menikmati hasil tanaman dari hidroponik tersebut.
“Ada dua titik pemberdayaan. Dikatakan Zainal dilakukan di dua lokasi. Yaitu di RT 7 RW 3 dan di RT 01 RW 05 Kendangsari,” tambah dia.
Menurut Zainal, masyarakat sangat antusias terlibat sehingga zainal dan kelompoknya merasa terbantu dan ringan dalam melaksanakan program kampoeng hindroponik.
“Saat proses pembangunan green house, warga sangat antusias terlibat sehingga kami tidak perlu sewa tukang. Dan, untuk perawatan tanaman hidroponik juga melibatkan ibu – ibu PKK, mereka membentuk struktur untuk menjalankan program,” ujar zainal
Dalam program ini, masyarakat tidak hanya diajarkan pengelolaan tanaman hidroponik. Secara bertahap dilakukan pendampingan dalam memulai hidroponik dan mempertahankan produksinya untuk ketahanan pangan. Kemudian dilakukan peningkatan ekonomi dengan menjual hasil hidroponik.
“Alhamdulillah kemarin sudah panen bersama warga dan didapat tujuh kilogram kangkung. Dijual perkemahan 250 gram harganya enam ribu,” urainya.
Lebih lanjut, untuk memaksimalkan produksi pangan warga, penerapan hidroponik juga dimodifikasi untuk bisa dibudidaya lele.
“Airnya kami bersihkan dulu supaya tanamannya enggak keracunan gara gara kotoran lele. Airnya difilter. Ini belum dipasang filter soalnya ada kebocoran nunggu panen kolam kosong baru dibenerin,” urainya.
Dedi Surahman, dosen pendamping mengungkapkan tahun ini merupakan tahun kedua dijalin kerjasama antara mahasiswa dengan warga. Diharapkan lingkungan Kendangsari memiliki potensi bisnis ke depannya. Juga ada pemberdayaan lingkungan karena yang kami sasar lingkungan yang kosong. Kemudian kami manfaatkan membuat bisnis baru yang ringan.
Sementara itu, Ketua RT 7 RW 3, Kendangsari, Emita Trisia menyatakan bersyukur atas program yang dijalankan para mahasiswa UM Surabaya di kampungnya. Pasalnya, warga tidak hanya dilatih dalam cara menanam benih, menyemai dan memberikan nutrisi tanaman. Melainkan juga diajarkan dalam menjual hasil produksi.
“ahun lalu kita nanam selada air. Sekarang ada kangkung dan pakcoy yang kemarin juga sempat dijual ke warga-warga,” tambah dia.
Ia juga menambahkan, program ini sangat bermanfaat karena dapat membantu produktifitas warga selama pandemi. [ina]

Tags: