Tokoh Lintas Agama Kota Batu Sepakat Tak Ada Kampanye di Tempat Ibadah

Kapolres dan Walikota Batu menjadi narasumber dalam Dialog Lintas Agama yang digelar di Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu untuk mengantisipasi berita hoax di tahun politik 2018

Kota Batu,Bhirawa
Semua stakeholder dan tokoh agama yang ada di Kota Batu mulai mengantisipasi upaya dari oknum yang ingin ‘menggoreng di tahun politik’ ini. Hal ini dilakukan dengan mengadakan Dialog Lintas Agama yang digelar di aula pertemuan Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu, Selasa (27/2). Dalam dialog tersebut mereka bersepakat untuk tidak menjadikan tempat ibadah sebagai ajang kampanye politik.
Dalam dialog yang digagas Kantor Kementrian Agama Kota Batu, menghadirkan tiga narasumber yaitu, Walikota Batu Dewanti Rumpoko, Kapolres Kota Batu AKBP Budi Hermanto, dan Kepala Kantor Kemenag Batu, Mustain. Hampir semua tokoh agama mulai Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan pimpinan Ormas Keagamaan hadir dalam dialog kemarin.
“Dalam menghadapi tahun politik saat ini, sangat penting untuk dilaksanakan Dialog Lintas Agama, untuk perkokoh kerukunan umat beragama. Hal ini sekaligus mengantisipasi penyalahgunaan media sosial yang saat ini banyak dimanfaatkan untuk menyebar isu tidak bertanggung jawab atau berita hoax,”ujar Kepala Kemanag Batu, Mustain.
Ditambahkan Dewanti Rumpoko bahwa ada upaya untuk memecah- belah warga. Untuk itu diperlukan kordinasi dan sikap saling memahami baik dari stakeholder maupun para tokoh lintas agama agar kondisi Kota Batu aman dan nyaman. “Semua pihak harus saling menjaga sesuai tupoksi masing-masing. Jangan sampai pemanfaatan orang gila untuk membuat kericuhan juga terjadi di Kota Batu. Jangan kita saling berprasangka akibat ulah dari oknum yang ingin kita terpecah,”ujar Dewanti.
Ada beberapa keluhan dari para tokoh lintas agama dalam memerangi viralnya berita hoax, termasuk viralnya berita penyerangan terhadap sejumlah tokoh agama. Seperti yang disampaikan Ketua PAC Rois Syuriah NU Kecamatan Junrejo, Mansur Muzadi. Ia memaparkan, di tingkat pengurus Ormas Islam, para petinggi ormas selalu meredam berita-berita potensi konflik seperti penyerangan Kyai (Tokoh Islam) di beberapa Daerah.
“Namun ketika turun kemasyarakat kami berharap juga ada informasi dan konfirmasi yang cepat dari para Aparat Penegak Hukum. Jadi harus ada keseimbangan informasi yang cepat antara berita yang ada di Medsos dengan konfirmasi yang diberikan Polisi,”harap Mansur.
Menyikapi hal ini Kapolres Batu, AKBP Budi Hermanto menyatakan kesiapan dan kesiagaan pihaknya dalam mewaspadai dahsyatnya gempuran informasi di media sosial. “Saya siap mempertaruhkan pangkat dan jabatan saya sebagai Kapolres untuk menjaga keamanan dan kondusivitas Kota Batu dalam menghadapi tahun politik ini,”ujar Buher, panggilan akrab Budi Hermanto.
Untuk itu pada tahun politik ini, lanjut Buher, jangan ada penggunaan tempat ibadah sebagai tempat kampanye. Termasuk mencegah kampanye yang disampaikan tokoh agama.
Ia mengatakan ada 21 kasus penyerangan tokoh agama yang terjadi beberapa waktu lalu. Namun ia memastikan bahwa dari angka tersebut yang benar-benar merupakan penyerangan hanya 2 kasus, yaitu di Jabar dan Jogja. “Isu ini yang ingin digoreng oleh oknum melalui berita penyerangan tokoh agama, pesantren, gereja dengan memanfaatkan dunia maya. Sama dengan isu santet, kolor ijo, yang juga muncul jelang pesta demokrasi. Kita akan cari tahu siapa penyebar hoax,”tegas Buher.
Sementara, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batu, Abdul Rochim, pihaknya akan segera membentuk Forum Lintas Agama di tingkat Pemuda. Karena menciptakan kerukunan dan kenyamanan di Batu bisa tercipta jika dalam pembahasannya juga memberdayakan anak muda. Untuk itu ia mengusulkan agar forum komunikasi seperti kemarin tidak harus dilaksanakan di tempat formal, seperti Balaikota, hotel, maupun Kantor Polisi.
“Kita perlu berkumpul dengan refreshng sehingga diharapkan muncul ide-ide yang cemerlang. Ide sulit muncul jika di pertemuan dilaksanakan di tempat formal,”ajak Rochim. Usulan inipun langsung diapresiasi dan disetujui Bu Walikota.(nas)

Tags: