Tol Paspro Sesi 4 Masuk Tahap Ukur

Petugas melakukan pengukuran lahan jalur tol Paspro sesi 4.

Probolinggo, Bhirawa
Tol Pasuruan- Probolingo( PasPro) sesi 1-3 akan diresmikan pada Desember tahun 2018. Namun pihak pemerintah akan melanjutkan pembangunan jalur tol PasPro sesi 4 yakni Leces – Gending pada tahun 2019 mendatang. Pemerintah tengah melakukan pengukuran bidang lahan sepanjang 13,7 Km yang masuk dalam rute jalan tol tersebut.
Menurut Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementrian PUPR, Agus Minarno, Rabu 21/11, jumlahnya ada 800 bidang lahan yang akan menjadi objek pembangunannya, dari 800 bidang tersebut ada 90 persen lahan pesawahan warga dan 10 persen berupan bangunan. “Dari pengukuran tersebut akan diketahui berapa luas lahan warga yang dilintasi jalur tol,” ujarnya.
Tim yang diterjunkan dalam upaya pengukuran jalan tol sesi 4 ini terdiri dari sejumlah pihak. Mulai dari Pertanahan, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Kecamatan serta dari jajaran aparat TNI Polri. “Jadi setiap bidang akan dihitung luas lahan milik warga,” katanya.
Tim dari satuan petugas (Satgas) yuridis akan melakukan iventarisir dan identifikasi sejumlah objek. “Semuanya dihitung apa saja yang berdiri di atas lahan termasuk bangunan dan tanaman serta beberapa objek lain,” jelas Agus.
Setelah itu, akan diumumkan kepada warga atas pengukuran dan inventarisir. Jadi pemilik lahan akan mengetahui berapa luas lahan yang akan terpakai oleh jalan tol. “Bahkan warga diberikan kesempatan 14 hari setelah pengumuman jika ada komplain terkait dengan luas dan objek yang sudah terdata,” paparnya.
Tahapan itu akan dilanjutkan dengan adanya penilaian harga beli oleh tim aprraisal. “Sebab tidak akan sama besaran harga antara bidang satu dengan lainnya. Tergantung dari penilaian termasuk klasifikasi lahan dan objek yang ada di dalamnya,” tegasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Tol Paspro seksi IV, direncanakan mulai digarap Januari tahun depan. Untuk kebutuhan pembebasan lahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) telah menyiapkan dana setidaknya Rp 450 Miliar.
Proyek tol sepanjang 12,7 kilometer itu, akan melalui sejumlah desa di Kecamatan Leces-Gending. Sedikitnya ada 1.000 bidang lahan yang akan terdampak proyek Tol Paspro seksi IV ini. Direncanakan proses sosialisasi pembebasan lahan dan pengukuran serta pemasangan patok dilaksanakan pada bulan Nopember ini.
“Proses pembebasan lahan itu akan dimulai setelah proses itu. Untuk seksi IV Leces-Gending kita mulai garap pada bulan Januari mendatang. Jadwalnya memang seperti itu, jadi kita tak bisa bersantai saat ini,” tuturnya.
Agus berharap, proses pembebasan lahan tol seksi IV, nantinya tak memakan waktu lama. Serta tidak ada proses sengketa lahan, seperti pada proses pembebasan lahan Paspro sebelumnya yang cukup menyita waktu.
“Intinya kita berikan nilai yang layak dan disepakati bersama secara mufakat dan kekeluargaan agar proyek Paspro ini bisa segera diselesaikan dan dioperasikan,” katanya.
Untuk seksi I-III Tol Paspro saat ini pengerjaannya sudah lebih dari 90 persen. Tol dimulai dari Grati (Pasuruan) hingga Leces (Probolinggo) ini, ditargetkan sudah mencapai diangka 100 persen pada akhir tahun 2018 dan siap untuk diresmikan Presiden RI Joko Widodo.
Agus Winarno berharap pihak kontraktor yakni PT. Waskita Karya terus mengebut pengerjaan dari 4 seksi tol Paspro. Pasalnya, sesuai Instruksi Presiden Joko Widodo, tol trans Jawa antara Jakarta-Probolinggo harus sudah terhubung akhir 2018 mendatang. Kita upayakan pada lebaran tahun depan tol Paspro sudah bisa beroperasi via exit tol di Muneng dan Leces.
Luas lahan 131 hektar itu akan dilintasi jalur pembangunan tol sesi 4 melintasi 18 desa di 6 kecamatan. Mulai Kecamatan Leces, Tegalsiwalan, Dringu, Banyuanyar, Gending dan Maron. Pihaknya, jelas Agus Winarno, akan melakukan pemasangan patok kuning di lokasi lahan yang akan dilintasi pembanguan tol sesi 4 Leces-Gending. “Setelah itu, baru kita akan melakukan konsultasi publik terhadap pemilik lahan tersebut,” tegasnya.
Dipilihnya mayoritas sawah sebagian jalur pembanguan tol sesi 4 Leces-Gending tersebut, pihaknya mengaku menghindari konflik di masyarakat. “Biar tidak ada kendala seperti sebelum sebelumnya,” ungkapnya.
Sekda Kabupaten Probolinggo, Soeparwiyono menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi semua elemen masyarakat untuk pembanguan tol tersebut. “Karena dinilai pembangunan tol merupakan Proyek Stategis Nasional (PSN). Jadi ini merupakan kepentingan umum,” tambahnya. [wap]

Rate this article!
Tags: