Unair Uji Coba Vaksin Merah Putih pada Hewan Transgenik

Rektor Unair Prof Nasih saat memberikan keterangan terkait perkembangan vaksin merah putih, Selasa (13/4).

Optimis Produksi Massal Akhir 2021
Surabaya, Bhirawa
Perkembangan vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) masih dalam tahap uji pada hewan. Meski demikian, vaksin buatan anak bangsa ini diharapkan bisa dimanfaatkan pada November 2021.
Rektor Unair, Prof Moh Nasih menuturkan jika hingga saat ini penelitian vaksin sedang dilakukan tahap self assesmen dengan BPOM. Bahkan jika sesuai jadwal, diperkirakan rampung pada kisaran bulan Oktober atau November dan bisa dimanfaatkan.
“Perkembangan vaksin saat ini sedang di tahap self asesmen dengan BPOM. Di media, kepala BPOM (Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito) mengisyaratkan bahwa dua bulan setelah pelaksanaan uji klinis bisa dikeluarkan. Kita berharap itu benar ditepati sehingga Oktober November bisa dimanfaatkan,” ujar Nasih, Selasa (13/4).
Sementara terkait produksi vaksin, Nasih mengatakan jika hal tersebut tak memiliki kendala yang signifikan. Bahkan jika didistribusikan secara massal pihaknya menyerahkan urusan tersebut pada pemerintah dan industri
Prof. Nasih menambahkan saat ini vaksin Merah Putih sedang melalui tahap uji coba pada hewan transgenik. Menurut laporan yang dia terima, uji coba pertama yang dilakukan kepada hewan tersebut berjalan sukses. “Secara teknis laporan terakhir hewan yang disuntik vaksin sehat-sehat saja. Tidak ada yang berdampak signifikan,” tambah dia.
Meski begitu, tahap uji coba terhadap hewan belum tersebut belum selesai. Diakui Prof Nasih pihaknya sempat mengalami kesulitan dalam mendatangkan hewan transgenik dari Amerika. “(Uji coba) belum selesai. Mendatangkan hewan dari Amerika itu ternyata tidak mudah. Waktu yang dibutuhkan panjang. Setelah sampai di Jakarta harus dikarantina. Sehingga bayangan kita tanggal 15 Maret bisa mulai, ternyata harus mundur 1 April itu pun hewannya masih dikarantina sehingga belum bisa dipakai,” jelas nya.
Baru pada tanggal 9 April lalu, lanjut dia penyuntikan pertama dilakukan. Prof. Nasih menjelaskan hewan transgenik harus didatangkan dari Amerika Serikat karena di Indonesia belum ada hewan khusus untuk uji coba.
“Di Amerika Serikat semuanya telah siap. Kami ingin vaksin ini standarnya internasional biar bisa diakui WHO. Kami juga ingin ini berjalan lancar dan berharap agak diam-diam dulu, mudah-mudahan dua bulan untuk uji coba hewan lancar, sehingga bulan Juli-Agustus bisa mulai uji klinis,” ujarnya.
Diungkapkannya, pengembang vaksin Merah Putih yakni Unair, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada telah melakukan pertemuan dengan BPOM pada Senin (12/4) lalu.
Dari pertemuan tersebut, Prof. Nasih berharap segera ada kabar baik untuk vaksin Merah Putih. “BPOM sejak awal terlibat secara langsung, sehingga mudah-mudahan tidak ada alasan apapun untuk tidak memfasilitasi kami,” tuturnya. [ina]

Tags: