Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat, Wali Kota Hadi Buka Bazar Ramadan

Wali kora Hadi buka Bazar Ramadan. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Satpol PP Kota Probolinggo Ingatkan Prokes di Bazar Takjil Ramadan

Pemkot Probolinggo, Bhirawa.
Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin membuka Bazar Ramadan 1443 H ditandai dengan pemotongan pita di depan SDN Tisnonegaran 1, Jalan Suroyo.

Sebanyak 302 peserta ikut menyemarakan bazar Ramadan. Terdiri dari 115 peserta pasar takjil, 60 PD, 77 UMKM Kampung Pendalungan dan 50 peserta pasar murah.

Kepala DKUPP Fitriawati, Kamis (7/4) menuturkan tujuan digelarnya kegiatan ini untuk meningkatkan akselerasi perbaikan dan peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya para pelaku usaha PKL (Pedagang Kreatif Lapangan) setelah hampir tiga tahun terdampak Covid-19.

“Selain itu juga mendorong para pelaku UMKM untuk mempromosikan usahanya,” ujarnya. Sementara itu, Wali Kota Habib Hadi mengungkapkan bazar Ramadan tahun ini diikuti oleh Perangkat Daerah yang memberikan layanan kepada masyarakat.

“Ini merupakan wujud kerja sama yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat untuk bersama-sama mengupayakan pemulihan ekonomi di tengah pandemi,” katanya.

Usai seremonial pembukaan bazar Ramadan di kantor wali kota, dilanjutkan pemotongan pita dan peninjauan stand bazar Ramadan. Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain forkopimda, Sekda drg. Ninik Ira Wibawati, Ketua TP PKK Aminah Hadi serta undangan lainnya.

Satpol PP Kota Probolinggo, Jatim, mengingatkan agar protokol kesehatan (prokes) tetap dijalankan meski kasus Covid 19 melandai. Terutama di titik-titik bazar takjil yang menjamur di penjuru kota sejak Ramadan.

Kepala Satpol PP Kota Probolinggo, Aman Suryaman mengatakan, selalu menerjunkan personelnya di tempat-tempat bazar takjil Ramadan. Tujuannya memastikan protokol kesehatan diterapkan, guna memutus rantai penyebaran Covid 19 di masyarakat.

“Iya, mas. Memang kita tugaskan personel untuk menjaga ketertiban. Juga mengingatkan para penjual dan pembeli untuk menghindari kerumunan dan menjaga prokes secara ketat,” tegasnya.

Hal ini bertujuan agar mobilitas masyarakat selama bulan Ramadan yang sedikit meningkat ini, tetap bisa berjalan secara normal dan dapat terhindar dari paparan virus.

“Memang saat ini Kota Probolinggo sudah memasuki zona hijau, ini juga salah satu kesempatan masyarakat untuk mendongkrak perekonomian yang sempat terpuruk selama masa pandemi. Oleh sebab itu bazar takjil Ramadan digelar agar perekonomian bisa berjalan dan penyebaran Covid-19 tetap terkendali,” tandasnya.

Selain melakukan imbauan pada masyarakat, pihaknya juga turut serta membantu mengarahkan kendaraan yang lalu lalang di sekitar bazar takjil agar tidak menimbulkan kemacetan. Bazar takjil antara lain terlihat di Jalan HOS. Cokroaminoto, Jalan AA. Maramis, Jalan Pahlawan, dan sekitar alun-alun kota setempat.

Kegiatan yang awalnya akan digelar di Jalan Panglima Sudirman depan kantor Satpol PP, digeser ke Jalan Suroyo. Alasannya, karena Jalan Panglima Sudirman merupakan jalur protokol. Bila tetap digelar di depan kantor Pemkot Probolinggo, dikhawatirkan mengganggu arus lalu lintas.

Karena itu, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUPP) menggesernya ke Jalan Suroyo. Sesuai rekomendasi Polres Probolinggo Kota.

Setelah digeser, persoalan lain muncul. Giliran pengurus Gereja Katolik di Jalan Suroyo yang protes. Sebab, mulai Jumat malam, Sabtu, dan Minggu, gereja ada kegiatan Paskah. Adanya bazar dikhawatirkan mengganggu akses jemaat ke gereja.

Lebih lanjut Kepala DKUPP Kota Probolinggo Fitriawati mengatakan, awalnya bazar akan digelar di depan Kantor Pemkot di Jalan Panglima Sudirman. Dari pantauan, saat itu rijing dan sejumlah peralatan bazar sudah berdiri. Tetapi, di lokasi itu tidak mendapatkan persetujuan dari kepolisian.

“Sesuai rekomendasi Polresta, kami geser ke samping masuk Jalan Suroyo,” ujarnya. Fitri juga membenarkan jika ada Pengurus Gereja Katolik yang berkirim surat. Mereka khawatir ibadat Paskah akan terganggu. Namun, ia berjanji akan mengkondisikannya. Bazar akan diatur sedemikian rupa, sehingga tidak sampai mengganggu akses jemaat.

“Untuk dipindahkan lagi, tidak mungkin. Kami sudah berkomunikasi dengan pihak gereja. Pada saat pelaksanaan Paskah, nanti kami akan kondisikan. Sehingga tidak mengganggu ibadat,” paparnya.

Sekretaris Panitia Paskah Aji Subandi membenarkan, pihaknya mengirim surat ke DKUPP. Ia mengaku pada dasarnya tidak mempersoalakan adanya bazar. Melainkan, hanya khawatir akses masuk jemaat terganggu. “Kami sudah berkirim surat. Kami hanya minta akses, itu aja,” ujarnya ketika ditemui di gereja.

Diketahui, Bazar Ramadan ini akan digelar selama Ramadan. Rencananya, akan dimulai pada Selasa-Kamis (5/4). Namun, karena lokasinya harus pindah, pembukaan baru dilakukan kemarin, tambahnya. [wap.dre]

Tags: