Upaya PPDS Situbondo Wujudkan Disabilitas yang Mandiri

Seorang barista kenamaan dari Stasiun Kopi Kang Dodik saat melatih peserta disabilitas yang tergabung dalam wadah PPDS Situbondo. [sawawi]

Ajak Belajar menjadi Barista Kopi, Datangkan Pakar dari Bondowoso
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDS) yang dipimpin Luluk Ariyantini, selain dikenal aktif mengajak para kaum disabilitas menjadi aktivis sosial, kini mulai aktif mengembangkan ke sektor lain. Luluk Ariyanto mengajak puluhan disabilitas yang tersebar di Kota Santri Situbondo menjadi barista mandiri.
Siang itu, puluhan kaum disabilitas Kabupaten Situbondo berkumpul disebuah tempat dekat kawasan eks Kereta Api Situbondo. Ternyata mereka menunggu pembukaan acara pelatihan barista yang dikemas dalam sebuah Fokus Group Discussion (FGD). Peserta khusus dari kalangan disabilitas itu tersebar mulai dari Kecamatan Banyuputih hingga Kecamatan Banyuglugur. “Ya kegiatan pelatihan ini diselenggarakan bersama mitra kerja terbaik kami,” ujar Luluk Ariyantini.
Masih kata Luluk-panggilan akrabnya, kegiatan peningkatan kemandirian dibidang UMKM itu terwujud berkat adanya kerjasama dengan Stasiun Kopi Kang Dodik dan Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDIS). Kedepan, aku Luluk, kegiatan ini dapat menambah keyakinan dan optimisme kaum disibalitas dalam mengembangkan dibidang kesejahteraan ekonomi. “Ini dilakukan untuk penguatan kapasitas ekonomi bagi kaum disabilitas dibidang penglolaan kopi. Sasaran lain yakni untuk menciptakan peluang usaha bagi disabilitas di Kabupaten Situbondo,” jelas Luluk.
Luluk Ariyantini menambahkan, pelatihan pengenalan jenis, mengolah dan meracik kopi bertujuan untuk menghasilkan kopi seduh yang nikmat sekelas coffe dunia yang memiliki cita rasa tinggi. Ini diikuti kaum disabilitas, tutur Luluk, agar kedepan mampu mendirikan usaha cafe yang mendapat animo dari pecinta kopi Kabupaten Situbondo. “Ya nantinya diharapkan mereka bisa memiliki usaha cafe kopi secara mandiri,” tegas Luluk.
Pelatihan ini, kata Luluk, juga memberi pengetahuan kepada disabilitas agar bisa membuat kopi seduh dengan cita rasa yang berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri. Agar hasilnya merata, sambung Luluk, pelatihan ini diikuti juga oleh peserta yang tergabung dalam Persatuan Tuli Situbondo (PETIS), Kelompok Disabilitas Desa (KDD) Olean, Balung dan Kendit. Jumlahnya puluhan orang,” jelas Luluk Ariyantini.
Pelatihan dilaksanakan di Kedai Kopi Kang Dodik, di eks Stasiun Kereta Situbondo, ujar Luluk, dengan dipandu langsung oleh Dodik dan Gofur, seorang barista kenamaan asal Kabupaten Bondowoso. Dalam pelatihan ini disediakan penerjemah juru bahasa isyarat (JBI) dan juga digelar dengan prosedur protokol kesehatan Covid-19. “Karena saat ini masih pandemi Covid-19, maka kami semuanya menjalankan kegiatan sesuai dengan prokes,” ungkap Luluk disela sela pelatihan.
Sementara itu, Dodik, barista kenamaan asal Kota Tape Bondowoso menimpali, dalam pelatihan ini para peserta diberi kesempatan untuk praktek langsung tentang tata cara mengolah minuman kopi yang menghasilkan cita rasa nikmat. “Saat berdiskusi tadi, tercetus dari para peserta disabilitas untuk membuka usaha kedai kopi sendiri. Sehingga diharapkan mereka memiliki mata pencaharian yang tetap,” jelas Dodik.
Lebih jauh Dodik menuturkan, hampir semua peserta pelatihan berkeinginan untuk terus berlatih sehingga menjadi seorang barista kawakan dan dikenal luas ditengah masyarakat Situbondo. Setelah mereka mahir, aku Dodik, sasaran selanjutnya peserta ditarget bisa mengolah minuman kopi yang nikmat serta akhli menyeduh dan menyajikan kopi yang benar. “Mereka juga berkeinginan menjadi barista yang bisa menyediakan tenaga kerja baru di Kabupaten Situbondo. Salah satunya dengan cara membuka usaha kedai kopi sendiri,” tegas Dodik.
Dengan pelatihan ini, Dodik juga berharap nanti para kaum disabilitas bisa lebih menguasai berbagai jenis kopi, termasuk cara penyajiannya. Dodik yakin para kaum disablitas mahir dalam penyajian minuman kopi, setelah tuntas mengikuti pelatihan.
Mereka juga siap bekerja di cafe-cafe yang ada di Situbondo, ulasnya, dan sebagian ingin membuka cafĂ© sendiri. “Kami sangat mendukung upaya PPDS ini. Kami (Kang Dodik Kopi) sepakat untuk menjembatani mereka agar piawai dalam membuat produk kopi khas Situbondo,” pungkas Dodik. [sawawi]

Tags: