Wali Kota Cukup Pantau Absensi Pegawai dari Ruangannya

Wali Kota Mas'ud Yunus melihat monitor daya absensi PNS di ruang kerjanya saat launching absensi finggerprint. [kariyadi/bhirawa]

Wali Kota Mas’ud Yunus melihat monitor daya absensi PNS di ruang kerjanya saat launching absensi finggerprint. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Selepas libur panjang di hari pertama kerja di tahun yang baru ini, Wali kota Mojokerto memastikan tak menggelar Sidak ke kantor- kantor. Untuk melihat tingkat kehadiran pegawai, wali kota sudah bisa melakukan dari monitor pantau absensi finggerprint yang ada di ruang kerjanya.
”Tidak perlu lagi harus Sidak ke kantor – kantor seperti sebelumnya. Sejak model absensi finggerprint, saya sudah bisa melihat absensi dari ruangan saya,” ujar Mas’ud Yunus, Wali Kota Mojokerto, Senin (2/1) kemarin.
Sejak dioperasionalkannya absensi finggerprint, pemantauan absensi bisa secara langsung diketahui melalui sistem yang terintegrasi di ruangan pejabat pembina kepegawaian yakni meja kerja Wali Kota Mas’ud Yunus. Selain itu, Wakil Walikota Suyitno, Sekdakot Mas Agoes Nirbito, dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Endri Agus Subiyanto juga bisa mengontrol lewat cara serupa.
Dari layar monitor yang ada dimasing-masing ruangan itu, setelah jadwal absensi pegawai dimulai akan diketahui jumlah pegawai yang masuk. Sebagai bukti efektifitas dari absensi finggerprint, wali kota akan membuktikannya dengan melihat kehadiran seluruh PNS lewat monitor diruang kerjanya.
Dari monitor kontrol itu, akan langsung diketahui jumlah pegawai yang terlambat masuk kerja, pegawai yang tidak datang kerja, maupun pegawai yang izin tidak masuk kerja. ”Target pertama dengan sistem ini adalah meningkatkan disiplin pegawai. Kedua, memudahkan monitoring absensi pegawai,” beber wali kota.
Orang nomor satu di lingkup Pemkot Mojokerto ini menyampaikan seluruh alat perekam sidik jari alias fingerprint sudah berada di setiap SKPD. Dengan begitu, perawatan dan penjagaan alat itu menjadi tanggung jawab bersama. Apabila ada kerusakan alat yang dilakukan dengan sengaja bakal diusut. ”Harus dijaga bersama karena ini kan bersumber APBD. Kalau ada yang ketahuan merusak tentu nanti akan disanksi,” tandas Walikota.
Sebelumnya, sistem perekaman sidik jari itu sudah diuji cobakan selama kurang lebih tiga bulan di akhir tahun 2016 silam. Hasilnya, masih banyak pegawai yang terlambat. Namun, secara garis besar tingkat absensi pegawai meningkat sebanyak 90% dibanding sistem cara manual berupa teken tanda tangan.
Pekan terakhir 2016 lalu, Wali Kota Mas’ud Yunus dan petinggi Pemkot menjajal menggunakan absensi sidik jari alias finger print. Absensi model online itu diberlakukan mulai hari pertama kerja tahun 2017 bagi sebanyak 3.128 pegawai di lingkup Pemkot.
Alat absensi online itu sekarang sudah berada pada 135 instansi di lingkup Pemkot. Terhitung mulai instansi tingkat dinas, badan, Kecamatan, kelurahan, unit pelaksana teknis, hingga sekolah. [kar]

Tags: