Wali Kota Eri Cahyadi Resmikan Jembatan Sawunggaling Ikon Baru Surabaya

Jembatan Sawunggaling yang menghubungkan frontage road sisi barat Jalan Raya Wonokromo dengan Jalan Gunungsari. Jembatan ini menjadi ikon baru Surabaya karena jembatan sangat indah.

Surabaya, Bhirawa.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meresmikan Jembatan Sawunggaling dan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) yang terkoneksi dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS), Sabtu (1/5). Jembatan ini menghubungkan frontage road sisi barat Jalan Raya Wonokromo dengan Jalan Gunungsari. Peresmian jembatan inipun dihadiri langsung oleh Menteri Sosial Republik Indonesia (RI), Tri Rismaharini.

Kehadiran Mensos Risma dalam peresmian jembatan itupun diundang secara khusus oleh Pemkot Surabaya. Sebab, berdirinya Jembatan Sawunggaling dan TIJ, tak lepas dari peran serta mantan wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya tidak mungkin melupakan sejarah berdirinya Jembatan Sawunggaling dan TIJ. Karena itu, dalam peresmian ini juga dihadiri Mensos Risma yang sekaligus penggagas berdirinya Jembatan Sawunggaling terkoneksi dengan TIJ dan KBS.

“Sehingga saya berharap ke depan, ketika itu sudah terbangun semuanya maka pergerakan ekonomi Kota Surabaya, pergerakan UMKM-nya Kota Surabaya bisa terus bergerak. Terus bergerak menjadi pergerakan ekonomi yang hebat,” kata Wali Kota Eri mengawali sambutannya.

Dengan terkoneksinya Jembatan Sawunggaling dan TIJ, Wali Kota Eri ingin ketika Covid-19 hilang di Surabaya, maka ke depan seluruh akses parkir yang ada di area KBS bisa diarahkan ke TIJ. Ia berharap, area KBS bisa lebih nyaman digunakan warga Surabaya dan wisatawan yang datang. “Semoga dengan diresmikannya Jembatan Sawunggaling dan TIJ ini maka bisa bermanfaat buat warga Surabaya dan bisa meningkatkan UMKM-nya Kota Surabaya,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Mensos Risma menyampaikan terima kasih karena diundang dalam peresmian ini. Menurutnya, konsep jembatan ini sebetulnya adalah untuk penanganan masalah intermoda. Artinya, bertujuan untuk memadukan moda transportasi di Kota Surabaya.

“Dulu memang rencananya juga ada trek, dan kemudian ketemu di lantai dua dan kemudian ketemu dengan bus. Sehingga kalau warga beralih (moda transportasi) itu memudahkan pergerakan,” kata Mensos Risma.

Di samping itu, kata Mensos Risma, selain jembatan ini untuk membantu frontage road, juga mendukung akses parkir di TIJ dan kendaraan yang menuju arah Surabaya Barat. “Terminalnya memang konsepnya untuk antarmoda, jadi ada trem, ada bus dan ada angkot. Menghubungkan warga bisa menyeberang dari sini,” ujarnya.

Saat dia menjabat Wali Kota Surabaya, ide awal gagasan Jembatan Sawunggaling dan TIJ ini memang terkoneksi dengan KBS. Hal itu bertujuan untuk mendukung akses parkir pengunjung dan wisatawan di KBS. Sehingga diharapkan pula saat hari libur atau akhir pekan kemacetan di area KBS bisa berkurang.

“Kami berharap parkir pengunjung KBS bisa parkir di sini. Kenapa? Supaya KBS bisa lebih luas, karena lahannya tidak terkurangi parkir. Ternyata kemarin, dari beberapa di titik hari-hari tertentu lebaran itu sampai meluber sepeda motor sehingga kemudian mereka parkir di jalan,” tandasnya.[iib]

Tags: