Wali Kota Mojokerto Blusukan Temui Pedagang Pasar Tradisional

Wali kota Mojokerto Ning Ita Blusukan ke padar tradisional berinteraksi dengan pedagang. [kariyafi/bhirawa.]

(Dengar Curhatan Pedagang, Tak Mau Bangun Pasar Asal Jadi) 

Kota Mojokerto, Bhirawa
Untuk segera mewujudkan ekonomi daerah yang mandiri, berdaya saing, berkeadilan dan berbasis pada ekonomi kerakyatan melalui peningkatan fasilitas pembangunan infrastruktur daerah sebagaimana visi misi Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari Jumat (11/1) blusukan ke  beberapa pasar tradisional yang menjadi sentra ekonomi masyarakat Kota Mojokerto.
Beberapa pasar yang ditinjau Ning Ita, sapaan Wali Kota Mojokerto pada kali ini antara lain Pasar Tanjung Anyar, Pasar Empunala dan Pasar Prajurit Kulon. Ning Ita menyampaikan bahwa pembangunan pasar tradisional di Kota Mojokerto harus sekalian yang bagus, jangan membangun yang asal-asalan.
“Prinsip saya dalam membangun mesisan sing apik. Karena ini fasilitas untuk masyarakat. Kalau kegunaannya untuk jangka panjang maka ini harus benar-benar kita bangun sebaik mungkin dengan kualitas yang terbaik,” tegas Ning Ita.
Seperti yang diberitakan beberapa waktu lalu, Pemkot Mojokerto akan membangun dan merevitalisasi pasar tradisional. Ning Ita akan menghidupkan pasar tradisional sehingga pedagang kecil di Kota Mojokerto dapat bersaing dengan pasar modern. Tentunya pasar tradisional akan dibangun dengan konsep modern. Sehingga pertemuan antara pembeli dan pedagang akan lebih nyaman karena jauh dari kesan kumuh.
Orang nomor satu di Kota Mojokerto ini tidak sendirian. Kedatangannya ke tiga pasar tersebut bersama tim dari Kementerian Perdagangan juga didampingi Wakil Wali Kota Achmad Rizal Zakaria, Kepala Disperindag Ruby Hartoyo, Kepala BPPKA Agung Moeljono beserta jajarannya.
Ning Ita yang dekat dengan masyarakat, terutama rakyat kecil, banyak dicurhati pedagang. Seperti pada saat di Pasar Prajurit Kulon, Ning Ita dicurhati Suwaji, pedagang pracangan yang sudah 18 tahun menempati pasar tersebut. “Gentengnya banyak yang bocor Bu, jalannya sudah rusak. Kalau kondisinya seperti ini pembeli tidak nyaman, pasar akan terus sepi,” kata Suwaji.
Mendengar jawaban Ning Ita yang akan memperbaiki pasar tersebut, Suwaji sangat bersyukur. “Kulo matur nuwun sama Bu Wali yang memperhatikan kondisi pasar ini. Saya senang dikunjungi Bu Wali dan tahu langsung kondisi pasar,” tuturnya.
Aksi spontan juga ditunjukkan Ning Ita ketika berada di Pasar Empunala. Saat akan meninggalkan pasar, Ning Ita sudah di dalam mobil dinasnya dan seketika membuka kaca mobil mendapati seorang kakek berjualan es yang terlihat belum dapat pembeli.
Ning Ita turun menyapa Mochamad Affandi, pedagang es keliling asal Wates dan memborong seluruh dagangannya dan dibagikan kepada stafnya serta pengunjung pasar. “Matur nuwun Bu Wali Kota, alhamdulillah jualan saya habis,” tuturnya.
Ning Ita sangat serius akan menumbuhkan ekonomi masyarakat. Hal ini sesuai dengan penjabaran visi misinya yang ingin segera mewujudkan ekonomi daerah yang mandiri, berdaya saing, berkeadilan dan berbasis pada ekonomi kerakyatan melalui peningkatan fasilitas pembangunan infrastruktur daerah. [kar]

Tags: