Wali Kota Risma dan Forpimda Surabaya Arak Penghargaan Lee Kuan Yew

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan arak-arakan keliling Kota Surabaya, Selasa (10/7) atas keberhasilan Kota Pahlawan menyabet penghargaan internasional Lee Kwan Yew World City Prize di Singapura.[trie diana/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Sehari setelah menerima penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention di Singapura, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) melakukan arak-arakan keliling Kota Surabaya, Selasa (10/7).
Arak-arakan itu diikuti Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolrestabes Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto, Danrem Bhaskara Jaya/084 Kolonel (inf) Kolonel Kav M Zulkifli, Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji dan beberapa pejabat lainnya.
Rombongan arak-arakan ini menggunakan sekitar 15 mobil jeep tahun 60/70-an, start dari Korem 084/Bhaskara Jaya hingga Balai Kota Surabaya dengan membawa empat penghargaan.
Empat penghargaan itu adalah Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention, ASEAN Tourism Forum (ATF) di Thailand dan Global Green City PBB 2017, serta Learning City Unesco. Ke empat penghargaan tingkat dunia ini diarak oleh Forpimda Surabaya dan dipamerkan kepada warga Surabaya.
Rombongan ini berangkat dari Korem sekitar pukul 07.30, dengan rute dari Korem 084/Bhaskara Jaya kemudian berjalan ke arah Jalan A Yani (frontage Barat) – Jalan Wonokromo – Jalan Raya Darmo – Urip Sumoharjo – Jalan Basuki Rahmat – Jalan Gubernur Suryo – Jalan Yos Sudarso – Jalan Wali Kota Mustajab – Balai Kota (sisi pintu selatan).
Sepanjang perjalanan, Wali Kota Risma bersama Forpimda lainnya terlihat melambaikan tangan untuk menyapa warga yang ada di pinggir-pinggir jalan.
Tiba di Balai Kota Surabaya, rombongan ini sudah disambut oleh pasukan kebersihan, para guru dan siswa Kota Surabaya. Musik tradisional pun bergema menyambut kedatangan rombongan. Di samping itu, mereka juga disuguhi makanan-makanan khas Kota Surabaya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Risma menyampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah bekerja keras bersama-sama membangun Kota Surabaya, hingga akhirnya Kota Surabaya bisa mendapatkan penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize 2018 ini.
Ia mengaku, perjalanan mendapatkan penghargaan ini tidaklah mudah, karena ketika mengikuti untuk yang ketiga kalinya ini, dia sudah sempat pesimistis.
”Jadi, waktu akan mengikuti ini untuk yang ke tiga kalinya, ah mungkin tidak dapat lagi, karena sudah dua kali mengikuti penghargaan ini belum berhasil. Alhamdulillah mengikuti yang ke tiga ini kita bisa berhasil mendapatkan special mention,” katanya.
Oleh karena itu, Pemkot Surabaya bersama Forpimda mengarak penghargaan yang sangat bergengsi itu. Selain Lee Kuan Yew World City Prize, arak-arakan ini juga memamerkan tiga penghargaan internasional lainnya. “Kami arak beberapa penghargaan, supaya masyarakat juga tahu bahwa kita ini banyak mendapatkan penghargaan tingkat internasional,” ujarnya.
Dijelaskan Risma, pembangunan Kota Surabaya ini tujuan utamanya bukan untuk penghargaan, melainkan kesejahteraan bagi warganya. Namun begitu, kesejahteraan kota itu perlu ada parameternya dan harus terukur dan bisa diukur, sehingga dengan penghargaan ini capaian utama itu bisa terlihat.
“Saya juga baru tahu kalau tim juri dari penghargaan Lee Kuan Yew ini ada 26 orang, dan yang datang ke Surabaya hanya 7 orang. Jadi, kalau Surabaya lolos, itu memang karena Surabaya ini dinilai lebih dibanding kota-kota lainnya,” tegasnya.
Kini Kota Surabaya sudah sejajar dengan kota-kota besar lainnya. Buktinya, yang mendapatkan Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention adalah Hamburg (Jerman), Kazan (Rusia) dan Tokyo (Jepang). [dre]

Tags: