Wapres Hadiri Wisuda Penghafal Al Qur’an di Jombang

Wapres Ma’ruf Amin bersama Gubernur Jatim, Hj Khofifah Indar Parawansa, serta Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab saat menghadiri wisuda Hafidhoh di Ponpes Hamalatul Qur’an putri 1, Jogoroto, Jombang, Rabu (15/03).

Jombang, Bhirawa
Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin bersama Gubernur Jatim, Hj Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab menghadiri wisuda 187 hafidhoh (penghafal Al Qur’an) di Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Qur’an putri 1, yang berada di Desa Jarak Kulon, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Rabu (15/3).
Wapres bersama Gubernur Jatim dan Bupati Jombang tiba di lokasi wisuda sekitar pukul 09.11 WIB. Salah satu dari Hafidhoh yang diwisuda di Pesantren Hamalatul Qur’an putri 1 ini terdapat cucu Wapres yakni, Selma Ratu Dewi Tamara (18).
Selma duduk di barisan depan para santriwati yang diwisuda. Selma mengenakan jilbab dan berbusana panjang. Begitu namanya disebut, Selma pun melangkah ke panggung. Dia menerima ijazah dari pengasuh Ponpes Hamalatul Quran putri 1, KH Ainul Yaqin.
Selma kemudian memberi hormat dengan menangkupkan tangan di dada dan membungkuk secara berurutan kepada Bupati Jombang, lalu kepada sang kakek, KH Ma’ruf Amin, serta kepada sejumlah kiai yang duduk di panggung kehormatan.
Pengasuh Ponpes Hamalatul Qur’an putri, KH Ainul Yaqin mengatakan, terdapat 600 santriwati di Ponpes Hamalatul Quran (HQ) putri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 187 santriwati yang salah satunya adalah cucu Kiai Maruf Amin bernama Selma Ratu Dewi Tamara, menjalani wisuda.
“Alhamdulillah cucu beliau KH Maruf Amin mampu menyelesaikan program tahfidz selama 4 bulan 9 hari. Hari ini Selma mengikuti wisuda Hafidloh di pondok putri ini,” kH Ainul Yaqin yang akrab disapa Mbah Yaqin.
Mbah Yaqin mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wapres Ma’ruf Amin dalam wisuda tersebut. “Kami juga mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pak Wapres Ma’ruf Amin yang jatuh pada 11 Maret kemarin. Hadiahnya langsung dari Allah berupa cucu beliau yang hari ini diwisuda,” ungkap Mbah Yaqin.
Mbah Yaqin menjelaskan, selain santri putri, pihaknya juga mendidik santri putra dalam menghafalkan Alquran. Namun durasi masing-masing santri berbeda dalam hafalan. Untuk santri putra, rata-rata sudah hafal selama 6 bulan. Sedangkan santri putri selama 3 bulan. Metode yang digunakan di Ponpes Hamalatul Quran yakni Habituas atau pembiasaan.
Pada acara tersebut, ratusan undangan memadati lokasi dan duduk rapi di bawah tenda berukuran besar. Wisuda ini juga dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jombang.
187 santriwati Ponpes Hamalatul Qur”an putri 1 yang akan diwisuda juga duduk di tempat yang sudah disiapkan. Sekitar pukul 9.11 WIB, Wapres Ma’ruf Amin bersama rombongan tiba di lokasi acara. Kedatangan RI 2 ini disambut dengan lantunan salawat. Wapres Ma’ruf Amin menyaksikan prosesi wisuda dari panggung kehormatan mulai awal hingga akhir acara.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah memuji metode hafalan yang digunakan Ponpes Hamalatul Qur’an. Metode tersebut menjadikan para santri di seluruh cabang pondok Hamalatul Qur’an yang tersebar di Kediri, Jombang, dan Surabaya rata-rata dapat menghafal 30 juz Al-Qur’an dalam 3-6 bulan saja.
“Jadi menurut mereka, ada lima tahapan yang digunakan sejak awal rekrutmen santri. Yang pertama, tes hafalan. Artinya, akan dilihat berapa banyak hafalan yang sudah dimiliki,” ujar Khofifah.
Kemudian yang kedua adalah kemampuan membaca dengan tajwid dan makharijul huruf yang benar. Berikutnya, kemampuan menghafal calon santri juga akan diuji. Di mana, masing-masing mereka akan diberikan satu halaman acak dalam Al-Qur’an dan harus menghafalnya dalam waktu 30 menit.
Setelahnya ada tes wawancara untuk melihat motivasi santri. Dari sana, akan terlihat seberapa besar tekad yang mereka miliki untuk menghafal. “Kalau sudah masuk, barulah akan masuk pada proses habituasi. Jadi santri dibiasakan untuk membaca 7 juz per hari, sehingga bisa khatam setiap 4-5 hari. Kalau sudah begini, ngelindur pun para santri ini tetap melafadzkan Al-Qur’an,” tuturnya.
Menurut Khofifah, metode menghafal Alquran semacam ini dapat diimplementasikan untuk mereka yang ingin menjadi hafidz hafidzoh. Mengingat, cara tersebut sudah dibuktikan oleh Hamalatul Qur’an.
“Metode menghafal Al-Qur’an ini bisa jadi referensi untuk semua. Jadi pelan-pelan kita memperbaiki cara mengaji, lebih sering update metode menghafal dan tajamkan pikiran dengan terus menambah hafalan. Insya Allah dipermudah,” pungkas Khofifah.
Lebih jauh, mantan Menteri Sosial RI tersebut mengharapkan agar lebih banyak penghafal Al-Qur’an yang lahir di Jawa Timur. Disebutnya, para hafidz dan hafidzah adalah salah satu sebab Allah memberkahi suatu wilayah.
“Saya berharap, para penghafal Al-Qur’an dati Jawa Timur terus bertambah..hafal, faham dan mengamalkan. Karena ridho dan berkah Allah ada di tempat di mana penghuninya merupakan ahli kitab dan agama,” tandasnya. [rif.tam]

Tags: