Warga Gemenggeng Bangun Tanggul Darurat

Warga Desa Gemenggeng Kecamatan Pace dibantu Tagana membangung tanggul darurat secara swadaya karena bantuan Pemkab Nganjuk nihil.(ristika/bhirawa)

Warga Desa Gemenggeng Kecamatan Pace dibantu Tagana membangung tanggul darurat secara swadaya karena bantuan Pemkab Nganjuk nihil.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Tanggul jebol di sungai Desa Gemenggeng Kecamatan Pace mengancam permukiman warga setempat. Untuk mengantisipasi bencana banjir bandang, warga dengan dibantu puluhan Tagana (taruna siaga bencana) dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Pemkab Nganjuk membangun tanggul darurat dari karung berisi pasir.
Banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Nganjuk sempat membuat trauma warga. Ratusan rumah warga di Desa Gemenggeng Pace terancam hanyut diterjang banjir bandang. Karena itu untuk mengantisipasi longsor dan banjir bandang, yang dapat merembet ke sejumlah rumah warga lainnya tanggul darurat dibangun secara gorong royong.
Menurut Gaguk koordinator  Tagana, tanggul di tepi sungai amblas akibat terseret arus sungai ketika banjir terjadi seminggu lalu. Ada beberapa rumah warga yang kini terancam roboh jika arus sungai meluap. Oleh karena itu, warga bergotong royong mendirikan tanggul darurat, sebagai langkah antisipatif.
Gaguk juga mengatakan, tanggul darurat yang dipasang merupakan hasil swadaya dari warga Desa Gemenggeng tanpa ada bantuan dari pihak Pemkab Nganjuk. “Pasir dan karung plastik merupakan swadaya warga, kami anggota Tagana hanya membantu tenaga,” terang Gaguk.
Samiran (56) warga Desa Gemenggeng mengaku trauma dengan kejadian banjir bandang beberapa waktu lalu. Sementara pihak pemerintah tidak juga turun tangan mengatasi tanggul sungai yang jebol. Karena untuk keselamatan warga akhirnya melakukan gotong royong dan secara swadaya membeli karung plastik. “Sedikitnya tiga ribu karung berisi pasir yang dibutuhkan warga untuk membuat tanggul darurat. Kalau menunggu bantuan pemerintah, rumah kami nanti keburu hanyut,” keluh Samiran.
Dinas PU Pengairan yang menjadi penanggungjawab atas pemeliharaan saluran sepertinya menutup mata dengan jebolnya tanggul di sungai Desa Gemenggeng. Bahkan saat Bhirawa berusaha menemui, Kepala Dinas PU Pengairan Ir. Hoedoyo MM, sedang tidak ada di tempat karena mengikuti rapat di kantor kabupaten. [ris]

Tags: