Warga Kota Batu Gelar Upacara di Mata Air Umbul Gemulo

Warga Bulukerto dan para Pegiat Alam melakukan Upacara Peringatan Kemerdekaan RI ke-72 di Mata Air Umbul Gemulo, Kamis(17/8)

Kota Batu, Bhirawa
Ada cara unik bagi warga Kota Batu untuk menunjukkan kecintaannya kepada NKRI. Kamis (17/8), puluhan warga melaksanakan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72 di dalam air Sumber Umbul Gemulo Kota Batu.
Dengan upacara ini diharapkan warga Kota Batu pada khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya untuk lebih peduli terhadap keberadaan sumber mata air yang mengaliri Sungai Brantas. Diketahui semakin bertambahnya tahun jumlah mata air di Kota Batu semakin berkurang baik jumlah maupun debit yang dikeluarkan.
Dulu tercatat Kota Batu memiliki 111 mata air. Namun kini jumlah tersebut terus berkurang dan menyisakan 56 mata air saja. Butuh kepedulian semua pihak untuk melestarikan keberadaan mata air ini.
“Dan untuk mendorong rasa kepedulian ini pada pelaksanaan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72 tahun, kita mengambil tema ‘Merdeka dan Lestari’,” ujar Ketua Panitia Pelaksanaan HUT RI Sumber Umbul Gemulo, Prabowo, Kamis (17/8).
Para peserta upacara, katanya, adalah beberapa komunitas yang memiliki kepedulian tinggi terhadap keberadaan mata air dan kelestarian alam. Di antaranya, WALHI Jatim, mahasiswa, komunitas Nawakalam Gemulo, komunitas Omah Munir, pelajar, dan masyarakat Desa Bulukerto.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Dr.Purnawan D.Negara, pegiat WALHI Jatim dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang. Ia mengingatkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air yang sangat drastis. Karena itu pada akhir Agustus mendatang ia mengajakan untuk melakukan pemetaan lagi terhadap keberadaan mata air.
“Mata air juga merupakan tinggalan dari para Pahlawa, dan kita harus mempertahankannya,”ajak Purnawan.
Pemetaan ini perlu dilakukan, mengingat di Kota Batu sudah banyak terjadi alih fungsi hutan menjadi lahan, dan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan. Kecamatan. Hal ini akan berdampak langsung terhadap debet air yang ada di mata air, bahkan bisa mengancam keberadaan mata air.
Kemarin merupakan tahun kedua para komunitas ini melaksanakan Upcara Bendera di dalam air Sumber Umbul Gemulo yang berada di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ini. Selain upacara, serangkaian acara juga dilaksanakan untuk lebih meningkatkan kecintaan dan kepedulian pada mata air. Yaitu, syukuran nasi tumpeng, takziyah ke makam Mbah Batu dan Munir.
Diketahui, Mbah Batu merupakan tokoh yang melakukan babat alas di wilayah Batu yang kemudian menjadi cikal bakal Kota Batu. Adapun Munir adalah pahlawan Hak Asasi Manusian (HAM) yang juga warga Kota Batu.
Dan setelah dari makam, acara dilanjutkan dengan bedah film dokumenter berjudul ‘wong gunung mudun embong’ dan diskusi tentang kelestarianmata air. Dalam film itu menceritakan perjuangan warga Bulukerto dalam mempertahankan keberadaan mata air. Di antaranya, warga sempat melakukan protes ketika ada rencana pendirian hotel di dekat Sumber Umbul Gemulo.
Pembangunan hotel itu dikhawatirkan akan merusak eksistensi mata air. Selain itu akan banyak limbah yang akan mencemari mata air mengingat lokasi hotel yang dekat dan datarannya lebih tinggi dari mata air Umbul Gemulo.
“Manusia bisa hidup tanpa emas, tapi manusia tidak bisa hidup tanpa air. Karena itu keberadaan air harus dijaga dengan melestarikan sumber mata air,”ajak Purnawan.(nas)

Tags: