Disambar Petir, Pagar Asta Tinggi Roboh

18-pagar-asta-robohSumenep, Bhirawa
Pagar Asta Tinggi, di Desa Kebonagung, Kecamatan Kota, Sumenep, tiba-tiba roboh. Kemungkinan pagar yang berada disisi barat kompleks makam para Raja Sumenep akibat sambaran petir.
Kepala Penjaga Asta Tinggi, RB Roeska Pandji Andika menuturkan, robohnya pagar berupa tembok setebal setengah meter itu diawali dengan hujan lebat dan petir. Bahkan penjaga di bagian Kaji Nangger Asta Tinggi ini sempat kaget saat melihat dengan jelas, kilatan petir mengarah pada pagar bagian barat yang diiringi angin kencang.
“Setelah terlihat sambaran kilat itu, kemudian terdengar suara keras berdebum seperti benda besar jatuh. Bahkan bumi ini seakan bergetar seperti ada gempa. Herannya, lima menit kemudian hujan dan angin kencang tiba tiba berhenti. Lalu salah seorang penjaga di bagian makam Pangeran Jimat, memberi tahu jika pagar di bagian barat Asta runtuh,” kata Pandji, Senin (17/3).
Ia mengungkapkan, jika berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, peristiwa semacam itu menjadi pertanda bakal terjadi peristiwa besar di Indonesia. Mengingat beberapa waktu lalu, saat ada kejadian aneh di Asta Tinggi, tak berselang lama kemudian juga terjadi peristiwa besar di negeri ini. Peristiwa tentang suksesi atau peralihan kekuasaan.
“Waktu itu ada kejadian robohnya pohon asam di kawasan komplek Asta Tinggi pada tahun 1965. Ternyata pada tahun itu, Presiden RI pertama, Soekarno, lengser. Masyarakat disini meyakini itu berkaitan dengan robohnya pohon asam di Asta Tinggi sebagai penanda,” tuturnya.
Begitu pula saat Presiden Soeharto dipaksa mundur tahun 1998 silam. Saat itu pohon beringin di Masjid Jamik Sumenep, roboh. “Masjid Jamik ini kan masjid yang dibangun di masa Raja Sumenep berkuasa. Jadi kejadian-kejadian aneh seperti robohnya tembok Asta itu, biasanya sebagai sebuah pertanda, akan ada sebuah peristiwa besar. Tapi apa peristiwanya, ya Wallahu’alam,” tegasnya.
Asta Tinggi adalah kawasan pemakaman khusus para Pembesar/Raja/ Kerabat Raja yang teletak di kawasan dataran tinggi bukit Kebon Agung Sumenep. Dalam Bahasa Madura, Asta Tinggi disebut juga sebagai Asta Raja yang bermakna makam para Pangradja (pembesar kerajaan) yang merupakan asta/makam para raja , anak keturunan beserta kerabat-kerabatnya.
Kawasan pemakaman khusus ini dibangun sekitar tahun 1750 M. Awalnya pembangunan ini direncanakan oleh Panembahan Somala, dan pelaksanaannya dilanjutkan oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II.
Asta Tinggi ini memiliki 7 kawasan, yakni Kawasan Asta Induk, Kawasan Makam Ki Sawunggaling, Kawasan Makam Patih Mangun, Kawasan Makam Kanjeng Kai/ Raden Adipati Suroadimenggolo, Kawasan makam Raden Adipati Pringgoloyo/ Moh. Saleh, Kawasan Makam Raden Tjakra Sudibyo, dan Kawasan Makam Raden Wongsokoesomo. [bjc]

Tags: