Kenali Pembajak Kesehatan

Judul Buku : Pembajak Kesehatan
Penulis         : dr. Yusuf Alam Romadhon
Penerbit      : Metagraf, Solo
Tahun          : 2014
Tebal            : xviii + 246 halaman
ISBN            : 978-602-9212-91-4
Peresensi  : Muhammad Bagus Irawan
Pustakawan IAIN Walisongo Semarang

Kesehatan adalah hal terpenting dalam kehidupan. Tubuh sehat mampu mengantarkan pemiliknya melakukan aktivitas secara maksimal. Sebaliknya bila tubuh sakit ataupun mengidap penyakit, maka pemiliknya akan terbaring dan hidupnya tak produktif. Banyak hal dalam kehidupan yang merenggut kekuasaan diri kita, terutama yang berkenaan dengan kesehatan. Tanpa disadari, tiba-tiba saja seseorang mendapati dirinya menjadi gemuk dan tak kuasa menurunkan berat badan idealnya lagi. Lain lagi, ada orang yang tiba-tiba terpuruk karena divonis mengidap penyakit kronis, tanpa pernah tahu penyebab dan mampu mengantisipasinya.
Dari kondisi itulah buku bertajuk Pembajak Kesehatan ini hadir menawarkan ide baru menjaga kesehatan. Penulis berargumen; “orang sering tak menyadari perilaku atau keadaan yang begitu menguasai dirinya. Padahal perilaku itu ketika berakumulasi dalam jangka waktu tertentudapat berakibat buruk pada kesehatan.” Dari sana, diperlukan kampanye kesehatan ihwal penyadaran diri atas situasi dari para pembajak yang selalu hadir di sekeliling kita. Pembajak kesehatan itu mampu menguasai psikologi korban sehingga jatuh tak berdaya (hlm. 3). Buku ini adalah kelanjutan dari buku sebelumnya Menjadi Dokter Pribadi di Rumah Sendiri, di mana penulis menawarkan gagasan mengenali riwayat penyakit secara genetik (hlm. 5).
Buku ini disajikan kedalam tiga bagian, yakni; Pembajak Genetik Biologis, Pembajak Lingkungan Biopsikososial, dan Upaya Loloas dari Pembajakan. Dalam tahap awal penulis menekankan pentingnya mengenali siapa pembajak kesehatan itu. Penyebab seseorang menjadi sakit bukanlah faktor yang berdiri sendiri. Setidaknya ada empat faktor yakni; genetik (penyakit bawaan keturunan), agen penyakit, perilaku, dan lingkungan. Faktor genetik bisa dilacak lewat riwayat penyakit yang diderita orang tua. Factor ini memiliki kerentanan penyebab penyakit yang sama berkisar antara 30%-50% (hlm. 14). Adapun, faktor agen penyakit bisa berupa apa saja yang merusak keseimbangan normal fungsi-fungsi tubuh. Beberapa di antaranya adalah mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, cacing, dan jasad renik lainnya), zat-zat kimia (asap rokok, asap kendaraan bermotor, racun pestisida, pewarna tekstil yang dipakai untuk makanan, dan semacamnya), nutrisi berlebihan, suara berlebihan, energy radiasi sinar ultraviolet, dan sinar rontgen (hlm. 19).
Selanjutnya, faktor perilaku adalah berupa aktivitas individu atau kelompok yang dapat membuat agen penyakit berinteraksi dengan tubuh. Apabila terjadi secara intens, hal itu dapat mengganggu keseimbangan fungsi-fungsi tubuh. Contohnya adalah perilaku seks bebas, merokok, konsumsi narkoba dan alkohol (hlm. 20). Dan terakhir adalah faktor lingkungan, meliputi kondisi lingkungan di mana individu berinteraksi secara intens dengan agen penyakit. Lingkungan yang bersifat biologis, misalnya, banyaknya “tamiya” tikus satu paket dengan virus yang berseliweran di tempat tinggal. Adapun lingkungan social, semisal, suasana permusuhan dan persaingan tak sehat di suatu daerah. Dalam bentuk ini agen penyakit bersifat psikologis (hlm. 21)
Selain itu juga didedahkan prinsip-prinsip menghadapi pembajak kesehatan. Di mulai dari prinsip nol, yaitu menghindari terjadinya pembajakan. Ini adalah cara termurah dan termudah, namun membutuhkan komitmen yang kuat. Dilanjutkan dengan empat prinsip utama; pertama, menghindari konfrontasi. Apabila pembajak disebabkan genetik atau penyakit keturunan, maka yang diperlukan adalah memodifikasi lingkungan dan perilaku sehat. Prinsip kedua adalah keluar dari zona pengaruh pembajak, lewat penyadaran bila tubuh telah terbajak, lantas meniatkan diri dengan keinginan kuat keluar dari pengaruh itu. Prinsip ketiga, mencari dan membangun “pembajak” baru yang memiliki pengaruh positif bagi kesehatan. Prinsip keempat, mempertahankan pengaruh kuat dari “kawanan pembajak positif”, artinya mempertahankan kebiasaan baik agar kesehatan tetap terjaga (hlm. 9-12).
Buku ini juga mengelaborasi berbagai kisah-kisah upaya lolos dari pembajakan. Pertama, kisah mengharukan dari Fakultas Kedokteran “Made in Desa” di Vietnam mampu mengatasi kekurangan gizi berat bagi masyarakat miskin (hlm. 218). Kedua, Komunitas Roseto mampu mencegah seseorang dari serangan jantung. Rahasianya ternyata ada di dalam kota Roseto itu sendiri, yakni modal social yang tinggi. Warga Roseto saling mengunjungi, mengobrol ketika bertemu di jalan, atau memasak untuk tetangganya di halaman belakang rumah (hlm. 224). Ketiga, Komunita Prolanis yang didirikan PT. Askes sejak 2010, membuat penderita diabetes menjadi sehat. Di mana konsep dasar Prolanis adalah penanganan penyakit yang lebih komprehensif, berbasis dokter keluarga dan pendekatan psikologis berpusat pada diri si pasien (hlm. 229). Akhirnya buku ini layak dibaca siapapun agar lebih mengenali pembajak kesehatannya dan tahu cara mengantisipasinya.

Rate this article!
Kenali Pembajak Kesehatan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: