Menguntungkan, Tapi Rentan Bawa Virus

20-Turis-wisatawan-asing65 Persen Wisman Belum Tes Kesehatan
Surabaya, Bhirawa
Banyaknya wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Indonesia bisa berdampak positif bagi pendapatan negara atau daerah. Namun dampak negatifnya mereka bisa membawa virus penyakit masuk kedalam negeri. Potensi ini menguat dari data baru 3,5 persen wisatawan asing diperiksa kesehatan oleh pemerintah lewat Kementerian Kesehatan. Sedangkan  8,6 juta orang wisatawan asing atau 65 persenya belum dilakukan tes kesehatan.
Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit Khusus Penyakit Tropik dan Infeksi Menular (RSKPTI) Unair, Prof Dr dr Suharto , Sp Pd mengatakan, melimpahnya wisatawan yang berkunjung ke Indonesia memang mampu meningkatkan devisa negara. Namun potensi penyakit yang dibawa kurang mendapat perhatian.
Sayang, pemerintah Indonesia tidak melakukan upaya sterilisasi penyakit menular terhadap wisatawan asing yang datang berkunjung. Padahal, tak sedikit dari mereka yang menularkan berbagai penyakit ke masyarakat Indonesia.
“Ironisnya, penyakit yang mereka bawa malah berkembang cepat di sini. Indonesia merupakan kawasan tropis dimana virus dan bakteri berkembang cepat. Seperti flu burung yang bisa menular sangat cepat kepada masyarakat Indonesia,” kata Suharto.
Menurutnya, penyeterilan para wisatawan asing ke Indonesia masih disepelekan. Fakta ini diperkuat dengan banyaknya wisatawan yang tidak melakukan tes kesehatan ketika memasuki wilayah Indonesia.
Dari 8,6 juta wisatawan asing, ada sekitar 65 persen yang tidak dites kesehatan oleh kementrian kesehatan. Beberapa penyakit yang seakan ditularkan oleh para para wisatawan mancanegara yakni flu burung, HIV/AIDS,Ispa, herpes, gatal-gatal dan lain-lainnya. Ironisnya, wisatawan ini bebas berdestinasi wisata sesuai dengan keinginannya.
Padahal, ada beberapa daerah rawan untuk menyebarkan berbagai penyakit di Indonesai, salah satunya yakni kawasan prostitusi Surabaya. Bukan hanya para PSK yang bisa menyebarkan hiv/aids kepada pengunjung. Tapi, para pengunjung yang berasal dari luar negeri juga bisa menyebarkan penyakit ini.
“Yang ditakutkan bukan hanya penyebarannya, tapi tingkat keganasan. Sehingga, ada beberapa penyakit menular yang tidak bisa diobati karena tingkat keganasannya yang hebat,” kata Prof Suharto. Bahkan, jika terlalu ganas, maka wisatawan akan kebal dan menularkan kepada orang lain.
Ada beberapa indikator yang membuat penyebaran penyakit ini cepat, yakni lewat udara, air dan hubungan seksualitas. Contoh indikator air yakni seperti terjadi di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ada wisata air terjun yang dijadikan lahan mesum oleh para pengunjung asing. Sehingga, air terjun itu tercemar dan masyarakat yang mandi di daerah itu terserang penyakit gatal-gatal. “Mengembangkan wisata sih boleh, tapi pemerintah tetap harus selektif agar kedatangan mereka tidak menyebarkan penyakit kepada masyarakat Indonesia,” kata dia. [dna]

Rate this article!
Tags: