Persema Diambang Kebangkrutan

Malang,  Bhirawa
Tim Persema yang diharapkan mampu menarik sponsor pada awal musim kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) 2010, kini berada diambang kebangkrutan karena masih menunggak gaji pemain, pelatih dan biaya operasional, meski kompetisi telah berakhir.
Sekretaris Persema Eka Ananta Sidharta, Minggu mengakui, sampai musim kompetisi 2011-2012 berakhir, konsorsium LPI masih punya tanggungan pada manajemen Persema sebesar Rp3,6 miliar untuk gaji pemain, official, pelatih maupun operasional tim.
“Tanggungan yang cukup besar ini mengindikasikan jika konsorsium tidak mampu lagi mengelola Persema, bahkan beberapa klub lain di bawah naungan LPI. Kondisi ini bisa dikatakan klub-klub tersebut termasuk Persema sudah berada diambang kebangkrutan,” tegasnya.
Selama melakoni kompetisi LPI, Persema dan klub-klub lainnya diharapkan mampu menggaet sponsor untuk mendanai kompetisi, namun hingga kompetisi tahun kedua berakhir, klub-klub tersebut belum menunjukkan perkembangan jika bisa mencari sponsor, apalagi mandiri.
Sebenarnya, kata Eka, konsorsium menarget setelah memasuki tahun kedua pengelolaan, klub-klub tersebut bisa menggaet sponsor, sehingga konsorsium tidak perlu lagi mendanai klub, karena klub sudah bisa mandiri.
Jangankan mampu menggaet sponsor dan penonton yang memenuhi stadion dalam setiap laga, kompetisi yang digelar LPI justru seperti dijauhi penonton, kecuali beberapa klub yang memiliki basis kuat dan suporter setia (fanatik).
Pada awal kompetisi, katanya, Persema tak mengalami hambatan soal finansial untuk gaji pemain, official maupun biaya operasional. Namun, ketika memasuki tahun kedua kompetisi, dana mulai terlambat, bahkan hingga kompetisi berakhir tim berjuluk Laskar Ken Arok itu belum menerima gaji hingga empat bulan dan bonus kemenangan.
Padahal, pengelolaan Persema oleh konsorsium baru berakhir pada akhir 2014. Persema mulai dikelola konsorsium pada Desember 2010 sebagai antisipasi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pendanaan Klub Sepak Bola Profesional.
Dalam Permendagri itu disebutkan bahwa klun sepak bola profesional tidak boleh didanai dari APBD. Karena aturan itulah, Ketua Umum Persema Peni Suparto menggandeng konsorsium LPI dengan tujuan agar Persema tetap eksis tanpa mengandalkan APBD.
Beberapa klub yang berada di bawah naungan konsorsium LPI adalah Persibo Bojonegoro, Persema Malang, PSMS Medan LPI, Persijap Jepara, PSM Makassar, Persiba Bantul, Persija Jakarta LPI dan Persebaya Surabaya.[ant]

Rate this article!