Ratusan Pengungsi Diperbolehkan Pulang

Pasca Status Kelud Turun ke Siaga
Kab Malang, Bhirawa
Pusat Vulkanik Badan Metereologi dan Geofisika (PVBMG) telah menurunkan status Gunung Kelud dari level awas ke siaga, hal itu telah membuat ratusan pengungsi yang selama ini menempati Gedung Kop SAE Pujon, Desa Pujon Lor, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang asal wilayah Kecamatan Ngantang minta dipulangkan.
Kepala BPBD Kabupaten Malang  Hafi Lutfi mengatakan tidak ada alasan  untuk menahan pengungsi,  mereka diperbolehkan pulang. Sebab, status Gunung Kelud berdasarkan PVBMG pada posisi di level siaga, sehingga bisa dikatakan aman. Meski, dalam level siaga, Pemkab Malang masih tetap melakukan siaga, dan belum menarik personel dari lokasi bencana di wilayah Kecamatan Ngantang dan Kasembon.
“Proses kepulangan ratusan pengungsi dari tempat pengungsian, Gedung Kop SAE Pujon kita antarkan dengan menggunakan truk TNI, polisi dan PMI Kabupaten Malang hingga menuju ke rumah masing-masing,” jelas dia kepada wartawan, Kamis (20/2).
Meskipun warga kembali ke rumah, kata dia, hal tersebut tidak menjadikan mereka nyaman berada di rumah. Sebab, rumah mereka saat ini sebagian dalam kondisi porak poranda, dan bahkan dalam kondisi rusak. Sehingga secara otomatis akan menambah masalah tersendiri bagi para warga yang wilayah desanya terkena dampak erupsi Gunung Kelud.
“Saya dan keluarga harus pulang mas, karena di rumah ada ternak sapi perah. Jika terlalu lama di pengungsian, dikhawatrikan ternak sapi saya ini akan mati. Meski rumah dalam kondisi porak poranda, tapi saya dan keluarga lebih tenang. Kita akan perbaiki rumah pakai  peralatan seadanya dulu, yang penting ada di rumah,” kata Suharti, salah satu warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Dijelaskan Suharti, di wilayah dusunnya tidak terlalu parah kerusakan rumah warga. Rata-rata atap rumah rusak akibat tak kuat menahan debu vulkanik, serta terjadinya hujan batu kerikil saat awal erupsi Kelud. Begitu mendengar  informasi terkait status Gunung Kelud diturunkan dari awas ke siaga, maka warga Dusun Plumbang ramai-ramai minta dipulangkan.
Pemkab Blitar juga meminta warga tetap menjauhi radius 5 km dari puncak Gunung Kelud meski telah terjadi penurunan status Gunung Kelud.
Bupati Blitar H Herry Noegroho SE, MH mengatakan penurunan status Gunung Kelud diharapkan membuat masyarakat bisa tenang. Sebelumnya warga Blitar selalu was-was akan aktivitas Gunung Kelud.
“Meski aktivitas  Kelud sudah menurun, warga tetap diminta menjauhi radius 5 km dari Gunung Kelud,” kata Herry.
Sedangkan untuk warga yang tempat tinggalnya termasuk di radius 5 km lebih atau 10 km sudah bisa kembali ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas sehari-hari meskipun tetap harus waspada.
“Semoga saja status Kelud bisa menurun lagi, sehingga warga bisa kembali beraktivitas seperti biasa tanpa ada perasaan was-was,” ujarnya.
Bersamaan dengan menurunnya status Gunung kelud menjadi siaga, Bupati Herry juga belum bisa memastikan apakah akan mencabut status tanggap darurat bencana di daerah tersebut  ataukah akan memperpanjang hingga 3 hari ke depan. Kamis kemarin memang hari terakhir pemberlakuan status tanggap darurat bencana letusan Gunung Kelud di Kabupaten Blitar.
“Untuk keputusan itu masih harus menunggu koordinasi dengan PVMBG dan Provinsi Jatim,” imbuhnya.
Sama dengan di Malang, seiring dengan menurunnya status Gunung Kelud, ribuan pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing. Di antaranya seperti yang terlihat di 3 titik pengungsian di Kecamatan Nglegok, yakni di SDN 3 Nglegok, SMKN 1 Nglegok dan Kantor Kecamatan Nglegok. Sebelumnya posko pengungsian tersebut merupakan rumah kedua bagi ribuan warga terdampak Kelud, tapi kini hanya terlihat beberapa petugas relawan serta tumpukan bantuan dan logistik bencana yang masih tersisa.
Gunung Ijen Waspada
Pasca meletusnya Gunung Kelud, membuat sejumlah warga yang tersebar di daerah tapal kuda seperti Kab Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo dan Jember masih diselimuti perasaan was-was. Ini karena di daerah tapal kuda masih ada dua gunung aktif yakni Gunung Ijen dan Gunung Bromo. Namun hingga saat ini, kedua status gunung tersebut masih berstatus waspada alias aman.
Menurut Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kab Situbondo Zainul Arifin, ia bersama jajarannya masih mengacu kepada keterangan BMKG (Badan Meterologi Klimatologi dan Geologi) bahwa kondisi Gunung Ijen yang berdekatan dengan Kab Situbondo masih berstatus waspada alias aman. “Sampai kini, statusnya masih aman dan tidak berbahaya bagi warga, karena masih berada di level waspada,” terang Zainul Arifin.
Mantan Kepala Bakesbangpol-Linmas Kab Situbondo menandaskan, status waspada itu tingkatannya masih berada di level dua. Artinya, sebut mantan Sekretaris KPUD Kab Situbondo, kondisi gunung Ijen tidak bermasalah bagi keselamatan warga sekitar. “Level waspada itu masih ada aktivitas tapi tidak berbahaya bagi masyarakat yang berada did ekat kawasan Gunung Ijen,” papar Zainul Arifin.  [cyn.htn.awi]

Tags: