10 Sekolah di Kab Probolinggo Gelar PTM

Kelas VI murid SDN Sumber Pembelajaran Tatap Muka (PTM). [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Mulai Senin (26/10) kemarin, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) melakukan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa kecamatan di Kabupaten Probolinggo yang secara konsisten ada pada zona hijau dan kuning.
Menurut Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi, sudah ditemukan ada enam kecamatan yang secara konsisten ada di zona hijau dan kuning. Di masing – masing kecamatan itu ada dua jenjang pendidikan, yakni SD dan SMP. Dalam pelaksanaannya tetap mengacu kepada keputusan bersama 4 Menteri dalam protokol kesehatannya.
Rozi menjelaskan, apabila selama dua minggu pelaksanaan uji coba PTM hasilnya baik, maka akan dilakukan persebaran atau peningkatan jumlah satuan pendidikan yang akan melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka. Tetapi juga tetap harus di zona hijau atau kuning yang secara konsisten dalam 1 bulan terakhir.
“Uji coba PTM ini dilakukan di Kecamatan Lumbang, Sumber, Kuripan, Tiris, Krucil dan Wonomerto. Tetapi tetap akan dilakukan evaluasi khawatir ada perubahan zona di 6 kecamatan ini. Awalnya Kecamatan Sukapura masuk, tetapi sudah menjadi orange sehingga kita tidak ingin menanggung resiko karena ini cukup beresiko bagi anak – anak,” tegasnya.
Untuk teknis pelaksanaannya terang Rozi, pertama dari pelaksanaannya para guru yang mengajar di sana adalah guru yang memang tinggal di zona hijau dan kuning. Guru tidak boleh dari zona orange apalagi zona merah. Kemudian pelaksanaan pembelajarannya tetap melaksanakan Protokol Kesehatan (Prokes) diantaranya menggunakan masker, cuci tangan dan physical distancing.
“Physical distancing dalam proses pembelajaran itu dalam satu kelas berisi maksimal 50% dari jumlah yang ada di kelas itu. Jika SD itu maksimal ada 28 siswa, maka dalam satu kelas menjadi 14 siswa. Untuk jenjang SMP, apabila ada 32 siswa dalam satu rombongan belajar, maka yang masuk hanya 16 siswa. Artinya bahwa strategi pembelajaran yang digunakan menggunakan shift learning atau pembelajaran bergantian dengan maksimal 50%,” terangnya.
Rozi menambahkan, PTM di tengah pandemi Covid 19 ini sebenarnya adalah solusi bagi kejenuhan anak melaksanakan pembelajaran secara Daring maupun Luring. Sekaligus sebagai solusi terhadap kejenuhan orang tua yang membersamai anaknya. Hasil penelitian pada pandemi Covid 19 ini, ada peningkatan tindak kekerasan terhadap anak yang itu notabene lebih banyak dilakukan orang tuanya. Sehingga harapannya ini menjadi salah satu opsi dan sekaligus solusi untuk memecah kebuntuan terhadap sasaran pembelajaran di tengah pandemi Covid 19 di tingkat kejenuhan masyarakat.
Uji coba PTM tingkat SD-SMP di Kabupaten Probolinggo digelar. Hari ini, ada 10 lembaga SDN dan SMPN di lima kecamatan yang mulai terapkan PTM. Jumlah itu berkurang dari rencan awal, karena Kecamatan Sukapura masuk zona orange. Saat dikonfirmasi kemarin, Rozi mengatakan, setelah dilakukan kajian dan pemetaan, hanya lima kecamatan yang siap terapkan PTM. Yaitu Kecamatan Lumbang, Sumber, Kuripan, Krucil dan Tiris.
Rozi menjelaskan, pihaknya sudah mulai menyiapkan uji coba PTM, mulai dari jumlah siswa, guru semua harus dari zona hijau. Termasuk jam belajarnya tiap harinya hanya tiga jam, mulai pukul 07.00 sampai pukul 10.00 WIB. Jumlah siswa yang belajar dalam satu kelas pun hanya 50% dari kapasitasnya.
“Uji coba PTM di tengah pandemi ini, hanya dilakukan tiga jam pembelajaran dalam sehari atau satu sesi. Tidak dibuat dua sesi, karena dipastikan siswa sesi pertama akan bertemu dengan sesi kedua. Sehingga, sistemnya nanti satu minggu masuk sekolah, satu minggu belajar dari rumah,” terangnya.
Uji coba pembelajaran PTM, dikatakan Fathur, mengedepankan Prokes. Mulai dari siswa dan guru wajib memakai masker, tempat duduk pembelajaran di kelas pun jaraknya diatur. Sehingga, dalam pembelajaran di kelas mencegah penyebaran Covid 19.
Uji coba pembelajaran PTM mengedepankan Prokes. Mulai dari siswa dan guru wajib memakai masker, tempat duduk pembelajaran di kelas pun jaraknya diatur. Sehingga, dalam pembelajaran di kelas mencegah penyebaran Covid 19. ”Sekolah juga dilengkapi dengan fasilitas protokol kesehatan. tempat cuci tangan dan lainnya,” tambahnya. [wap]

Tags: