12 Siswa Absen UN, Tujuh Diantaranya DO

Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM saat Sidak pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di SMAN 1 Srengat, Kab Blitar bersama Forpimda Kab Blitar. [hartono/bhirawa]

Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM saat Sidak pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di SMAN 1 Srengat, Kab Blitar bersama Forpimda Kab Blitar. [hartono/bhirawa]

Bojonegoro, Bhirawa
Sebanyak 12 siswa tak mengikuti Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK sederajat di Kab Bojonegoro pada hari ketiga atau Rabu (6/4) kemarin. Dari 12 siswa itu, ternyata tujuh siswa mengundurkan diri atau Drop Out (DO).
Sebanyak 12 siswa peserta UN Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Berbasis Kertas (UNBK). Dua siswa peserta tak ikut ujian lantaran sakit, satu siswa meninggal dunia dan dua siswa menikah. Sementara, tujuh siswa yang dinyatakan mengundurkan diri.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Hanafi, alasan tujuh siswa mengundurkan diri beragam. Ada yang mundur lantaran sudah bekerja. Ada yang mendekati ujian pindah domisili karena mengikuti orang tua. Ada juga yang mundur tanpa keterangan.
”Terkait siswa yang mengundurkan diri, kami sudah meminta pengelola sekolah mendatangi para murid dan meminta mereka tetap mengikuti UN. Kami juga minta agar dicari orang tuanya, sebisa mungkin diupayakan tetap mengikuti UN. Namun yang mengundurkan diri, mereka tetap diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan,” tegasnya.
Ditambahkan Hanafi, secara umum pelaksanaan UN hingga kini relatif lancar. Satu siswa yang sakit ada surat keterangan dari pihak orang tua wali murid. Satu siswa  itu mengikuti susulan tahun depan. Untuk yang mengerjakan di RS atau di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) tidak ada.
Sementara dari 12 siswa yang absen ikut UN, yakni 1 minggal bernama Moch ali Fauzan dari SMKN Purwosari, 2 siswa sakit bernama Fadjri Ismania Mita dari MAN 2 dan Syahri Erich Sandy dari SMKN 3 Bojonegoro. Dua siswa menikah bernama Fifin Islamiah dan Indah Purnamasari dari SMK Dharmawan.
Sedangkan tujuh siswa drop out, yakni satu siswa bernama Rizki Ayu Febriyanti dari SMA PGRI Ngasem dan ribu siswa dari SMA PGRI Padangan, yakni Aji Kurniawan IPS, Awan Ardianita IPS, Bagus Purnomo dan Fitra Wahyu Utomo. Kemudian dua siswa menikah, yakni Amamatul Hamida dan Wati Indrawati dari MA IT Sakur Almarzuki.
Di Kab Blitar, Satu Siswa Bakal Ikuti Ujian Susulan
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA/SMK/MA di Kab Blitar dipastikan Dinas Pendidikan Kab Blitar berjalan dengan lancar. Pelaksanaan UN yang dimulai sejak Senin 4 April lalu hingga Kamis (7/4) kemarin dilaksanakan ada dua cara, yakni Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau ujian secara online maupun UN Paper Basic Test (PBT) diikuti 23.498 peserta didik.
”Untuk Pelaksanaan UNBK maupun PBT semua berjalan lancar, baik untuk SMA, MA, dan SMK,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kab Blitar, Totok Subihandono.
Ditambahkan Kepala Seksi (Kasi) Pengendali Mutu, Suhartono, sementara untuk UNBK yang pada tahun ini merupakan tahun pertama di gelar di Kab Blitar, Dinas Pendidika mengaku bangga dengan kesiapan lembaga pendidikan penyelenggara UNBK dan peserta didik.
”Tahun ini kami bangga karena pertama kali pelaksanaan UNBK yang berjalan cukup lancar, dan tak ada kendala yang berarti,” kata Suhartono.
Bahkan dari keseluruhan peserta didik yang mengikuti UN, hanya ada satu yang dipastikan akan mengikuti UN susulan, yakni siswa dari SMK Kesehatan Kesamben yang sakit saat pelaksanaan UN. ”Nantinya yang bersangkutan akan mengikuti UN susulan pada 11 sampai 14 April mendatang,” jelasnya.
Sementara puluhan siswa lainnya yang terdaftar di Daftar Nominasi Tetap (DNT) akan tetapi tak mengikuti UN jumlahnya ada 18 siswa. 10 siswa dari tingkat SMA dan MA, sementara delapan siswa dari SMK.
”Mereka sudah masuk dalam DNT, tapi sebenarnya yang bersangkutan sudah mengundurkan diri atau keluar dari sekolah  masing-masing, dengan alasan yang tak jelas,” imbuhnya.
Anggota DPRD Kab Blitar, Abdul Munib juga berharap semua pelaksanaan UN tahun depan akan lebih banyak sekolah menggunakan sistem online, sehingga pihaknya juga berharap adanya kesiapan masing-masing sekolah untuk menyiapkan perangkat Komputer yang memadai.
”Mulai tahun ini meskipun masih beberapa sekolah yang menggunakan sistem online, semoga akan lebih banyak lagi pada tanun depan. Untuk itu saat ini sekolah harus bisa memikirkan kesiapan UN tahun depan. Karena selain akan memudahkan pengawasan juga akan meminimalisir kecurangan,” kata Abdul Munib. [bas.htn]

Tags: