DPRD Sidoarjo Dukung Deklarasi Lawan Korupsi

Ketua DPRD dan Ketua PP Muhammadiyah berorasi sambil melihat penangkapan tikus sebagai simbol koruptor. [achmad suprayogi/bhirawa]

Ketua DPRD dan Ketua PP Muhammadiyah berorasi sambil melihat penangkapan tikus sebagai simbol koruptor. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Deklarasi Gerakan Berjamaah Melawan Korupsi yang dilakukan PDPM (Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah) Sidoarjo, menghadirkan Ketua PP Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjutak mendapat dukungan dari wakil rakyat Sidoarjo.
Prosesi deklarasi yang digelar di Auditorium SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, pada Sabtu (30/7) lalu, dihadiri Ketua DPDR Kab Sidoarjo, H Sulamul Hadi Nurmawan beserta seluruh elemen Muhammadiyah.
Dalam orasinya, Ketua DPRD Sidoarjo mengungkapkan kalau pemicu korupsi itu bukan dari dalam dirinya saja, tetapi dari luar juga menjadi pemicunya. Misalnya, seorang anggota dewan ketikan makan di warung kopi, ternyata digojloki anggota dewan tidak pantas makan di warung kopi. Ketika ada sumbangan dan menyumbang Rp200 ribu, ternyata digojloki lagi, mestinya anggota dewan itu menyumbang minimal Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. ”Itulah pemicu pejabat publik, jika tidak kuat mental maka mereka akan melakukan korupsi,” ungkap Gus Wawan, sapaan akrabnya.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung sekali Deklarasi Berjamaah Melawan Korupsi. Apalagi telah dilakukan juga dengan mendirikan Pondok Pensantren Anti Korupsi yang berada di Tanggulangin. ”Semoga apa yang dilakukan Pemuda Muhammadiyah ini, bisa bermanfaat dan bisa mengikis adanya korupsi yang sangat merugikan masyarakat,” tegas Gus Wawan.
Sementara Dahnil Anzar Simanjutak dalam orasinya menjelaskan, kondisi keberadaan korupsi yang sudah mengakar, sudah menjadi budaya, sudah menjadi tradisi, dan juga dilakukan secara berjamaah. Maka, dalam memberantasnya harus membudaya, membentuk budaya baru, secara berjamaah melawan korupsi.
Menurut Dahnil, kalau kondisinya sudah seperti itu, kita tidak akan bisa mencegah maupun memberantas korupsi secara sendiri-sendiri. Oleh karena itu, kita membuat tradisi baru mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berjamaah memberantas korupsi.
Dahnil juga memberikan contoh kepada para Pemuda Muhammadiyah yang memadati ruangan, menyontek itu merupakan bentuk awal dari korupsi. Apalagi pacaran, jadi pacaran itu juga korupsi. Mengapa? ”Karena belum waktunya pegang tangan, tetapi sudah dilakukan duluan sebelum menikah,” jelas Dahnil yang disambut tepuk tangan para remaja Muhammadiyah.
Selain deklarasi, menurut Ketua PDPM Sidoarjo Syamsul Hadi, gerakan berjamaan anti korupsi akan diikuti dengan peresmian Pesantren Anti Korupsi. Ini merupakan pilot project amal usaha Muhammadiyah yang pertama kalinya, menetapkan diri sebagai area bebas korupsi.
”Pesantrennya sudah ada di Desa Penatarsewu, Kec Tanggulangin. Yakni Pondok An Nur. Pondok tersebut terus akan kita dampingi sebagai area wajib jujur dan bebas korupsi,” pungkas Samsul, sapaan akrabnya. [ach]

Tags: