20 Drone Disiagakan di Titik Rawan Macet

Kapolda-Jatim-Irjen-Pol-Anas-Yusuf-saat-melakukan-pengecekan-sarana-prasarana-lalulintas-jelang-Operasi-Ketupat-Semeru-2015-Senin-(6/7).-[abednego/bhirawa].

Kapolda-Jatim-Irjen-Pol-Anas-Yusuf-saat-melakukan-pengecekan-sarana-prasarana-lalulintas-jelang-Operasi-Ketupat-Semeru-2015-Senin-(6/7).-[abednego/bhirawa].

Polda Jatim, Bhirawa
Mengantisipasi terjadinya kemacetan dan laka lantas saat mudik Lebaran 2015 di Jawa Timur, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim menyiapkan 20 unit Drone (pesawat tanpa awak) untuk memantau 12 wilayah yang masuk kategori rawan kemacetan dan laka lantas.
Adapun 12 titik pantauan selama Operasi Ketupat Semeru 2015, diantaranya adalah Ngawi, Madiun dan perbatasan Mengkreng, yakni Jombabg, Kediri, Nganjuk (Wilangan). Selanjutnya, Drone juga ditempatkan di daerah Duduk Sampeyan, Pasar Babat Lamongan, Karanglo Malang, Simpang 3 Pendem Batu, Simpang Apollo Gempol-Pasuruan.
“Kami tempatkan Drone di 12 titik rawan kemacetan dan laka lantas di Jatim. Tujuannya untuk memantau titik kemacetan yang sulit dijangkau mata,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf didampingi Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Verdianto Iskandar, Senin (6/7).
Kapolda menjelaskan, fungsi dari Drone adalah untuk pantauan arus mudik yang datang dan yang meninggalkan titik pantauan. Selain itu, Drone juga digunakan untuk mengawasi setiap jalur-jalur yang rawan akan kecelakaan. Sehingga, apabila dijumpai laka lantas, maka petugas yang memonitor dapat langsung ke TKP.
“Dengan penggunaan Drone, petugas akan lebih leluasa dalam memantau arus mudik Lebaran. Jika ditemukan adanya laka lantas, petugas monitoring akan segera dapat mengatasinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Dirlantas Polda Jatim kombes Pol Verdianto Iskandar menambahkan, selama Lebaran 2015, petugas akan disiagakan 24 jam. Apabila dijumpai laka lantas, Verdianto mengaku sudah menyediakan truk derek. “Kalau ada kecelakaan, bangkai kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan akan kami pindahkan, maksimal satu jam agar tidak mengganggu lalu lintas,” tambahnya.
Verdianto menegaskan, seluruh infrastruktur jalan di Jatim sudah di cek, dan kondisinya cukup bagus dan tidak ada masalah. Terkait titik PAM Lebaran, Verdianto menjelaskan, di Jatim terdapat 40 lebih titik rawan kecelakaan. Sementara titik kemacetan lalu lintas berjumlah 70 titik. “Nantinya seluruh personil akan disebar keseluruh titik rawan kecelakaan dan kemacetan,” tegasnya.
Tambah CCTV
Menurtunkan potensi kejahatan di wilayah terminal terutama saat arus mudik lebaran, Dishub Surabaya menambah jumlah CCTV di sejumlah lokasi terminal.
” Kami sudah ada 30 CCTV dan nantinya akan ditambah sejumlah 4 guna untuk memantau kawasan-kawasan rawan dilingkungan terminal. Sekaligus untuk antisipasi tindak kejahatan yang bisa saja terjadi dikeramaian mudik lebaran nanti,” terang Plt Kepala Dishub Kota Surabaya, Irvan Wahyu Drajad kepada Bhirawa, Senin (6/7) kemarin.
Irvan menambahkan, meski pengamanan petugas di lingkungan terminal sudah cukup optimal, pihaknya tak ingin kecolongan dengan aksi pelaku kejahatan yang memanfaatkan keramaian saat mudik Lebaran nanti.
Penempatan CCTV dititik-titik rawan, dilingkungan terminal Purabaya misalnya, dipastikan sebagai satu diantara antisipasi terjadinya tindak kejahatan disaat kepadatan arus mudik berlangsung. “Saat keramaian atau kepadatan arus mudik terjadi dilingkungan terminal, pelaku kejahatan biasanya memanfaatkan situasi itu. Ini yang kami coba antisipasi. CCTV kami tempatkan dibeberapa titik,” terangnya.
Beberapa waktu sebelumnya, penertiban calo dan copet dilakukan diterminal Purabaya dan terminal Joyoboyo. Pelaku percaloan biasanya memanfaatkan mereka yang dari luar negeri atau luar pulau saat membutuhkan angkutan menuju kampung halaman.
“Biasanya calo-calo itu memanfaatan kelengahan warga masyarakat yang dari luar pulau atau bahkan dari luar negeri saat mereka butuh kendaraan untuk kedesa tujuan masing-masing. Pada saat itulah mereka memasang tarif tidak wajar,” tambah Irvan.
Oleh karena itu, justru jauh hari menjelang Lebaran, Dishub Surabaya menggandeng sejumlah instansi untuk menjamin rasa aman serta memberikan layanan maksimal kepada masyarakat.
Sementara itu, Kepala UPTD Terminal Purabaya, Bungurasih Sidoarjo May Ronald menengarai pelanggaran yang dilakukan armada bus, tidak lepas dari upaya kejar setoran.
“Mereka berharap setoran besar, dari jumlah penumpang yang banyak, tetapi mengabaikan keselamatan serta hak-hak dari penumpang. Kemudian mereka melanggar, dengan harapan tidak ketahuan. Ini yang selalu terjadi di lapangan,” papar May Ronald.  [bed.geh.dre]

Tags: