30 Balita Sidoarjo Alami Gizi Buruk

5-foto balita-ali-2Sidoarjo, Bhirawa
Diduga terkena penyakit penyerta dan pola asuh tak betul, sebanyak 30 Balita di Kab Sidoarjo diidentifikasi mengalami gizi buruk, setelah dilakukannya pemantauan rawan pangan dan pelacakan kasus gizi buruk oleh Dinas Kesehatan Sidoarjo bersama tim baru-baru ini.
Ke 30 Balita itu, menurut umur, berat badannya kurang atau dibawah garis merah. Mereka diantaranya berada di Kec Balongbendo, Jabon, Gedangan, Krembung, Tanggulangin, Waru, dan Candi.
Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Dinkes Sidoarjo, Dra Ida Ernanti Apt, dari penyakit penyerta para Balita ada yang terserang Tubercolosis (TB) bahkan HIV. Sedangkan pola asuh yang tak betul, orang tua memberi makan pada anak hanya menuruti kemauan anak saja. Misalnya hanya dengan lauk krupuk saja. Padahal seharusnya makanan Balita komposisi lauk pauknya lengkap.
”Harusnya dengan komposisi lauk yang lengkap, misalnya selain ada lauk hewani, juga harus ada lauk nabati seperti tahu, tempe, kacang tanah, juga ada buah-buahan,” terang Ida, didampingi  Kasi Gizi Masyarakat,Sri Andari, SKM, Selasa ( 7/10) kemarin, ketika ditemui di kantornya.
Lauk lengkap itu, menurut Ida, harus diberikan sejak Balita berusia enam bulan sampai dua tahun. Karena saat itu merupakan masa emas. Yakni masa kritis otak agar tak terhambat perkembangannya.
”Karena itu kini kami sedang mengencarkan gerakan 1.000 pertama kehidupan, fokusnya pada ibu hamil sampai anak berusia 2 tahun,” terang Ida kepada Bhirawa.
Karena masih ditemukannya Balita yang menderita gizi buruk, maka menurut Ida, deteksi secara dini harus dilakukan supaya bisa mencegah agar kondisinya tak sampai terlalu parah. Selain itu, memberikan stimulan pada keluarga Balita yang mengalami sejumlah bantuan untuk keperluan gizi balita. Seperti beras, kacang hijau, minyak dan telor ayam.
”Tak lupa kita juga memberi pemahaman agar memberikan konsumsi yang beragam pada Balitanya,” kata Ida.
Sehingga Ida harus mensosialisasikan, terjadinya kasus gizi buruk sebenarnya tak hanya melulu menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan saja. Tapi juga tanggung jawab instansi lintas sektoral sesuai dengan Tupoksinya masing-masing.
Seperti dalam pelacakan kasus gizi buruk tahun ini, Dinkes Sidoarjo juga berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait seperti dari BPMPKB, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan Perikanan, Bagian Kesra dan Bagian Humas. [ali]

Keterangan Foto : Untuk perbaikan gizi Balita, sejumlah Balita di Sidoarjo baru-baru ini juga sempat dihadirkan Dinas Kesehatan Sidoarjo dalam kegiatan motivator ASI eklusif.

Rate this article!
Tags: