30 Sekolah Uji Kualitas Air Sungai Lewat Vlog

Ratusan pelajar SD hingga SMA sederajat pantau kwalitas air sungai Pancar Glas. [wiwit agus pribadi]

Lomba Diksun Mama oleh DLH Kota Probolinggo
Probolinggo, Bhirawa
Sejak 2014, UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, konsisten mencetak kader-kader muda, agar memiliki kemampuan menganalisa kualitas air sungai dan kesehatan habitat sungai secara biologis melalui kegiatan Detektif Kecil Sungai Memantau Bersama (Diksun Mama).
Saat pandemic Covid-19 ini, kegiatan Diksun Mama tetap dilaksanakan dengan menggunakan media vlog yang bisa diunggah melalui media sosial.
Kepala DLH Kota Probolinggo Drs. Rachmadeta Antariksa, M.Si, Rabu (13/5) mengatakan pihaknya mengambil kebijakan mengumumkan 4 terbaik untuk di babak semi final. “Peserta terbaik yang memiliki nilai seri di masing-masing jenjang akan kami tandingkan lagi. Namun, tidak lagi harus memantau kualitas air sungai, tetapi presentasi di hadapan dewan juri. Mengingat, kondisi di tengah pandemi Covid-19, presentasi Insyaallah kami laksanakan secara telecoference pada Juni mendatang,” ujarnya.
Tidak hanya sungai di Kota Probolinggo, sungai di sekitarwilayah Kota Probolinggo, juga kerap menjadi sasaran pemantauan. Salah satunya, UPTD Laboratorium Lingkungan Kota Probolinggo, mengajak kader Diksun Mama memantau kondisi sungai di Desa Sentul, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
Setidaknya ratusan pelajar dari 30 sekolah mulai tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Kota Probolinggo, itu tampak antusias mengikutinya. Saat itu, setiap sekolah diwakili tiga pelajar dengan seorang guru pendamping.
Kegiatan ini diselengarakan UPTD Laboratorium Lingkungan DLH Kota Probolinggo, sebagai kegiatan pralomba atau pembekalan sebelum seluruh peserta berkompetisi dalam Lomba Diksun Tahun 2020.
Kegiatan diawali dengan sosialiasasi pemantauan kualitas air sungai dengan metode Bioasessment oleh DLH kota Probolinggo. Usai sosialisasi, para kader Diksun langsung mempraktikkannya dengan memantau kualitas air Sungai Pancarglagas.
Sekretaris DLH Kota Probolinggo Retno Wandansari, S.Pt., MP, saat mendampingi Rachmadeta mengatakan, berbagai cara dilakukan Pemkot Probolinggo untuk meningkatkan partisipasi masyarakat agar perduli terhadap lingkungan, serta menjadikan sungai tetap bersih dan indah.
“Salah satunya dengan mencetak kader lingkungan Diksun. Selanjutnya, detektif kecil sungai inilah yang akan ikut andil mengingatkan keluarga, teman, saudara, atau mungkin tetangga-tetangganya untuk ikut membantu pemerintah agar jangan ada lagi yang membuang sampah di sungai,” tuturnya.
Retno mengungkapkan, memilih Sungai Pancarglagas sebagai lokasi pemantauan kualitas air sungai sebelum peserta mengikuti Lomba Diksun, karena pemandangannya indah dan lingkungan sungai masih bagus. “Kami pilih lokasi ini biar adik-adik bisa membandingkan. Karena, kan memang ekosistem di sini tidak sama dengan ekosistem sungai-sungai di Kota Probolinggo. Sementara, kalau pemantauan sungai-sungai di Kota Probolinggo, sendiri sudah sering,” ujarnya yang juga didampingi Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan Kota Probolinggo, Sri Wulandari, S.E., M.M.
Di Sungai Pancarglagas, kata Retno, pihaknya membandingkan melalui metode bioassessment. Biota apa saja yang diwakili ekosistem seperti ini dengan air sungai yang deras dan lingkungan yang bersih. Sehingga, peserta tahu bedanya dengan biota-biota di sungai Kota Probolinggo. Sri Wulandari menambahkan, dengan metode bioassessment system scoring, siswa diharapkan dapat memantau kualitas air sungai secara mandiri.
Kepala Desa Sentul, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo Timbul Sujatmiko, mengaku senang dengan kehadiran detektif kecil sungai dari Kota Probolinggo. Pihak desa bersyukur, karena sebelumnya belum pernah ada pemantauan seperti dilakukan mereka. Menurutnya, hasil pemantauan kualitas air sungai itu bisa menjadi referensi bagaimana update kualitas air sungai di wilayahnya.
Usai mendapat sosialisasi dan praktik langsung, selanjutnya ratusan pelajar dari 12 SD/MI; 9 SMP/MTs; dan 9 SMA/SMK/MA itu bergantian memantau kualitas air sungai dengan metode bioassessment di sungai-sungai Kota Probolinggo. Di antaranya, di Sungai Legundi, Kasbah, Banger, Umbul, Sumber Taman, hingga aliran Sungai DAM Wiroborang. Kegiatan itu dilakukan mulai Senin-Jumat.
Dalam Lomba Diksun kali ini, setiap peserta harus mendokumentasikan pemantauannya dalam format video yang dikemas dalam bentuk vlog. Selain konten harus menarik, vlog setiap peserta atau sekolah juga diharapkan mampu menampilkan kreativitas masing-masing.
Ada dua juri yang didapuk untuk menilai hasil kerja peserta. Yakni, praktisi media sosial M. Robert Fuad Alhadi dan M. Ghulam Hikmatiar S.Kom, selaku konten kreator. Sejatinya, panitia menentukan 9 pemenang. Yakni, juara 1, 2, dan 3 untuk setiap jenjang sekolah. Namun, penilaian yang begitu kompetitif menghasilkan nilai seri, baik di jenjang SD/MI maupun SMP/MTs, tambahnya. [wap]

Tags: