30,13 Persen Industri Jatim Dikuasai Mamin

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim mencatat kontribusi terhadap sektor industri secara nasional hingga akhir 2016 masih cukup menjanjikan. Bahkan dari catatan yang ada, kontribusi dari Jatim mencapai 20,57 persen dari total kontribusi industri secara nasional.
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengatakan, kontribusi terbesar sektor industri dari Jatim masih dikuasai sektor makanan dan minuman yang kontribusinya mencapai 30,13 persen terhadap industri dalam skala nasional.
“Ke depan akan diupayakan bisa ditingkatkan agar kontribusinya semakin besar. Sektor lain juga akan menjadi fokus tim ekonomi kita di tahun 2017 nanti,” kata Gus Ipul, sapaan lekat Saifullah Yusuf, ketika ditanya terkait evaluasi akhir tahun kinerja perekonomian Jatim, Senin (3/1).
Dari data yang ada, selain sektor makanan dan minuman; sektor pengolahan tembakau juga masih mendominasi terhadap sektor industri secara nasional dengan sumbangan mencapai 37,26 persen. Sektor lain yang juga tinggi sumbangannya adalah industri pengolahan kayu yang mencapai 24 persen. Kemudian ada juga sektor industri kimia dan farmasi dengan sumbangan sebesar 8,40 persen.
Lantas disusul sektor industri pengolahan dengan sumbangan 5,31 persen. Dan terakhir adalah sektor industri kertas dengan sumbangan mencapai 5 persen. “Beberapa langkah sudah kami siapkan untuk meningkatkan kinerja sektor industri,” ujar Gus Ipul.
Langkah itu diantarnya adalah dengan mendorong adanya pembiayaan murah tak hanya untuk industri besar melainkan juga untuk sektor UMKM. Suku bunga dua digit akan dipangkas sehingga bunga di bawah 10 persen akan menjadi solusi utama. “Kita selalu kalah bersaing dengan negara lain karena suku bunga kredit kita masih terlalu tinggi,” kata Gus Ipul.
Selain itu, bahan baku penopang industri yang saat ini 79 persen masih mengandalkan impor juga akan dicarikan solusi dengan cara memaksimalkan bahan baku dalam negeri. Perusahaan besar maupun UMKM juga akan didorong untuk melakukan Revitalisasi mesin dan peralatan produksi sehingga produk dari Jawa Timur tidak lagi kalah bersaing.
Selain packagingnya yang cantik, dengan mesin modern dengan sendirinya juga akan mampu meningkatkan efisiensi perusahaan yang ujungnya bisa menghasilkan produk yang murah dan mampu bersaing.
“Khusus sektor UMKM, kami juga akan dorong adanya peningkatan kualitas SDM sehingga kualitas produk UMKM juga akan meningkat,” tambah mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Puluhan kantor pereakilan dagang yang saat ini dimiliki Pemprov Jatim juga akan lebih dimaksimalkan sehingga mampu menambal defisit neraca perdagangan akibat lesunya perekonomian global. Perwakilan dagang ini sekaligus juga akan menjadi wakil dagang untuk mendukung interkoneksi antar pulau. Selama ini, banyak kapal-kapal antar pulau yang kosong karena tidak adanya pihak yang menjadi agen perdagangan.
Dengan perwakilan dagang ini, nanti bisa dijadwal setiap hari Rabu misalnya khusus mengirim kebutuhan dari Kalimantan, selanjutnya provinsi lain hari berikutnya. “Kalau sudah terjadwal nanti tidak akan ada lagi cerita kapal dari Kalimantan atau Papua kosong dan berbiaya mahal. Dengan berbagai upaya ini, keberlangsungan perekonomian Jatim diharapkan tetap menjadi ujung tombak ekonomi nasional,” tandasnya. [iib]

Tags: