Agrowisata di Jatim Jadi Destinasi Alternatif

Salah seorang petani belimbing saat memanen hasil tanamnya di lokasi agrowisata belimbing Ngringinrejo Bojonegoro.

Salah seorang petani belimbing saat memanen hasil tanamnya di lokasi agrowisata belimbing Ngringinrejo Bojonegoro.

Awalnya Hanya Dikenal di Kota Batu, Sekarang Tersebar di Banyak Lokasi
Kota Surabaya, Bhirawa
Agrowisata di Jatim merupakan destinasi alternatif bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanagera. Karena itu Jatim diminta terus mengembangkan potensi ini untuk memacu jumlah kunjungan sekaligus menambah PAD serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Agrowisata adalah aktivitas wisata dengan melibatkan penggunaan lahan pertanian atau fasilitas terkait yang menjadi daya tarik dan memiliki beragam variasi. Di Jatim, awalnya agrowisata hanya dikenal di Kota Batu Malang, namun saat ini semakin banyak lokasi yang membangun destinasi wisata serupa, antara lain agrowisata belimbing di Bojonegoro, Blitar dan lainnya.
“Agrowisata di Jatim tak hanya memberikan pemandangan, tapi pendidikan bagi wisatawan,” ujar Pengamat Pertanian asal Universitas Brawijaya (UB) Malang Nur Baladina kepada Kantor Berita Antara belum lama ini.
Menurut dia, masyarakat saat ini dinilai jenuh dengan destinasi wisata yang sudah ada, seperti wahana atau permainan, wisata kolam renang, wisata mal atau pusat perbelanjaan dan lainnya.
Karena itulah dengan adanya agrowisata diharapkan semakin menambah jumlah kunjungan di Jatim sekaligus menambah PAD serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, keunggulan agrowisata adalah menambah pendidikan, kecerdasan, bahkan mampu membentuk karakter pengunjung, khususnya untuk anak usia sekolah.
“Ukuran pintar itu tidak hanya hebat di Matematika, Fisika, Kimia dan lainnya, tapi sekolah alam bisa membentuk karakter anak dengan melihat secara langsung proses pertanian sejak awal sampai akhir,” katanya.
Karena itu Nur Baladina menyarankan kepada pemerintah agar melengkapi fasilitas dan sarana prasarana di destinasi agrowisata untuk menambah daya tarik pengunjung.
“Kalau tidak ada dukungan dari pemerintah tidak mungkin bisa berkembang. Satu lagi, promosi agrowisata harus semakin ditingkatkan agar semakin banyak yang tahu bahwa wisata tak sekadar jalan-jalan, tapi belajar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang pengembangan Produk Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Handoyo menyampaikan hal sama, yakni kunjungan ke kawasan agrowisata tak hanya sekadar melihat tanaman tumbuh, tapi juga mendapat pendidikan.
“Pengunjung akan mengerti bagaimana cara memulai pembibitan, perawatan menggunakan air, pupuk serta mengantisipasi masalah hama, panen hingga pascapanen dengan melakukan budidaya atau olahan,” katanya.
Secara umum, kata dia, Indonesia dinilai beruntung karena memiliki keragaman sumber daya pertanian yang besar dan keragaman hayati melimpah. “Termasuk letak negara yang strategis dengan iklim tropis, daerahnya mulai dataran rendah, pegunungan dan tanahnya umumnya vulkanis yang subur dan banyaknya populasi penduduk sehingga menjadi target pasar potensial,” katanya.  [Gegeh]

Tags: