AKBP Toni Sugiyanto: Sidoarjo Rawan Peredaran Narkoba

AKBP Toni Sugiyanto. [alikus/bhirawa]

(OPD Diingatkan Lakukan Aksi Nasional P4GN)

Sidoarjo, Bhirawa
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sidoarjo terus mengingatkan semua OPD di Kab Sidoarjo agar tidak lupa, untuk melakukan kegiatan Rencana Aksi Nasional (RAN) 2019 tentang Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaaan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Menurut Kepala BNNK Sidoarjo, AKBP Toni Sugiyanto, karena Rencana Aksi Nasional 2019 itu merupakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 tahun 2018. Maka diingatkan kepada semua OPD di Kab Mojokerto melakukan P4GN.
”Maka kami akan terus mengingatkan OPD di Kab Sidoarjo agar melakukan aksinya dalam upaya pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba,” tegas Toni, Rabu (12/6) kemarin.
Aksi yang akan dilakukan OPD di Kab Sidoarjo dalam upaya ikut membantu Program P4GN itu, kata Toni, bisa beragam. Misalnya melakukan tes urine, membentuk relawan, melakukan penyuluhan ataupun memasang spanduk anti Narkoba. BNNK Sidoarjo akan siap membantu OPD apabila ada kendala – kendala teknis, dalam pelaksanaan kegiatan RAN 2019 P4GN itu.
Kegiatan OPD di Sidoarjo dalam upaya ikut mensukseskan RAN 2019 P4GN itu. Menurut Toni, harus dilaporkan kepada Sekretaris Kabinet pada Bulan Juli mendatang. Toni mengatakan para OPD di Kab Sidoarjo dalam upaya ikut membantu mencegah peredaran dan pemakaian Narkoba, kalau bisa tidak hanya sebatas ketika ada moment kegiatan RAN 2019 P4GN ini saja. Namun alangkah bagusnya juga berlanjut.
Karena wilayah Kab Sidoarjo ini, menurut Toni, dianggap sebagai rawan dalam kejahatan Narkoba. Beberapa alasannya, selain dekat dengan Kota Metropolis Surabaya, wilayah Sidoarjo juga ada tempat transit kedatangan orang dari berbagai tempat. Baik dari dalam negeri dan luar negeri. Yakni adanya terminal Bandara Juanda dan terminal darat Purabaya.
”Tempat transit itu dimungkinkan bisa dimanfaatkan pelaku kejahatan Narkoba untuk mendistribusi barang dagangannya. Juga tidak dipungkiri, sejumlah tempat di wilayah Sidoarjo pernah dijadikan sebagai gudang obat-obatan terlarang itu,” kata Toni.
Sehingga dimungkinkan desa – desa yang ada di Kab Sidoarjo pun, ada yang sudah sampai disusupi peredaran dari obat-obatan terlarang itu.
Tidak menutup kemungkinan pula, lanjut Toni, ada juga ASN di Sidoarjo yang saat ini kecanduan dari obat-obatan terlarang itu. Kalau sampai ada, Toni mendoakan supaya oknum ASN itu bisa segera sadar dan menghentikannya, sebelum oknum ASN itu keburu ditangkap oleh petugas.
Toni menegaskan, pihaknya kini melakukan memapping peredaran Narkoba di wilayah Sidoarjo. Dari hasil mapping itu akan ada wilayah yang ditetapkan dengan kondisi bahaya, waspada, rawan dan aman.
”Supaya kita tahu wilayah mana yang harus diprioritaskan dalam upaya pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Sidoarjo,” jelas Toni yang pernah bertugas di BNN Prov Jatim itu.
Lingkungan sekolah saat ini juga dinyakini mulai rawan terhadap peredaran Narkoba. Sehingga BNNK Sidoarjo, terus menggandeng dengan para guru BP di tingkat SD, SMP dan SMA.
”Indonesia sudah termasuk dalam kondisi darurat Narkoba, karena pemakai Narkoba ada yang mulai dari kalangan SD sampai ada profesor, mulai dari yang miskin sampai yang kaya, juga mulai dari bodoh sampai yang pintar,” kata Toni. [kus]