Alumni Jangkar Besi Batch I Kebanjiran Pesanan Kue Kering Lebaran

Kue kering produksi rumahan yang menjadi primadona disajikan tamu di Hari Raya Idul Fitri. Saat awal Ramadan sudah menerima pesanan ratusan toples.

Pemprov, Bhirawa
Bulan Ramadan membawa berkah. Termasuk bagi para alumni program inovasi Jangkar Besi (Jangkauan Bina Karya Berdedikasi) yang diinisiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melalui Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Karya (UPT RSBK) Madiun Dinas Sosial (Dinsos) Jatim.

Program Jangkar Besi Batch I telah dilaksanakan di Desa Tapelan Kabupaten Madiun. Program inovasi peraih TOP 30 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Provinsi Jatim tersebut telah resmi ditutup pada 23 Desember 2023 lalu.

Setelah program resmi ditutup, petugas Jangkar Besi tetap melaksanakan bimbingan lanjut agar peserta program tetap dapat fokus dalam perencanaan hingga eksekusi usaha dagang. Dari pelaksanaan bimbingan lanjut, diketahui beberapa peserta sudah mampu secara mandiri membuka usaha dagang, dan beberapa di antaranya tetap menjalankan usaha bersama di dalam kelompok.

Pada momen bulan Ramadan menjelang lebaran seperti saat ini tidak dilewatkan oleh alumni peserta Jangkar Besi untuk memasarkan produk mereka. Promosi dan perluasan pemasaran seperti yang telah diajarkan oleh petugas Jangkar Besi pada kelas digital marketing benar-benar diaplikasikan dengan baik. Buktinya, saat ini mereka mendapatkan banyak pesanan kue kering mulai dari pesanan ecer maupun grosir.

Mereka membuat pesanan tersebut di salah satu rumah anggota dengan modal yang mereka kumpulkan sendiri. Pengeluaran dan pemasukan dicatat dengan pembukuan sehingga mereka bisa mengendalikan pengeluaran dan pemasukannya.

Salah satu alumni peserta Jangkar Besi, Ega mengatakan, setelah program resmi ditutup, awalnya masing masing dari mereka mencoba sendiri. “Karena kami juga diberi kumpulan buku resep. Kami tidak melewatkan momen seperti sekarang, dan Alhamdulillah mendapatkan banyak pesanan. Keuntungan bisa kami gunakan untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.” katanya.

Sebagaimana disampaikan Kepala Dinsos Prov Jatim, Dr Alwi MHum sebelumnya kalau para klien/penerima manfaat mempersiapkan bekal diri agar mampu mandiri dengan cara memiliki keterampilan, kemudian mampu memasarkan produk dan mampu mandiri tidak tergantung dengan UPT Panti.

Lebih lanjut Alwi menegaskan maka penerima manfaat harus memiliki target dalam proses rehabilitasi sosial.Karena prinsip rehabilitasi sosial adalah mengembalikan fungsi sosial penerima manfaat sebagai warga dan masyarakat untuk bekerja dan berkarya. [rac.ina]

Tags: