Anggaran APBN Belum Siap, Jangan Paksakan Pakai APBD

Foto: ilustrasi

Rencana Pembangun Moda Transportasi Trem
DPRD Surabaya, Bhirawa
Legislatif mengingatkan agar Pemkot Surabaya berpikir ulang untuk memulai rencana pembangun moda transportasi massal trem  di tahun ini. Selain belum adanya anggaran APBN , upaya Pemkot untuk menawarkan sharing anggaran dinilai bakal menuai ketimpangan anggaran pembangunan.
Anggota komisi C DPRD Surabaya Vinsensius Awey menegaskan, dalam pertemuan Komisinya dengan pihak Kemenhub disebutkan berdasarkan pernjanjian antara Kementerian Perhubungan RI, PT KAI dan Pemkot tentang realisasi transportasi trem akan dianggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Namun kata Awey, Kamis(2/2), informasi yang didapat dari Kemenhub belum ada dana APBN sampai saat ini untuk proyek trem di Surabaya.pemerintah pusat masih berkonsentrasi pada pembangunan moda transportasi di beberapa daerah serta pembangunan infrastruktur  utamanya di daerah yang saat ini belum baik.
Awey juga menyebut kebenaran tentang adanya bantuan hibah dari Jerman untuk moda transportasi di jatim. Namun hal itu untuk moda transprotasi regional Surabaya-Sidoarjo-Grasik-Mojokerto, yang saat ini terparkir di Kemenhub.
“Sedang bantuan dari Jerman tersebut dipakai untuk pembangunan transportasi massal regional (Sidoarjo-Surabaya-Gresik-Mojokerto), bukan untuk Trem,” terangnya.
Terkait upaya Pemkot untuk menawarkan share anggaran kepadaKemenhub, Awey kembali  menegaskan agar Pemkot berhati-hati dalam menawarkan konsep tersebut. menurutnya proyek  trem tidak bisa  dikerjakan setengah-setengah.  Bahkan lanjut Awey, menteri Perhubungan sudah menyarakan agar pekerjaan tersebut harus dilakukan secara keselurahan.  “Jadi  konsepnya Kemenhub sendiri proyek semacam ini harus dikerjakan sekali tuntas, tidak sebagian-sebagian dahulu. Itu tidak bisa,” terangnya.
Artinya, lanjut Awey, meskipun dengan metode sharing anggaran, bakal membutuhkan biaya yang sangat besar. Sementara, lanjutnya, kondisi fiscal Pemkot Surabaya sendiri tidak mencukupi untuk pembiayaan proyek mercusuar seperti trem ini.
“Wong setiap kali kita minta perbaikan dan peremajaan infrastruktur di kota saja Pemkot masih sering bilang tidak ada anggaran. Bagaimana kalau ada proyek semacam trem ini, bisa menyedot banyak anggaran APBD,” ujarnya.
Awey meminta agar Pemkot lebih serius menata kembali infratsruktur  yang sudah ada dan beberapa wilayah kota yang belum tersentuh, seperti daerah pinggiran. Menurutnya, masih banyak  pekerjaan fisik infrastruktur jalan utama, jalan pemukiman, saluran drainase utama, sekunder dan tersier yang  belum selesai
“Masih banyak pemukiman pinggiran yang  belum tersentuh .Selama ini yang  baru tersentuh adalah tengah kota, yang baru tersentuh adalah pekerjaan fisik yang  tampak di mata oleh siapapun  sepertti trotoar di tengah perkotaan, jembatan Kenjeran, saluran drainase tengah kota, PJU, dan aneka taman kota,” ujarnya.
Terpisah Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan kota (Bappeko) Kota Surabaya, Agus imam Sonhaji mengatakan, pemangkasan tersebut dilakukan, karena keterbatasan APBN. Apabila biaya pembangunan angkutan massal cepat (AMC) seluruhnya mencapai Rp 2,4 Triliun, dengan pengurangan jalur yang dibangun biaya yang dibutuhkan juga akan berkurang. “Tinggal mengurangi saja. Tapi angkanya yang buat Kementrian Perhubungan,” tuturnya
Sonhaji menambahkan, Tahap awal sudah disepakati Bu Wali dan Pak Menteri (Menhub). Kalau yang awal selesai dilanjutkan ke Utara hingga Perak, paparnya.
Agus Imam Sonhaji memperkirakan, minggu ini pihaknya dan pemerintah pusat akan melakukan pertemuan membahas realiasi pembangunan di Surabaya. “Minggu  ini kita rapat di sini,” papar Mantan Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Ia mengestimasi proses pembangunan angkutan massal cepat, trem hanya berlangsung 1,5 – 2 tahun. Dengan adanya sarana transportasi trem, ia yakin, akan bisa mengurai kepadatan lalu lintas di Kota Pahlawan. “Mudah-mudahan dengan adanya Trem akan bsia mengurai kemacetan,” pungkasnya. [gat]

Tags: