Angin Kencang Nelayan Tak Melaut

Nelayan ProbolinggoProbolinggo, Bhirawa
Angin kencang yang melanda Probolinggo dan dikenal dengan Angin Gendingnya itu Pasca hari raya dulfitri 1435 H, membuat para nelayan tidak lagi beraktivitas selama dua minggu, pasalnya, angin tenggara mulai sangat kencang berhembus di pantai utara Probolinggo, lagi adanya pembatasan pembelian solar bersubsidi, para melayan memilih menambatkan kapalnya dan memperbaiki jaring ikan miliknya sampai situasu membaik.
Akibat tidak turunnya para nelayan ke laut tersebut ikan laut dipasaran sangatlah minim, dengan begitu maka harganya naik hingga 100 persen, seperti halnya ikan tongkol yang awalnya hanya seharga Rp.8000-Rp.9000 perekor, koni menjadi Rp. 18.000,- hingga Rp.20.000,- per ekor.
Menurut Rahmah pedagang ikan di Pelabuhan Pendaratan dan Pelelanganb Ikan di Mayangan Kota Probolinggo, angin kencang seperti ini sudah berjalan 2 minggu, biasanya ini akan terjadi selama bulan Agustus. Sudah Barang tentu sangat mempengaruhi akan harga ikan karena ikan sendiri sedikit.
Ikan yang ada itu dari nelayan yang nekat saja dan karena tidak ada pekerjaan lain, walaupun harus menanggung bahaya melawan angin kencang juga harus menanggung harga solar yang bersubsidi tersebut mulai di batasi oleh pemerintah.
Hal tersebut menjadi pukulan bagi nelayan, bagai mana tidak sudah harus melawan alam juga harus berfikir akan BBM yang semakin menjadikan nelayan berfikir dua kali untuk melaut, kata Karman Kelompok nelayan desa Dringu kabupaten Probolinggo. [wap]

Rate this article!
Tags: